Youtube Instagram
  • Home
  • Tentang Saya
  • Jadwal Praktek
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Kontak Kami

drg. Ayyum Berbagi

Assalamu’alaikum wr.wb

Ga terasa sudah masuk tengah semester perkuliahan bunda sayang. Saatnya aliran rasa Game Level 6, Menstimulasi Matmatis Logis- Math Around Us. Yah… matematika bagi sebagian orang adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan sehingga banyak yang tidak menyukai matematika, termasuk saya. Hahahha.

Nah, tantangan apa yang  dirasakan di game level 6 ini?  Tantangan kali ini adalah saya sendiri. Sebelum saya mengenalkan matematika dan membuat anak suka matematika, seharusnya saya lah dulu yang menyukai matematika. Awal masuk topik ini saja saya merasakan sedikit beda dari level sebelumnya. Biasanya saya berbinar-binar, kali ini ah biasa saja. Huhu. Saya ingat-ingat lagi mengapa saya tidak suka matematika, mungkin karena saya tidak suka dengan cara gurunya mengajar. Saya ingat saya juga pernah menyukai matematika karena sosok gurunya yang mampu membuat matematika itu menyenangkan. Jadi, metodelah yang sangat berpengaruh dalam menyampaikan suatu pelajaran. Begitu juga cabang ilmu yang lain, seperti fisika. Saya pernah tidak menyukainya, tapi karena mendapatkan pengalaman belajar yang lebih asyik saya jadi menyukainya.

          Alhamdulillah tantangan game level 6 ini untuk anak, apalagi usia Meira baru mau empat tahun. Hanya sebatas pengenalan mengenai matematika, jadi ga perlu mikir ribet. Wkwkkwkw. Saya pikir, matematika tidak hanya sekedar menghitung, tambah kurang kali bagi, tapi lebih dari itu. Bagaimana anak mengalami proses berpikir, menganalisa, menghubungkan sebab akibat dan mengambil kesimpulan. Itulah yang sebenarnya dilatih melalui matematika. Jadinya, ketika membersamai Meira melakukan game level 6 ini, mama lebih banyak menstimulasi logikanya, cara berpikirnya. Alhamdulillah kemarin ayah cerita kalau Meira bisa menganalisa dan menarik kesimpulan. Kemarin sewaktu sehabis maghrib, ayah menemukan buah berwarna hijau. Terus ayah bertanya kepada Meira, “ini buah apa?” Meira menjawab kalau itu rambutan. Lalu ayah bertanya lagi “kalau rambutan kan warnanya merah.”  Meira lalu mengemukakan pendapatnya, “Itu lo yah,, kayak pisang. Awalnya kan warna hijau, terus kalo udah matang jadinya kuning. ini rambutan gitu juga hijau itu masih mentah.” Mama senang deh mendengar cerita ayah, walaupaun Meira belum pernah liat rambutan hijau ia bisa bernalar dan menjalankan logikanya dan menghubungkan dengan situasi lain (pisang). Alhamdulillah, mungkin ini hasil menstimulasi matematis logis selama tujuh belas hari kemarin.. hihi. Semoga Meira menyukai matematika setelah belajar bersama mama. Aamiin.  

Sampai ketemu di semester depan.. wassalamu’alaikum wr wb.
September 23, 2019 No comments
Day 17: Klasifikasi dan Letak belanjaan

Meira ikut mama ke pusat belanjaan grosir di dekat rumah. Mama memang senang bepergian ke tempat yang dekat. Supaya hemat waktu dan hemat tenaga, tentu saja hemat bbm. Hihii. Kami udah beberapa kali ke pusat belanjaan ini, mama mencoba mengetes Meira apakah dia tau lokasi benda yang mama maksud. “Kak.. tempat buah mangga dimana?”ia berjalan ke arah tumpukan buah mangga, “di sini.” Katanya. “Kenapa buahnya kok di pisah-pisah gini kak? Ini ada kelengkeng, apel, jeruk, mangga. Supaya apa coba?” tanya mama. “hmm. Ga tau.” Katanya. “supaya kalo kita mau ambil gampang, kalau bercampur kita susah milihnya kan kalau mau ambil.” Jelas mama. “tempat sayuran di mana kak?””di situ.” “tempat buah mana lagi kak?” di situ. “kalau tempat daging, ikan dimana?” tanya mama lagi. “di sana” tunjuknya. Mama pun memiliih beberapa buah dan mengajak Meira untuk menimbang. Meira terus memperhatikan. “Kak coba lihat tante itu nimbangnya, pake kalkulator juga kan hitung-hitungnya.” Meira melihat lagi cara tante memencet-mencet tombol kalkulator timbangan sehingga keluarlah harga.







                Meira mengajak ke tempat ikan, ia ingin melihat ikan-ikan hidup di dalam aquarium. “kak.. ini ikan apa saja?” tanya mama, Meira hanya tau ikan lele di bak kolam yang di atas. Hhihi. Jadilah mama menunjukkan nama-nama ikan dan kelompoknya. “supaya apa ikannya dipisah kak?” tanya mama lagi. “supaya gampang dipilih dan diam… bil..” jelas mama. Setelah itu Meira mengajak ke tempat yoghurt. Sempat kami tukar merk berhubung ada bonus dapat satu lagi jika membeli.  Dua yoghurt yang udah diselotip bareng pun mengundang Meira bertanya, “ma, kok empat sih yoghurtnya? Satu lagi buat siapa? “tanyanya. “Sisa satu nanti untuk bareng-bareng kak..” begitu juga beli saus cabe, mama piliih yang ada gratisna saus tomat. Hihihi. Yukkk lanjut cari yang lain. Begitulah kami belajar matematika di pusat perbelanjaan ini. Alhamdulillah..  


September 21, 2019 No comments
Day 16: Berhitung di alam

Bermain di alam sangatlah banyak manfaatnya, menambah wawasan, pengalaman, melatih motorik dan tentu saja bisa menjadi media belajar dan bernalar matematis logis. Wisata alam yang terdekat dari rumah kami ialah Taman Wanasutan Asri. Taman tersebut merupakan kelolaan warga setempat untuk wisata edukasi masyarakat sekitar dengan fasilitas wahana bermain anak, spot foto dan yang paling menarik adalah terdapat beberapa hewan jinak maupun liar.

                Meira langsung lari melihat hewan-hewan yang sudah dipindah ke kandang yang lebih rapi dan aman dari kondisi terakhir kali kami kesana. Hewan yang paling dekat dari pintu masuk ada monyet. Ada seekor monyet yang dirantai di sebelah kiri. Meira tidak tertarik pada monyet, ia maju ke kandang berikutnya. Meira sangat senang melihat kura-kura. “Kak, coba hitung ad berapa kura-kuranya?”kata mama. “satu.. dua.. tiga.. empat.. lima..” jawabnya. Karena ada perbedaan ukuran kura-kura, mama nanya lagi,” yang mana ayah dan mamanya?” “yang itu sama yang itu..” Meira menunjuk dua kura-kura yang paling besar. “ini ngapain kura-kuranya di sini?” Meira menunjuk kura-kura di pintu kandang. “Kenapa ini pintunya diginiin?” tanyanya ketika melihat pintu kandang dililit kawat. “supaya kura-kuranya ga keluar.” Tiba-tiba ada seekor burung merpati masuk ke dalam kandang kura-kura. “Ngapain burungnya ke kandang kura-kura?” tanyanya. “coba kita lihat. Dia mau ngapain.” Kata mama mengajak memperhatikan. Burung itu mendekati kolam kecil tempat kura-kura berendam. “oh.. dia mau minum..” kata Meira.


Kemudian Meira mencari spot mana lagi yang ingin ia kunjungin. Lagi-lagi ia mengabaikan monyet kedua. Meira mengitari kandang dan melihat dua kelinci yang sedang berada di dalam lubang di bawah kandang. Terus ia melihat satu lagi kelinci warna hitam dekat monyet. “Ma.. ada tiga klincinyaa!!” hampir semua binatang dihitungnya, yaitu tiga ekor burung hantu, ular (dikiranya ada dua, mama bilang satu lagi itu biawak) sayang ularnya sudah mati, sepasang ayam jantan dan betina, anak-anak ayam yang sedang mengikuti induknya di kebun pepaya, sampai Meira menghitung nol melihat kandang kosong bekas ayam kalkun, selain itu mama coba bertanya apakah ia bisa menghitung ulat-ulat makanannya burung hantu. Ia bilang tidak, karena banyak. Hiihi. Selanjutnya Meira melihat tupai dan terakhir kami ke rumah burung merpati. Mama bertanya, “rumahnya berapa tingkat kak?” “dua!” katanya. “itu bisa masuk semua?”tanya mama. “enggak la… kan ga cukup. Lubangnya cukup masuk satu-satu, gantian.” Kata Meira. Hihi










Setelah puas bermain dengan hewan dan mainan di sana, mama tidak lupa mengajak Meira memasukkan uang sedekah ke dalam galon untuk biaya perawatan taman, Meira yang memasukkan uangnya. Kemudian uang parkir pun Meira yang memasukkan ke dalam kotak yang disediakan. Alhamdulillah, bermain di alam bisa menambah logika matematikanya… 
September 21, 2019 No comments

Day 15: Menghitung angka di kalender

Mama mendengar Meira menghitung lengkap dari 1 sampai 30. wahhhhh... mama kaget, sejak kapan dia bisa? Selama ni mama cuma verbal ngajarin sampai 20. mama telat mendokumentasikan momen ia lancar menyebutkan angka-angkanya berhubung handphone mama lagi dicharge. Kemudian mama mengambil hp, segera meminta Meira mengulangi berhitung dari satu lagi. Seringnya yaaa ga sebagus yang pertama. Hahahahaha. Tadi ga direkam lancar, eh sekali direkam dia kayak ga yakin. Grogi kali yaaa.... hihihihi. Jadinya mama membantu dikit-dikit deh. Alhamdulillah Meira nambah belajar hitungnya sampai 31. Meira bertanya, “ma, kok cuma tiga puluh satu?” ”Karena dalam sebulan cuma sampe tiga puluh satu atau 30 hari..” mama menjelaskan. “oh....”jawabnya singkat. Berikut rekaman sekilas Meira berhitung angka 1-31 di kalender. 



September 19, 2019 No comments
Day 14: Mengukur tinggi badan

Ketika jadwal mama praktek, Meira tidak mau ditinggal bersama mbak. Jadinya Meira ikut masuk ke dalam poli gigi. Selama di dalam Meira melihat mama melayani pasien yang ingiin konsultasi, alhamdulillahnya cuma sebentar. Meira mengamati komputer, tensimeter, dan peralatan sekitar sambil menunggu ayah jemput. Tibalah ayah masuk ruangan, mama sedang dalam posisi duduk agak melihat ke atas ke arah ayah yang sedang berdiri. Eh.. mama menyadari alat pengukur tinggi badan. Selama ini mama tidak menyadari keberadaan alat itu. Hihihi. Mama mengajak ayah mencoba mengukur tinggi badan. Setelah ayah, mama mengajak Meira mengukur tinggi badannya. Awalanya dia tidak mau, tapi setelah melihat mama yang diukur tinggi badannya ia mau juga. Meira berdiri menempel tegak di dinding, stopper pengukur tinggi badan diturunkan setinggi kepala Meira, maka terlihat angka menunjukkan 110cm. Yeaaay.. alhamdulillah Meiira tambah tinggi. Mama menjelaskan ini alat menunjukkan angka yang berbeda untuk tiap orang. Ayah beda angkanya, begitu juga mama. Kemudian mama ajak Meira menimbang berat badan dan melihat jarumnya berhenti di angka berapa. Alhamdulillah beratnya 16,5 kg. Begitulah belajar matematis logis di poli gigi. Mama senang, ayah senang, Meira pun senang..





September 19, 2019 No comments

Day 13: Meira ingin buat agar-agar

Meira sangat menyukai agar-agar, tetapi dia menyebutnya puding. “mau buat pudiiing.” katanya. Dia mengambil stok agar-agar di kotak penyimpanan. Meira memperhatikan bungkusnya, kemudian mengoceh sendiri cara membuat puding berdasarkan apa yang dia lihat di instruksi memasak. Mama sedang makan buah, jadinya mama dengarkan saja Meira berceloteh dan menghitung jumlah gelas yang ada di gambar. “satuu.. dua.. tiga..ma... gulanya nanti masukin tiga gelas yaaa..”katanya. Meira suka rasa manis. Ga heran dia minta banyak gula. Hihihi. “Kak... gulanya cukup satu gelas aja..” mama menunjuk gambar satu gelas di sebelah gambar yang Meira tunjuk. “yang tiga itu air putihnya kak..”jelas mama.



“Ayooo... kita buat sekarang.”Meira menarik mama ke dapur. Ketika melihat tempat gula ternyata gulanya tinggal sedikit, tidak cukup untuk membuat agar-agar. “Kak... gulanya ga cukup. Kita beli dulu ya nanti.” rayu mama. “Enggak.. cukup kok...”Meira bersikeras. “kalau ga percaya, coba kita tuang ya ke dalam gelas, penuh ga.” Mama mengambil gelas plastik kecil, kemudian Meira menuangkan semua gula yang tersisa. Meira mengamati seberapa banyak gula tersebut. Terdiam. Wkwkkw. “Tuh kan kak.. gulanya sepersekian, ga sampe setengah. Kita beli dulu ya..”kata mama. Meira mengangguk tanda setuju. Tapi namanya juga Meira suka manis, dia diam-diam menghabiskan gula yang ada di dalam gelas tanpa sepengetahuan mama. Hahaha. Meira... meiraa...




September 18, 2019 No comments
Day 11:

Melihat sulap


Hari ini Meira ikut mama ke acara Bahagia Bersama Anak Yatim, salah satu acara dari komunitas Institut Ibu Profesional Jogja. Acara ini diramaikan oleh pertunjukan sulap oleh kak Jack. Meira bersama anak - anak lainnya ikut menonton dan hanyut dalam keseruan acara. Berbagai trik sulap yang seru ditunjukkan oleh kak Jack. Dari bermacam - macam trik yang ditunjukkan, ternyata trik - trik itu bisa menjadi stimulus bagi anak untuk merangsang kemampuan matematis - logisnya. Antara lain trik air dalam botol yang tidak tumpah jika dibalik, trik bola yang bisa menghilang dan berpindah tempat, juga trik lingkaran - lingkaran logam yang tertutup tapi ternyata bisa dikaitkan satu dengan yang lain. Setelah acara sulap, mama mengajak Meira ngobrol tentang acara itu dan betul juga, Meira terkesan dan bertanya banyak hal. Lalu Mama dan Meira beraksi sulap seperti kak Jack ketika mandi (cara agar Meira mau mandi juga nih. Hehe). Kalau pertunjukan sulapnya airnya tidak tumpah ketika botol dibalik dan tangan dibuka, ketika kami balik botol di rumah airnya tumpah… (mama arahkan ke tubuh Meira biar basah dan mandi. Hahaha). Mama ajak sekalian ajak diskusi mengapa Kak Jack bisa dan kita ga bisa? Karena Kak Jack adalah pesulap yang mempunyai keahlian kecepatan tangan dan alat khusus sulap. Selain mengenalkan profesi, mama juga menambahkan profesi pesulap itu juga muia karena berniat membuat orang senang dan terhibur..


September 17, 2019 No comments
Day 12:

Mengenal bangun di Laptop


         Tadi pagi, mama rencananya mau bikin laporan di laptop. Meira datang menghampiri mama, ia mengetik- ngetik meniru mama memencet keyboard laptop. Ga jadi deh rencana mama mengerjain laporan. Hahaha. “Ma, kakak mau gambar-gambar..” pintanya. Yaudah deh.. mama buka aplikasi paint. Meira mulai berkreasi menggunkan berbagai warna dan jenis brushes yang ada di tampilan layar. Setelah ia selesai berkarya, mama melihat ada fitur bentuk bangun di tool bar. Dari situ, mama membuat dan mengenalkan bentuk elips, mama mencontohkan bentuk telur dan UFO (Meira masih inget pertunjukan musikal yang ada alien beberapa bulan lalu). Terus Meira minta bentuk tanda panah ke bawah. Di situ mama mencoba menutup bagian bawahnya, lalu bertanya bagian atas itu bentuknya apa. Begitu juga sebaliknya mama menutup bagian atas tanda panah, bawahnya jadi bentuk apa. Jadi tanda panah itu merupakan gabungan dua buah bangun, yaitu persegi dan segitiga. Kemudian mama mengenalkan bentuk wajik, bentuk segi lima, segi enam, bintang, bintang sudut enam. Meira menghitung berapa tiap sudutnya. Selanjutnya ia ingin mengenal bentuk awan dan garis. Terakhir, mama mengenalkan dua jenis segitiga. Segitiga pertama yang seperti gunung, yang kakinya sama adalah segitiga sama kaki.. segitiga kedua, yang seperti perosotan,,, yang seperti siku ditekuk adalah segitiga siku-siku… mengajarkan Meira dengan berimajinasi tentang perosotan yang di taman bermain ternyata menyenangkan baginya. Meira memainkan tangannya seolah-olah naik perosotan dan mendaki gunung. Matematika itu menyenangkan!  











September 17, 2019 No comments

Day 10:

Plester di tangan aghnia
Kami berencana untuk menjenguk Aghnia yang sakit setelah selesai TM acara di panti asuhan dan setelah urusan ayah di perumahan Kulon Progo Selesai. Waktu sudah sore, walaupun tidak tidur siang Meira masih semangat menuju rumah temannya yang sedang sakit itu. Tibalah kami di rumah Aghnia, rumah teman mama yang dikenal sejak ikut matrikulasi Ibu Profesional. Kami disambut oleh Abi dan Aghnia yang kelihatan masih lemas.
Mata Meira tertuju pada lipatan lengan Aghnia yang ditempel plester warna putih. “Ma, tangan aghnia kenapa?” tanyanya. “Oh, itu habis diambil darahnya. Tentara darah putih aghnia mau dihitung, mau dilihat pake miskroskop jumlahnya. Makin banyak atau makin sedikit. Kalau kita hitung langsung ga bisa kan.. Kak Meira ingat tentara leukosit dan kawan-kawannya kan?” Meira mengangguk tanda mengerti dan tidak mempermasalahkan plester di tangan aghnia. Alhamdulillah menstimulasi matematis logis itu kita bisa terapkan dalam kejadian sehari-hari, tidak hanya sekedar berhitung. Tapi menganalisis sesuatu dan memahami apa yang harus dilakukan (solusi).

Melipat Origami
Meira bermain melipat kerta origami bersama Aghnia. Mama Annur yang mencontohkan.. Aghnia dan Meira mengikuti.. Mama Ayyum membantu Meira apabila ada kesulitan melipatnya. Lipat lipat membentuk segitiga, lalu persegi, lipat lagi menjadi segitiga kecil. Ke kanan ke kiri dan voila… jadilah kodok. Hihii.







September 17, 2019 No comments

Telur setengah, telur 1

Pagi ini Meira sarapan dengan telur asin. Mama mengeluarkan kotak telurnya dan membuka. Tampak telur berjajar rapi. Awalnya mama mau mencoba mengenalkan perkalian buat Meira. 5 telur kali 2 baris, jadinya 10. Tapi meira kekeh menghitung satu-satu jumlah telur sampai 10. Oke, mungkin belum waktunya belajar perkalian. Ya iyalaahh.. kan belajar tambah kurang juga baru aja. Mama kepinteran deh. Hahaha.
Jadinya, tadi meira belajar dari membelah telur. Mama belah telur asin, tapi ternyata masih ad sisa sedikit kulit yang tidak terpotong. Meira ambil telur itu. Diperhatikannya. Dibuka dan ditutup telur itu. “waaa kayak mata.”katanya.”itu setengah-setengah jadi 2.” “Kalau ditutup? Jadi sa..tu…” alhamdulillah menyenangkan main telur asin. Hihii








Mencari solusi menyusun tower pir

Di meja ada empat buah pir. Meira mulai memainkannya dan mengelompokkan menjadi dua buah baris buah pir. Kemudian, ia seperti mencoba mau menumpuk buah pir itu ke atas. “hmm.. apa bisa?” batin mama. Meira mencoba menyusun satu.. duaa. Tumpukan pir. Yang ketiga… eh jatuh… kedua kali dia coba. 1..2.. 3..eh jatuh… terus mama arahkan, “coba pirnya dibalik kak.” Mama membenarkan posisi buah pir dimana bawahnya yang bisa tetap, tidak goyang. “Coba lagi ya..” ajak mama.  Meira lalu terus mencoba lagi mengikuti cara mama menyusun buah pir posisi yang tepat, 1…2…3.. mama melihat bisa tidak dia menyusun dengan tangan mungilnya itu. 4. Yeeeeeey.. alhamdulillah berhasil.. tidak usah pusing belajar matematika, menggunakan logika simpel  juga sudah termasuk belajar matematika..





September 13, 2019 No comments

Membeli susu

Pagi-pagi bapak  penjual susu memanggil di balik pagar. Mama bertanya kepada Meira yang masih berbaring di karpet, “mau susu kak? Ayo bangun.” Meira segera bangun. “Kakak yang beli ya, tanya berapa.”mama mengajari. “Ni uangnya.” Mama memberikan uang sepuluh ribu. Pagar pun dibuka, “mau susu sapi atau kedelai?”sapa bapak itu. “Sapi” jawab Meira, lalu bertanya. “Berapa pak?” “tujuh ribu.”kata bapak penjual susu. Meira melihat uangnya diam belum mengerti ini uang berapa, “ini uang sepuluh ribu, nanti ada kembalian.” Bantu mama. Meira memberi uangnya. “Kembali berapa pak?” ia bertanya. “ini kembaliannya ya tiga ribu.” Mama lalu mengangkat sepuluh jari tangan. “ini semua sepuluh. Kayak uang kak Meira. Dikurangi tujuh ribu ( mama melipat tujuh jari) sisanya tiga deh. Berarti kembaliannya tiga ribu. Bener yeee.. “ Meira mengangguk-angguk membawa bungkus susu sapinya. "terima kasih pak." Meira pun senang minum susu dan tambah ilmu matematika.  


Membagi sushi

Ayah mengajak mencoba makan di salah satu restoran jepang di mall. Mama memesan suhshi. Mama lihat sushi ada sebanyak lima potong. Sedangkan kami bertiga. Hmmm.. bagaimana ya supaya kami bertiga mendapat sushi yang sama banyaknyaaa…
Di sini Meira cuma melihat. Mama yang mikir dan bertindak. Hahaha. Pertama-tama, mama renggangkan sushi dulu biar kelihatan spacenya ga numpuk. Sushi 1 buat ayah, sushi 2 buat mama, sushi 3 bua Meira.  Kemudian dua sushi terakhir, mama potong separuhnya. Jadilah 4 potong setengah sushi. Tiap bagian ayah, mama dan meira mendapat setengah sushi itu. Akhirnya sisa 1 potong setengah sushi. Lalu mama bagiii tiga lagi menjadi potongan kecil2. Terus mama bagikan ke tiap bagian ayah, mama dan Meira. Akhirnya adil deh… semua mendapat sushi yang sama banyaknya walaupun agak berantakan jadinya. Hihihi..   




September 13, 2019 No comments

Hari ini Meira mengambil kotak pernik – pernik nya dan mengajak mama bermain jualan. Kali ini dia menjadi penjual permen. Meira menawarkan berbagai macam permen rasa buah : Kiwi, anggur, lemon, pepaya, kelengkeng, kunyit??, dll. Dia memasukkan permen - permennya ke plastik kecil dan menjual ke mama. Karena kepenuhan, plastiknya tidak bisa ditutup, Meira berinisiatif mengurangi isi plastik “Ini dikurangi ya..”, dan isi plastik dikurangi sampai setengah kemudian mama menjelaskan tentang konsep penuh dan setengah.  Kemudian mama bertanya harga dan dijawabnya “sepuluh ribu rupiah”, mama pun membayar sebesar sepuluh ribu rupiah, dan mama menjelaskan kalo jumlahnya sudah sama berarti  uangnya pas dan tidak ada kembalian. Selesai bermain, Meira mengelompokkan kembali pernik – pernik ke dalam kotak sesuai jenisnya.


mengemas permen
permen setengah plastik

ini uangnyaa





September 11, 2019 No comments

Day 6 Menstimulasi matematika logis dengan puzzle life cycle

Yeay… paketan Meira sudah sampai. Mainan puzzle edukasi tentang life cycle siangnya sudah dimainkan, malam hari juga kami bermain mengajak ayah. waktu siangnya mama lihat Meira bisa menempelkan gambar siklus katak dengan benar. Jadi mama minta Meira menyusunnya lagi. Tapi dia ga mau, dia minta kartu bergambar panduannya. Hooo.. ternyata tadi siang dia menyocokkan sesuai gambar. Hahha. Ya gpp.. tapi puzzle yang bergambar kodok dia bisa menyusun dengan baik. Mama tinggal stimulasi mengenai life cycle atau siklus hidup si kodok dari puzzle yang ia tempel. “Kak,, kodok itu awalnya dari apa sih?” tanya mama. “telur.”katanya. “terus telur kalau menetas jadi apa?” “kecebong”. Ada dua gambar siklus kecebong. Mama lanjut nanya, “ Kalau ini? Sama-sama kecebong juga. Bedanya apa kak?” “lebih besar.””ooo berarti dia banyak makan tumbuh lebih besar yaaa. “terus kak… dia tumbuh gimana lagi?” sambil kami melihat gambar siklus berikutnya. Kecebong berkaki. “Kak… lihat, apa yang tumbuh di badan kecebongnya?” “kaki”katanya. Coba hitung kakinya. “satu.. dua..” Meira menghitung. “Terus dia berubah jadi apa?” “kodok, punya ekor.”katanya. “iya masih ada ekornya pendek ya… “sahut mama. “kayak amira (hamsternya).” Hiihih. “Coba hitung kakinya kak?”seru mama. “satu.. dua.. tiga.. empat..” hitungnya. “kalau yang tadi berapa?”tanya mama. “dua.” “berarti dia makin besar makin nambah kakinya ya kak..” jelas mama. “ terus dia jadi apa lagi? “ “kodok besar” katanya. Teruss.. nanti dia bertelur, menetas jadi kecebong, terus jadi kodok lagi deh… gitu terus.. berulang-ulang.

            Kami pun melanjutkan main dengan topik lain, yaitu apel. Apel dimulai dari biji yang tumbuh menjadi tunas, kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil, pohon muda, pohon besar yang berbuah, terus buah apel yang matang dan menghasilkan biji begitu seterusnya. Giliran main sama ayah, ayah main yang human cycle (siklus hidup manusia), di sini Meira mulai berkreasi susunan tempelan siklus tetapi masih masuk, dengan candaan dan tawa bermain bersama ayah dan mama. Belajar logika  matematika urutan dan pengulangan pun sangat menyenangkan. Alhamdulillah..








September 11, 2019 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Seorang istri, ibu, dan dokter gigi.

Follow Us

Labels

aliran rasa anak sehat ASI breastfeeding bunda sayang cerdas finansial cerebral palsy dongeng fitrahseksualitas game level 12 game level 4 game level 5 game level 6 game level 7 game level 8 gamelevel11 gaya belajar anak gigi anak hari 1 hari 10 hari 11 hari 12 hari 13 hari 14 hari 15 hari 16 hari 17 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hutankupucekatan I love to learn ibu bekerja ibu sehat IBUAGENPERUBAHAN IBUBERKOFERENSI Ilovemath institut ibu profesional institutibuprofesional keluarga multimedia kesehatan kesehatan anak KIP 2019 komunikasi produktif kuliah bunda sayang Kuliah Bunsay IIP kuliahbundasayang lacakkekuatanmu learningbyteaching LEVEL 10 level 9 matharoundus melatih kecerdasan melatih kemandirian menyapih menyusui menyusui saat covid parenting pohon literasi sehat holistik Seminar semua anak adalah bintang tantangan 10 hari tantangan10hari telurhijau Think Creative

recent posts

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2020 (46)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  March (13)
    • ►  February (17)
    • ►  January (13)
  • ▼  2019 (144)
    • ►  December (12)
    • ►  November (17)
    • ►  October (8)
    • ▼  September (18)
      • ALIRAN RASA GAME LEVEL 6- MENSTIMULASI MATEMATIS L...
      • GAME LEVEL 6- DAY 17- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 16- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 15- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 14- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 13- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 11- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 12- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 10- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 9- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 8- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 5- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 6- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 7- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- DAY 4- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6- day 3- STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL6 - STIMULASI MATEMATIS LOGIS
      • GAME LEVEL 6 - STIMULASI MATEMATIS LOGIS
    • ►  August (19)
    • ►  July (24)
    • ►  June (12)
    • ►  May (16)
    • ►  April (15)
    • ►  March (3)
  • ►  2018 (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)

Created with by ThemeXpose