Jurnal Pekan 6
Bawa Makanan Kesukaannya
Pekan ini, saya mencoba memilih tiga
ulat untuk saya beri potluck, yaitu ulat kembaran saya, ulat coach, dan ulat
yang penuh ketaatan. Untuk potluck yang saya terima dan balasan-balasan potluck
tidak saya ceritakan ya..
1. Ulat Kembar –Keluarga Agama
Awalnya saya sudah berniat
memberi potluck yang berhubungan dengan situasi yang dia alami yang berbau
obat, anak dan pengasuhan. Kami pun sepakat untuk japri keesokan harinya. Tak
disangka, ulat kembaran ini sekeluarga mendapat ujian kesehatan di masa pandemi.
Keluarga ulat ini harus isolasi
mandiri dan menerima kondisi yang dialami. Saya berniat memberi potluck
sungguhan yang mereka sukai dan membuat janji waktu telponan. Sementara itu,
saya berkoordinasi dengan teman-teman pengurus RCIP dan leader komponen IP
Yogykarta untuk membuat program pendampingan covid ini.
Di sela-sela aktivitas pagi yang
padat, saya minta anak saya mengirimkan voice note untuk anaknya ulat kembaran
saya. Kami memang sudah akrab. Kata mamanya anak-anak ulat tidak nafsu makan.
Mungkin jika anak saya yang bertanya, mereka akan menjawab mau makan apa.
Hihih.
Alhamdulillah. Dapat informasi
makanan kesukaan mereka. Saya pun mencari dimana saya bisa mendapatkan itu.
Alhamdulillah Alllah SWT selalu mempermudah. Saya punya teman-teman yang
menjual makanan beku enak, sehat dan bergizi.
Sore harinya, saya bicara
setengah jam dengan ibu ulat. Alahamdulilah dia sekarang sudah tenang. Ia
bercerita bagaimana kronologinya dan kondisi mereka. Sedikit saya sajikan
tentang betapa pentingnya Ibu untuk tenang terlebih dulu agar anak-anaknya
sehat.
Ibu sebagai pusat energi dalam
sebuah keluarga. Jika ibunya happy, InsyaAllah seluruh anggota keluarga juga
happy. Saya juga mengatakan bagaimana pentingnya pengasuhan alami dan buku yang
saya baca sesuai fitrah. Alhamdulillah karena berguru kepada Ustadz yang sama
kami sepakat akan hal ini.
Setelah seleai bngobrol dengan
ibunya, barulah anak-anak ulat ngobrol. Hehehe. Sudah lama anak kami tidak
bermain bersama. Adik kecil ulat sudah lancar bicaranya, adik bayi ulat juga
sudah bisa makan. Aah tak terasa waktu cepat berlalu.
Akhirnya waktu juga yang
memisahkan bincang video call kami. Di waktu yang saya sendiri perlu untuk
packing, Alhamdulillah masih bisa meluangkan waktu untuk keluarga ulat yang
kami sayangi ini. Semoga tali persaudaraan kami sampai ke JannahNya. Aamiin.
2. Ulat Coach –Keluarga
ketahanan Keluarga dan Ulat Keluarga Bisnis
Sebenarnya saya sudah menanyakan
potluck kesukaannya hari Senin. Saya juga berniat hari Selasa ingin memberikan
potluck yang ia sukai. Namun, karena ada situasi penting mendesak dimana ulat
kembaran saya butuh potluck segera, saya mendahulukannya.
Dini hari, di saat anak-anak
terlelap adalah waktu yang tepat untuk membuta potluck. Suami saya sedang
mengerjakan tugasnya, ia pun mendengarkan celotehan saya. Alhamdulillah, saya
senang dengan proses membuat potluck ini ada suami saya yang hadir di situ.
Oke, yang menarik adalah saya
mengganti headset dua kali agar suara saya jelas. Akhirnya saya pilih headet
awal yang terkoneksi dengan hp via bluetooth. Saya mengetes berkali-kali untuk
kejelasan suara saya.
Keasyikan bicara, potluck saya
sampai 30 menitan juga. Hahaha. Saya kirim deh itu rekaman suara saya. Saya
dengar ulang lah itu rekaman. Yahhhh….. suaranya juga tetap ada noisynya gitu.
Kresek-kreek gitu. Ya sudahlah. Qadarullah.
Apakah saya sedih? Enggak sih..
sedikit kecewa iya. Cuma saya terima, yang penting saya sudah berusaha. Habis
itu, saya langsung membalas potluck pemberian ulat dari keluarga bisnis.
Sekalian ajalah, pikir saya.
Pas merekam, bayi terbangun dan
minta nenen. Tapi saya masih semangat nih. Nanggung aaahh.. Besok kalau
anak-anak melek fokus ke mereka. Kapan lagi! Dengan semangat saya rekam lagi.
rekamna pun selesai dalam durasi beberapa menit.
Saya buka rekamannya ….
Subhanallah. Suaranya keciiiiiiiil sekali dan ada noisynya juga. Ya Allah… udah
semangat-semangat bikin potluck hasilnya begitu. Huhu… Ga papa, yang penting
niatnya nyampe dah. Wkwkwk.
Menyadari kemasan potluck yang
kurang maksimal, saya minta maaf kepada mereka atas segala kekurangan saya.
Semoga mereka suka dan menerima manfaat dari potluck saya. Semoga potluck yang
saya buat dari hati sampai ke hati mereka walaupun tidak sempurna. Aamiin.
3. Ulat penuh ketaatan –
Keluarga Parenting
Menyajikan potluck yang satu ini
sangat spesial. Mengapa spesial? Karena saya perlu menyadari diri saya sendiri
dulu, membedah diri saya sendiri dulu, memberi potluck untuk diri saya sendiri
dulu untuk bisa menyajikannya ke ulat yang penuh ketaatan ini.
Sebuah kehormatan beliau bersedia
mendengarkan potluck dari saya secara ilmu dan pengalaman beliau sudah jauh
dari saya. Beliau juga sudah terkenal dan terbiasa mengisi majeli ilmu. Ketika beliau
mengatakan topik potluck “mengenali dan aware dengan emosi diri sendiri supaya
sadar tombol diri”, hati ini deg-deg ser. Hahaha.
Qadarullah, saya langsung diuji
langsung pengalaman tersebut sehingga saya baru bisa menyajikan dua hari
kemudian. Alhamdulillah, potluck saya berikan kepada beliau semoga ada
manfaatnya bagi diri beliau. Aamiin.
Alhamdulillah, pada tahap ini
saya bahagia bisa memberi potluck voice note. Saya bahagia saya mendapat
potluck-potluck dari para ulat lainnya dan saya bahagia bisa membalas potluck
mereka. Ada satu yang penting, saya berhasil membuat potluck tulisan buat papa
saya di hari genap usianya ke 61 tahun.
Ah ya,, semoga saya bisa
memberikan potluck terbaik untuk Allah SWT dalam mengemban setiap amanah yang
diberikan-Nya kepada saya. Aamiin.