TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KE-13
Hari-13:
Pagi ini Kak
Meira bangun seperti biasa, rebahan di karpet mendekati mama yang sedang screen
time. Mama langsung peluk-peluk, cium ‘roket’ “ciuuuuuung…” cium lagi. “ciuuuuung”..
Meira paling senang kalo Mamanya cium roket. Yaitu mencium dengan ancang-ancang
dan gerakan cepat seperti roket. Meira pun senyum-senyum… langsung saja karena
moodnya bagus seperti ritual biasanya mama bertanya, “Kak… mama hari ini mama mau
belajar di rumah sakit. Kak Meira hari ini sekolah ya.” Ucap mama dengan
lembut. “Enggak.. mau sama mama.”mukanya langsung cemberut. “mau main di rumah
sama mama.” katanya. “mau main apa?” mama bertanya. “main boneka, main
dokter-dokteran.” “ya nanti mainnya siang ya.. Habis Kak Meira makan siang kita
main boneka dan dokter-dokteran.” “Kan ga ada temennya…”balasnya. “makanya
Kakak ke sekolah dulu. Kalo kak Meira di rumah temannya binatang. Kalo di
sekolah ditemeni manusia. Kak Meira mau ditemeni binatang apa manusia?” “manusia.”
Katanya. Sepertinya dia masih belum setuju. Mama coba bujuk lagi. “Rumah Sakit
itu, banyak kuman! Kan banyak orang sakit kan.. Mama maunya Kak Meira aman. Mama mau melindungi Kak Meira dari serangan
kumaaan!!” mama bergaya seperti superhero. “Makanya Kak Meira hari ini
berlindung di tempat yang aman dulu ya… di sekolah kak Meira olahraga syaat..
syaatt. Syaat… dikuatin itu makrofagnya.. jadi Kak Meira di sekolah dulu ya..
di tempat yang aman ya.. “ “iyaa.” Kak Meira akhirnya setuju. Dia senang dengan
Makrofag si tentara tubuh yang melawan kuman. Jadinya mama mencari ide apa yang
dia senangi untuk mendapatkan perhatiannya.
Meira memang tampaknya
sedang tidak mau sekolah, setiap mama gali alasannya karena mau sama mama. Tetapi
saya belum bisa setiap saat bersamanya. Saya harus mencari solusi bagaimana
biar psikologis Meira tetap terjaga karena akhir-akhir ini dia sering tantrum. Saya
sadari ada perbedaan pola asuh antara di sekolah dan kami di rumah. Saya sudah
membicarakan hal tersebut dengan guru. Semoga ke depannya saya bisa menemukan
solusi terbaik.
***
Ketika
makan malam bersama, Meira mengeluarkan kulit udang yang dikunyahnya dan ingin meletakkannya
di piring mama. “ini untuk mama.” katanya. Saya pindahkan sisa kulit udang tadi
ke bekas piring lainnya. “di sini aja kak..” baru saja mama mengalihkan
pandangan ke Meira, mama kaget dia udah melepehkan semua daging udang yang
dikunyahnya dan sudah jatuh berceceran ke lantai. “Kak.. itu lantainya kotor. Nanti
kita bersihkan ya..” ajak mama. “uuuhh…” dia masih menolak. Mama biarkan dia
menyelesaikan makannya terlebih dahulu. Setelah itu, mama mengambil tissue dan
membagi menjadi dua lembar. Mama memberi satu helai pada Meira dan jongkok di
dekat sisa udang di lantai. Meira pun mengikuti. “kak… kakak mau rumahnya bersih dan rapi atau
mau kotor dan berantakan?” tanya mama. “mau bersih.” Katanya. Ternyata ada
seekor semut datang. “tuh kak.. semut udah mulai datang.” Mama menunjuk semut
besar itu. “mama ambil yang ini ya.. “
mama menjumput sisa udang di sisi lantai yang satu. “kakak yang ini..” dia
menjumput sisa udang di dekatnya. “kak… itu ada lagi di kolong meja. “mama
menggeser kursi. Meira pun membersihkan. Mama ajak buang sampah ke tempatnya. Dan
yeaaaay. Alhamdulillah mama bersorak. “Kak Meira hebat udah bersihkan makanan
yang jatuh. Kita tempel stiker yukkk..” Meira langsung semangat menempel stiker
apresiasinya.
Sangat senang
rasanya jika anak mau terlibat dengan apa yang kita lakukan. Semoga ke depannya
saya bisa mengeskplor seni komunikasi produktif ini. Takjub rasanya kita bisa
menggerakkan seseorang sesuai keinginan kita hanya lewat kata-kata yang simpel
dan bermakna. Alhamdulillah..
Poin yang berhasil dilatih:
- Keep information short & simple
- Menggunakan intonasi dan suara yang ramah
- Mengatakan apa yang diinginkan
- Empati
- Ganti perintah dengan pilihan
- Fokus pada solusi
- Jelas dalam memberikan pujian
0 comments