Youtube Instagram
  • Home
  • Tentang Saya
  • Jadwal Praktek
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Kontak Kami

drg. Ayyum Berbagi

Day 12 Family Project: Belanja untuk anak yatim

Hari Jumat adalah hari yang berkah. Mama ingin mengajarkan Meira melakukan kebaikan di hari Jumat. Rencananya, hari ini ingin ke panti asuhan. Tapi mama baru dapat info pagi tadi panti asuhan yang memungkinkan untuk dikunjungi. Mama ingin panti yang merawat anak balita sehingga lebih sampai maknanya bagi Meira. Dari beberapa panti yang dikontak akhirnya mama memilih panti asuhan Yayasan Sayap Ibu yang berada di Jl. Rajawali. Waktu bulan puasa kemarin kami ke Panti Asuhan Sayap Ibu yang dekat rumah, tetapi rata-rata sudah pada dewasa. Karena Meira katanya mau ke panti lagi, mama manfaatkan momen bersedekah di hari Jumat. Meira akan bersedekah pakaian, sepatu, dan  mainan miliknya. Sebagai tambahan mama berniat membelikan kebutuhan para bayi di panti asuhan sesuai daftar kebutuhan yang diberikan panti.

               Mama dan Meira pun belanja di swalayan. Mama beli susu, pampers, tissue basah, makanan bayi, minyak telon, pelembut pakaian, set sikat dan pasta gigi anak. Meira tidak mau kalah bilang, “ma…. Anak yatimnya dibelikan puding…” Meira memilih sendiri pudingnya. Karena yang dibungkus sedikit, mama mengajak ambil puding kiloan yang lebih banyak. Biasanya sih karena dia yang mau. Hihih. Terus mama buat perjanjian pudingnya untuk di panti, ga boleh dibawa pulang. Soalnya mama lagi mengurangi jajanan di rumah. Beberapa minggu ini dia susah makan, karena ada beberapa snack sisa lebaran dan yang dibelikan ayah. Setelah itu, “ma.. anak yatimnya dikasi es krim juga… kakak kan suka es krim.” Yah… tidak apa-apa melatih Meira memberikan yang ia suka. Semoga menjadi anak yang gemar bersedekah nantinya. Aamiin.. “tapi nanti teman-temannya diajak sikat gigi ya… nanti masing-masing kakak kasi set sikat giginya.” “iya ma.” Tidak lupa membelikan baterai untuk mainannya. Selesai belanja kami pergi ke panti asuhan. Di mobil Meira padahal sudah mengantuk, tapi karena sudah dekat mama tetap ajak meira melek dulu.

                Sampai di sana sepi, tertempel di pintu kaca waktu berkunjung jam 10.00-12.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB. “Yah,,, da tutup kak…” kata mama. Meira mengernyitkan dahinya tampak kecewa. Mama panggil panggil, beberapa saat kemudian alhamdulillah ada ibu-ibu yang menerima kami dengan ramah. Katanya adik-adik sudah tidur, kalau mau main sore atau besok. Jadinya mama memberikan belanjaan kepada bu Dewi, yang menerima kami tadi. Perlengkapan sedekah Meira dan es krim, puding jelly serta sikat gigi nanti akan diberikan di hari lain. Mama mengajak Meira pulang, tetapi dia tidak mau. Mama mencoba meminta izin kepada bu Dewi apakah boleh melihat anak-anak dari luar. Alhamdulilah kami diizinkan. Kami ditemani bu Lia ke depan ruangan adek bayi, beliau menyingkapkan tirai jendela yang tertutup. Kelihatan bayi laki-laki sedang tidur. “tuh kak.. adeknya bobok. Besok lagi kita ke sini ya..” bisik mama. Meira mengangguk. Ke arah pintu keluar kami melihat papa yang ditempelin foto anak-anak panti. Meira melihatnya dengan seksama. “mereka sudah ga punya ayah dan mama. Ya kan bu?” mama bicara di samping Meira dan bu Lia. “iya..”kata bu Lia. “Mereka udah ga ada orang tuanya. Makanya adeknya kita sayang ya..” meira angguk-angguk.. kami ketemu Ibu ketua Yayasan langsung salam dan pamitan. “ga papa ya kita belum bisa main sama adek-adek. Tapi kan tadi kita udah kasi sedekah.. Kak Meira sudah dapat pahala.”hibur mama. “tante yang tadi siapa sih ma?” tanyanya. “tante itu yang mengasuh adik-adik tadi.” Jawab mama. “asuh itu apa?” Meira penasaran. “asuh itu mengurus, merawat, menyayangi kayak mama memberi makan kak Meira, mandiin Kak Meira. Gitu…” jelas mama. “oh…” jawabnya. “Kakak senang bisa bantu orang?” ia menggangguk-angguk sudah tidak tahan kantuknya. Begitulah proyek hari ini, walaupun belum bertemu dengan adik-adik yatim Meira sudah kelihatan senang dan akhirnya tertidur pulas di dalam mobil. Hihii.

Kecerdasan yang dilatih:
  •          Kecerdasan intektual
  •          Kecerdasan Emosional
  •          Kecerdasan spiritual






June 28, 2019 No comments
Day 11 Family Project: sehat jasmani

Proyek kami hari ini adalah lari pagi. Yeaaay.. Cuaca hari ini agak mendung tapi kami kalahkan dengan semangat yang ceria. Siap-siap sebelum berangkat, Meira pipis terlebih dulu kemudian siap memakai kaus kaki dan sepatu. Ayah dan mama pun telah siap. Ayah pemimpin lari pagi menentukan rute lari. Kami bertanya kepada Meira dia mau lari ke arah mana, Meira ternyata ingin ke Selatan.. “Alhamdulillah bisa menghirup udara segar.. segar kan kak?“ kata mama. mama bertanya ke Meira “mengapa kita perlu olahraga?” Meira diam saja mungkin dia masih fokus pada kucing kuning yang berlari-lari.”kenapa ma?” tanyanya kemudian. “karena kita harus bersyukur dan menjaga tubuh yang sudah diberi Allah. Kita diberi tubuh yang sehat kan.. “kata mama. “Yuk.. kita lari.” ajak mama.



Kami berlari-lari kecil menyamakan langkah Meira sambil mama bertugas mengabadikan momen kebersamaan kami. Meira sangat bersemangat lari bersama ayah. Kami melewati pepohonan dan mama menunujukkan ini pohon pepaya, sirsak, dan bertanya,”kak, bisa nemu huruf hijaiyah alif ga?” mama teringat Meira waktu itu senang melihat video diva yang mencari huruf hijaiyah di alam. Mama dulu pernah mengenalkan singkat mengenai huruf-huruf , namun sekarang tidak pernah lagi mengajarkan membaca huruf karena belum waktunya. Tapi mama pernah mama lihat dia bisa menyebutkan huruf apa kalau kita bertanya. “Coba cari yang panjang lurus..”tanya mama. “yang itu.” Dia menunjuk batang pohon yang lurus. “horee.. benar.” Ayah mengajak kami melewati rute kampung. Petualangan Meira pun dimulai. Hhiihi. Mendakiii gunung melewati lembah…. Menyusuri himpitan pepohonan, ladang, kandang-kandang hewan ternak.

Kami naik lagi tanjakan bebatuan, “iihhh… banyak kali sampah sih..” Meira kesal melihatnya. Memang banyak sekali sampah-sampah tertimbun bebatuan. Alhamdulillah Meira sudah kelihatan peduli dengan bumi. “Jadi harusnya sampahnya diapain kak?” tanya mama. “ga boleh dibuang sembarangan laa..” oh iya iya.


tanjakan yang banyak sampah

“Ma, banyak kali ayamnya.” Meira senang melihat banyak ayam kampung, terlebih banyak anak ayam yang masih mungil-mungil. “Kakak lihat induk ayam sayang sama anaknya kan.. “ Meira mengangguk. “mama sayang sama anaknya kan…” dia mengangguk juga. “Allah itu jauuuhhh lebih sayang kepada kita daripada induk ayam ke anaknya. Karena Allah Maha Penya….” “Yang…” lanjut Meira. Di sana ada tumpukan kayu gelondongan. Bisa jadi bahan pembelajaran juga nih buat Meira. “Kak..lihat itu kayu. Dari batang pohon yang ditebang.” Kata mama. “iihh jangan ditebang.” Protesnya. “Kalau secukupnya gak papa. Nanti bisa dibuat kayu bakar, atau perabotan kayak lemari atau kursi.” Jawab ayah.  


Di perjalanan menuju pulang kami melewati kandang kambing, sapi dan campuran entok, angsa, bebek. Wahh.. lengkap ini mini tripnya. Hihi. Meira memperhatikan ayam besar di dalam kandang. “Ma, kok kakinya kayak gitu?” tanyanya. “Oh, itu sakit.”kata mama. “kenapa bisa sakit?” tanyanya lagi. “mungkin dia habis main kotor-kotor ga cuci kaki. Makanya sakit. Kak Meira habis main dari luar cuci kaki ya..” “iya” Dia percaya ayamnya sakit karena ga cuci kaki. Hahaha. Akhirnya kami sampai kompleks dan jalan memutari blok lagi. Alhamdulillah sampai rumah berkeringat, badan sehat jiwa sehat… yeaayy.. Semangat pagi dengan senyuman yang terbaik…  


·         Kecerdasan yang dilatih:
  •          Kecerdasan intektual
  •          Kecerdasan Emosional
  •          Kecerdasan spiritual
  •          Kecerdasan menghadapi tantangan








June 28, 2019 No comments

Day 10 Family Project: Meira cinta buku dan ilmu

Salah satu kesenangan Meira adalah membaca buku. Meira senang diceritakan macam-macam buku. Mama pun senang melihat buku anak-anak yang bagus-bagus. Alhamdulillah, kami bisa menambah ilmu dengan buku yang menarik. Semoga menjadi anak yang berwawasan luas. Meira punya rak bukunya sendiri, termasuk jadi satu dengan rak mainannya. Buku-buku disusun berdasarkan kategorinya, ada yang pop up, sound book, story book, Islamic book, activity book, board book.

                Pagi ini Meira membaca bersama ayah. Meira minta dibacakan buku-buku yang di rak tengah, yaitu kategori story book. Ayah memilih kira-kira buku apa sih yang bisa dijadikan untuk belajar. Jadi ayah pilih buku-buku yang bertema bumi, mama dan ayah ingin Meira menyayangi bumi dan lingkungan.  Ada enam buku yang diambil ayah, ada bumi sumber daya, bumi tempat tinggal, bumi penyedia kebutuhan, bumi dan penghuninya, panduan pecinta lingkungan dan happy kids happy earth. Ternyata yang dipilih Meira adalah buku happy kids happy earth karya rumbel literasi ibu profesional. Ayah langsung menunjukkan gambar anak perempuan bergandengan tangan dengan penguin dan beruang. Ayah bertanya kepada Meira, “ini dia perasaan kakaknya gimana, senang atau sedih?” “senang.”kata Meira. “mereka ngapain?” “bergandengan tangan.” “kenapa mereka senang dan bergandengan tangan?” “karena mereka berteman…” kita kan sama-sama tinggal di bumi, jadi harus saling menyayangi. Begitulah awal pesan ayah mengenai bumi.  Cerita pertama memang bertema hari bumi. Menceritakan tentang seorang anak yang memperingati hari bumi di sekolahnya. Di sekolah, anak – anak memelihara pohon yang menjadi sarang untuk burung dan merawat bunga yang menjadi makanan untuk lebah dan kupu – kupu. Berikutnya tentang daur ulang barang-barang bekas, seperti sepatu, mainan, baju yang bisa disedekahkan ke orang. Dengan bersedekah barang- barang masih bisa bermanfaat, yang diberi senang dan tentu saja mendapat pahala dari Allah. Seterusnya sampai topik akhir ayah menjelaskan tentang ekspresi, manfaat dan apa yang harus dilakukan untuk mencintai bumi.

Kecerdasan yang dilatih:

·  Kecerdasan Intektual
·  Kecerdasan Emosional
·  Kecerdasan Spiritual




pilihan buku

    




bagaimana ekspresi senang?

bagaimana ekspresi sedih?

June 27, 2019 No comments



Day 9 Family Project: membuat kompos

Pagi ini mama dan ayah mengajak Meira menanam sampah organik untuk dijadikan kompos. Mama dan ayah baru beberapa bulan ini memilah sampah berdasarkan jenisnya serta mengajarkan Meira pentingnya menyayangi bumi.

Sampah yang telah dikumpulkan dalam ember, cangkul dan sekop kecil sudah disiapkan. Di pagi yang segar kami semua sudah bersemangat memulai proyek. Ayah bertugas mencangkul lubang, Mama memberi edukasi dan membantu menyingkirkan batu, Meira membantu ayah menutup lubang dengan sekop kecilnya. “sekarang kita mau ngapain sih kak?”tanya mama. “bikin kompooss..” kata semangat. Ini memang bukan pertama kalinya bagi Meira membuat kompos, jadi dia sudah biasa. Ayah pun mulai mencangkul tanah. “Kak.. tau ga Allah menciptakan manusia dari tanah lhoo. ya kan yah?” “iya. Manusia dari tanah, setan dari api.” Timpal ayah. “nanti kita kalo kembali ke Allah, dikubur jadi tanah lagi.” Meira mendengar sambil terus mengamati lubang yang dibuat ayah. “Allah menciptakan tanah untuk tempat makanan tumbuhan. Allah baik ya. “ Meira hanya mengangguk-angguk. “Kak, itu apa?” tanya mama. Dari tanah keluar akar pohon. “akar.”katanya. “buat apa sih akar itu?” tanya mama lagi. “buat pohon berdiriiii.” Teriaknya. “oohh iya.. terus buat cari makan juga di dalam tanah.” Dia menarik akar tadi, wiii… panjang ternyata. “Kak, di dalam tanah ada binatang apa aja sih?” meira hanya diam mengamati. “ada cacing ga?” “ga ada…” eh dicangkul lagi ada sedotan warna biru setelah nemu beberapa pecahan keramik dan batu . Ayah pun mengambilnya. “nih sampah nih…” tunjuk ayah ke Meira. “ga bisa hancur kan…” “ih… kasian buminyaaa…”seru Meira. “iya,, makanya kita sayangi dengan mengolah sampah yang benar. Ga sembarangan buang.”inisiatif Meira langsung membuangnya ke tempat sampah di luar pagar.

Dirasa cukup kedalaman lubangnya, ayah menuang ember yang berisi sampah organik itu. Walaupun bau, Meira tetap berada di pinggir lubang menemani ayah yang sedang beraksi. Tidak ada ekspresi jijik atau apa Meira kelihatan enjoy dengan proyek ini. Ayah mengajak Meira menutup timbunan sampah itu dengan sekop kecilnya. Sedikit sedikit Meira menuang tanah ke lubang. Terus dituangkan sisa sampah yang di dalam ember. Akhirnya ayah tutup lubangnya menggunakan cangkul, ternyata nemu sampah plastik lagi. “duuh kasian buminyaaa..” Meira menunjukkan ekspresi kesal dan sedih. “Iya.. makanya kita jaga buminya ya..”mama menenangkan. Setelah lubang tertutup sempurna dan batu-batu dirapikan, mama mengajak Meira dan ayah dance cuci tangan.

“Yuuukk,, kita dance cuci tangaan… sekalian mandi yaaaa… “ Meira langsung membuka bajunya. Alhamdulillah langsung mau. Hahaha.”sapa mau dance penguin???”  mama menari-nari penguin. Meira tertawa-tawa langsung ikut-ikutan. Mama mencontohkan cuci tangan sambil menari. Lalu ayah dan meira cuci tangan bersama-sama. Alhamdulillah proyek hari ini ditutup dengan menyenangkan…   

Kecerdasan yang dilatih:
·         Kecerdasan intelektual
·         Kecerdasan spiritual
·         Kecerdasan emosional

·         Kecerdasan menghadapi tantangan






June 25, 2019 No comments

Day 8 Family Project: Tour de Talent ala Meira- Dokter Mata

Meira sangat menyukai hal-hal tentang kedokteran. Kalau ditanya udah besar mau jadi apa, pastinya jawabannya ‘Dokter Kucing’. Maklum Meira udah lumayan sering terpapar dengan hal-hal kesehatan karena ayah dan mama kerjanya di rumah sakit. Hari ini, mama ada janjian dengan dokter mata untuk pemasangan hard lense RGP. Sebelumnya Meira sudah pernah ikut dan kooperatif bahkan senang bertemu dengan dokter residen yang melayani. Ada insiden sendal Meira putus. Awalnya dia merengek karena sendalnya rusak. Tetapi mama tetap mengajaknya berjalan, Alhamdulillah dia mau jalan tanpa sendal walaupun dia bilang lantainya dingin.

Sementara menunggu dokternya datang, kami menunggu di ruang tunggu. Mama dan ayah memberi Meira tantangan apakah nanti dia berani bicara ke dokter dan memberi biskuit sebagai tanda terima kasih? Meira geleng-geleng kepala. Kami coba terus motivasi, tapi sepertinya dia masih enggan. Tiba-tiba ada anak kecil sebesar Meira memakai maju TK mendekat. Mama langsung menyapa anak itu dan mengajak Meira untuk berkenalan. “Namanya siapa?” tanya Meira.”Zahra.” jawab anak itu. “ke sini sama siapa?”tanya mama. “ayah, bunda, adek.”katanya. “yang  periksa siapa?” tanya mama lagi. “adek” katanya. Secara mengejutkan Meira langsung mengeluarkan bekal jajanan semalam yang diberi tante Hellen kepada anak itu. Wah.. hebat. Kakak mau berbagi, berarti jajanannya tidak jadi dikasi ke dokter. Hihi. Meira langsung memberi oreo dan makan bersama-sama, mereka terlihat akrab dan tertawa-tawa. Tidak lupa mama sambil memberi edukasi untuk menyikat gigi setelah memakan makanan manis dan lengket. Mama menunjukkan oreo yang menempel di gigi kelihatan hitam. Selanjutnya meira memberi permen lagi. Dasar meira. Hihi. Kemudian Meira mengeluarkan stetoskopnya yang bisa bunyi. Benda kesayanganya itu sengaja dipakai dan mengajak Zahra main dokter-dokteran. Mama lalu bertanya, “Kak Zahra udah besar mau jadi apa?” “dokter”katanya. “Kalau Kak Meira da besar mau jadi apa?” “Dokter kuciiing!!”

Aha.. mama selipkan cerita. “ada seorang manusia berbicara kepada Allah,
Manusia: Ya Allah, saya ingin menjadi dokter.
Allah SWT: kenapa kamu ingin menjadi dokter?
Manusia: karena saya ingin menolong orang Ya Allah.
Allah SWT: baik sekali. Akan kuberi pahala bagi orang yang berbuat baik. Tapi, kalau ingin menjadi dokter kalian harus belajar yang baik.
Manusia: kenapa Ya Allah?
Allah SWT: karena Aku menciptakan manusia dengan sempurna. Ada pembuluh darah, jantung, paru. Semuanya harus dijaga. (Meira sudah mengerti tentang tubuh manusia dari bukunya.)
Manusia: baik ya Allah.

“Mengerti? “ mama menatap mereka yang mengangguk-angguk. Kebetulan ada serombongan anak koas yang sibuk bolak-balik memasuki ruangan. Mama mengajak Meira dan zahra memperhatikan “tuh, lihat. Mereka mau menjadi dokter. Mereka belajar kesana kemari menemui guru. Kayak gitu kalau menjadi dokter.” Meira dan Zahra melihat dan tentu saja kembali bermain-main.  Alhamdulillah Meira udah pintar sosialisasi. Sesekali meira juga ikut gabung ke keluarga Zahra. Meira pun dikasi snack. Karena melihat Meira dan Zahra senang, adik zahra pun bergabung main bersama. Mama pun menyapanya dan melihat oh iya, mata kanannya strabismus. Mereka bertiga pun main bersama mengelilingi poli mata. Mama memperhatikan dari jauh dan melihat mereka mendatangi tiap departemen dan berhenti di depan pintunya. “ini angka berapa?” tanya Zahra. “limaaa!!!” jawab Meria semangat. Begitulah tiga bocah kecil itu tanpa sendal mendatangi pintu demi pintu, MaaSya Allah bijak sekali.

Akhirnya giliran adik Zahra dipanggil, tidak lama mama pun dipanggil memasuki ruangan satunya. Mama mengingatkan Meira lagi untuk tetap tenang. Mama tahu rasa ingin tahu Meira besar dan mama yakin Meira bisa mengendalikan dirinya. Benar saja, Meira sangat tenang sambil memperhatikan mama dan dokter mata yang menjelaskan panjang lebar. Hal lucu yang dilakukannya adalah ketika Meira mengarahkan tangan mama memegang pedal alat periksa mata, pertama tangan kiri, kemudian tangan kanan. Mama tetap tenang mendengarkan penjelasan dokter sambil membiarkan aksi Meira dalam diamnya tersebut. Meira ternyata masih ingat posisi mama diperiksa bulan lalu. Dikiranya mungkin mama harus diperiksa dengan alat itu lagi, padahal mama hanya diajarin cara memakai dan melepas RGP. Hihi.

 Setelah penjelasan dokter selesai, mama latihan lagi didampingi dokter residen. Nah,, setelah tadi hanya diam memperhatikan mama, di sini Meira mulai menunjukkan rasa ingin tahunya. Dia minta dipangku, ingin ikut megang senter juga, dan berbicara dengan dokter residen yang ramah. Meira mengikuti mama ketika diperiksa lagi memakai kacamata, dia ingin tahu dan ingin menyentuh tapi mama kasi isyarat dengan tangan. Alhamdulillah Meira bisa mengendalikan dirinya. Akhirnya dia foto-foto dengan tante dokter residen. Yeayyy. Alhamdulillah pengalaman hari ini menyenangkan dan terkendali..

Kecerdasan yang dilatih:
·         Kecerdasan intelektual
·         Kecerdasan spiritual
·         Kecerdasan emosional
·         Kecerdasan menghadapi tantangan










June 25, 2019 No comments

Day 7 : Family project- Konmari ala Meira-Tidying Festival

Agenda konmari ala Meira hari ini adalah acara puncak dari metode Konmari yaitu tidying festival. Apa itu tidying festival? Sesuai dengan namanya, tidying festival adalah festival untuk berbenah dan merapikan barang – barang yang sebelumnya telah di decluttering. Yang namanya festival, tentu penuh dengan hal – hal yang menyenangkan dan sukacita. Begitu juga festival yang satu ini, berbenah dianggap sebagai sesuatu yang spesial dan layak dirayakan. Untuk merayakan festival ini, kami menyediakan makanan – makanan yang digemari Meira, seperti nugget, es krim, jelly. Makanan ini akan dimakan setelah proses berbenah selesai sebagai reward, sehingga anak akan merasakan senang dan gembira dalam melakukan proses berbenah.

Sebelum mulai, mama bertanya “Meira, kenapa kita perlu membuat kamar kita bersih dan rapi?”, Meira terdiam. Mama melanjutkan, “ Karena Allah itu indah dan suka keindahan. Kalau kamar kita bersih dan rapi, kamar kita jadi indah. Jadi kita akan disayang sama Allah”, Meira mendengarkan sambil mengangguk – angguk. Lanjut mulai berbenah, dimulai dari buku dan kertas – kertas. Sebagian besar buku telah disusun di proses perapian sebelumnya. Jadi untuk buku dan kertas proses merapikannya cukup mudah dan cepat. Selanjutnya adalah merapikan mainan, dan disinilah tantangan sebenarnya. Mainan Meira cukup banyak, dan terdiri dari beberapa variasi. Mainan dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu : kategori boneka, kategori mainan musik/suara, kategori mainan hewan, dan kategori mainan kecil - kecil / prithilan. Di Konmari, setiap barang memiliki “rumah” masing – masing sebagai tempat tinggalnya, karena itu mainan ini juga memiliki kotak – kotak tersendiri sebagai rumahnya. Untuk mainan boneka ada sebuah kotak yang dinamai “kapal nabi Nuh”. Mama menggunakan sebuah boneka tangan yang berbicara memanggil boneka – boneka lain yang belum masuk ke kapal. Saat nama boneka dipanggil, Meira memasukkan boneka itu ke dalam kapal. Karena ada beberapa boneka yang memiliki pasangan, mama juga menjelaskan bahwa Allah menciptakan mahluknya dengan berpasang – pasangan, seperti binatang – binatang yang ikut di kapal nabi Nuh. Setelah selesai, kapal pun berlayar di tempat yang telah disediakan di rak. Berbenah dilanjutkan dengan meletakkan mainan ke rumahnya sesuai kategori, yaitu mainan musik, hewan, dan mainan kecil. Mama mengambil mainan dan memberikan ke Meira, selanjutnya Meira memasukkan mainan itu sesuai kategori. Setelah semua masuk ke kotaknya dan disusun, mama bilang ke Meira, “Meira, sekarang semua mainan sudah ada rumahnya masing – masing, besok kalau ambil mainan, setelah selesai dipulangin lagi ke rumahnya yaa..”. Meira mengangguk, “iya maa..”.

sedang mengatur penumpang kapal nabi Nuh

ayo kak, boleh diliat kak, mau cari mainan apa.. #ehhh..

monyet dan pasangannya

Alhamdulillah setelah semua selesai disusun dan rapi, it reward tiimee… Meira dengan semangat lari ke lemari es mengambil es krimnya. Sebelum makan, dokumentasi dulu sekalian berpose bersama ayah yang sudah ikut membantu di festival. Mama bertanya “Meira senang beres – beres ?” , “ senaaang..” jawabnya dengan semangat. Selama beres – beres Meira memang sambil bermain dengan mainan – mainannya sambil gerak kesana kemari, dan reward es krim itulah yang mungkin membuat dia bersemangat, tapi itulah fitrah anak – anak. Paling tidak dia melihat dan mendapat pengalaman bahwa beres – beres adalah hal yang menyenangkan dan semoga bisa menjadi benih karakter positif bagi dirinya, aamiin...

Meira yang minta pose ini, katanya ini pose robot

siapa yang ga suka es krim ?

klo ini yang minta pose ayahnya


Kecerdasan yang dilatih :

  • ·         Kecerdasan intelektual
  • ·         Kecerdasan emosional
  • ·         Kecerdasan spiritual


June 23, 2019 No comments
Day 5: Family project-Konmari ala Meira-Decluttering Sentimental Items

Sentimental Items adalah semua benda yang menimbulkan kenangan. Karena ala Meira, yang jelas mainan jadullah yang menjadi kenangan ketika membersamainya. Plus melanjutkan sortir komono yang belum selesai. Hihiihi. Tapi bedanya,, menyortir mainan kali ini lebih menggunakan perasaan. Kalo Meira mungkin belum ingat kali yaaaa… mainannya saat bayi. Kali ini mamanya yang sentimental. Wkwkw. Mengapa sentimental item di urutan terakhir dalam berkonmari? Yaap. Karena susah meninggalkan kenangan. Apalagi kenangan bersama anak! The Most precious things that can’t be rewind. Setuju ya… momen membersamai anak itu ternyata tidak kita sadari berlangsung dengan sangat cepat.. huwee..Mama asli menulis ini mewek, mengingat kenangan, menyadari kita membersamai anak hanya sementara, plus PMS. Huhu. Jadi tulisan tersentimental ini..T_T

            Lanjut ke inti tulisan, menyortir mainan kali ini fokus ke mainan yang berada di rak buku paling bawah, pertama menyortir mainan di dalam bus storage. Mama mengeluarkan semua mainan ke lantai. Kali ini ayah juga menemani, complete dehhh.. mengenang mainan. Satu-persatu mainan kami pegang, kami ceritakan bagaimana dulu Meira sangat senang memainkannya. Zizi, boneka jerapah yang bisa mengeluarkan lullaby song. Meira ketika bayi bisa terlelap lagi ketika terbangun ketika mendengar lullaby dari Zizi, bagaimana ayah membedah Zizi dan mengeluarkan music box dari perut zizi karena talinya putus dan akhirnya dijahit lagi. Ada unyaw dan kuntai, mainan rattle pas Meira masih bayi. Unyaw adalah boneka yang dipencet bisa bunyi dan digoyangkan berbunyi kerincing. Kuntai adalah mainan rattle plastik yang suaranya sangat nyaring, tapi Meira sangat suka waktu itu. Sangat menyukai dibanding unyaw yang lucu. Jadinya mama sumpel kapas untuk meredam suaranya. Mama cerita bagaimana Meira dulu pas bayi sebulan-dua bulan menjerit-jerit kesenangan ketika bude Har mengajak main bersama kuntai. Hihih. Ada lagi musik putar plastik kesenangannya. Padahal juntaiannya sudah rusak, tapi putarannya masih berfungsi, kali aja nanti dibenerin juntaiannya diganti origami kan bisa dipake lagi.. (kenyataanya ga sempat-sempat buatnya. Hahaha.) yah namanya membuat teringat kenangan indah, masih disimpan. Jadi ingat Meira suka mainan-mainan murah. Hahahhaa. Sampe sekarang juga suka makanan murah. Membuat mama dan ayah tertawa-tawa. Ada lagi puing-puing baby gym, mainan dari baby gym.  Rangkanya sih sudah patah dipake Meira dan ayah pedang-pedangan.wkwk. ada mainan musik hewan. Hadiah ultahnya yang pertama. Meira dulu sangat pintar, bahkan sudah mengerti hewan dalam bahasa inggris, tapi setelah terciprat FBE itu tidak sesuai fitrah mama stop pake bahasa Inggris.Hihi. Meira tadi juga menyusun ikan-ikan kecil di pancingan dengan teliti. Ada lagiiii… yang sentimental. Mainan peninggalan mama zaman dulu.. zaman sd, smp. Huhuhu. Kenangan indah semua…







Alhasil decluttering mainan sentimental hari ini belum ada yang disingkirkan. Hahahhaa. Karena melihat dan mengenangnya masih spark joy dan membuatnya bersyukur bisa membersamai anak. Alhamdulillah ya Allah atas nikmat waktu yang Engkau berikan menikmati momen berharga bersama anak. Huhu. Mewek lagi deh. Sekian part decluttering, Alhamdulillah bisa sampai tahap akhir. Esoknya tinggal tidying festival ala Meira. Yeaaaayyy.

Kecerdasan yang dilatih:
·         Kecerdasan emosinal
·         Kecerdasan intelektual


June 23, 2019 No comments

Day 5: Family project-Konmari ala Meira-Decluttering komono

Assalamu’alaikum wr wb, ketemu lagi di projet konmari bersama Meira. Komono adalah barang-barang di luar kategori konmari selain clothes, book, paper/document dan sentimental items.  Kali ini decluttering menyortir mainan Meira. Mama memilih mainan yang jaraaang sekali dimainkannya. Kalau mama ingat-ingat, mainan yang selalu dimainkannya adalah boneka atau alat yang berkaitan dengan dokter-dokteran atau merawat anak. Mainan pertama yang di sortir adalah set rombongan kereta api. Mainan ini pemberian Eyang Siti, hanya dimainkan saat baru dibelikan. Mungkin karena mainan anak cowo Meira tidak terlalu suka. “Kak, masih mau kereta-keretaaan?” tanya mama sambil mengeluarkan set kereta. “Enggak.” Jawabnya.” Ini kan rejeki yang dikasi Allah ke Kak Meira lewat eyang Siti, eyangnya Kakak Aliya Azkiya..ingat ga?” Meira kelihatan tak peduli. Baiklah mungkin kalau kereta menyala dia akan tertarik. Bagian tempat batre agak lepas, mama coba menatannya, kemudian mengambil batre dan memasang ke kereta, Alhamdulillah masih bisa hidup. Meira kelihatan tertarik… agar lebih seru mama mengaitkan rombongannya serta menyatukan rel.Yeey..  set kereta pun jalan di atas rel…walaupun di tikungan relnya agak menyendat,  Meira lumayan senang melihatnya. “Kakak masih mau main apa disumbangin?”mama coba tanya lagi. “sumbangin.”katanya. “Buat siapa?” “anak yang di panti asuhan.” Oh oke.. dia tertarik tetapi kelihatan memang tidak terlalu menyukai.

            



            Lanjut ke mainan berikutnya masak-masakan. Ini juga jarang dimainkan. Mama melihat kaca pembesar di tumpukan masak-masakan itu.  Mama langsung bertanya sambil menunjukkan kaca pembesarnya.”masih mau dipake untuk belajar?” “mauuu” jawabnya antusias. Kaca pembesar ini pernah dipake untuk belajar mengamati ulat, semut, hal-hal yang kecil. Ketika mama keluarkan semua isi wadah kitty, tempat masak-masakan tersebut,  ternyata dia langsung menyadari ada stetoskop kesayangannya. “stetoskooopp..”jeritnya dengan mata berbinar-binar. Langsung dikalungkan stetoskop yang bisa berbunyi itu, dan diambilnya buku doctor yang merupakan pasangannya. Hmmm… karena dia sedang fokus membaca buku, mama menyortir sendiri mainan yang lain sambil bertanya masih dipake apa ga. Ada mainan yang berkaitan profesi, berkaitan bahan-bahan kreativitas, mewarnai dan mainan edukasi. Pokoknya mainan yang ada di baris atas rak bukunya. Setelah dia selesai dengan stetoskopnya, dia akhirnya beralih ke mainan masak-masakannya. Kami pun main masakan-masakan bersama, sudah lama sekali kami tidak mainkan. Hihihi. Meira seolah-olah menjadi kok dan menyajikan masakannya kepada mama dan mbak dengan sangat baik. “ini bumbunya.. ditambah… ini juga dikasi gula sedikit lagi biar enak..” gayanya. Ini anak selain empati juga menonjol bakat melayaninya. Alhamdulillah dari beberapa mainan, hanya si kereta api yang sudah tak disukainya lagi. Proses decluttering komono ini walaupun tidak semua mainan selesai disortir, Alhamdulillah apa yang diinginkan didapatkan tentang menyadari perasaan, kesukaan dan manfaat benda itu bagi diri. Yang penting mama dan Meira bahagia selama prosesnya….






Kecerdasan yang dilatih:

  • ·Kecerdasan emosional
  •  Kecerdasan spiritual
  • ·Kecerdasan intelektual


June 23, 2019 No comments

Day 4: Family project-Konmari ala Meira-Decluttering paper- anak solehah suka membantu

Lanjut project hari ini decluttering papers, tidak banyak sih papernya. Mama menemukan paper dolls, kertas-kertas bekas mewarnainya, buku gambar dan majalah bobo. Melihat-lihat karya mewarnai Meira, mama sayang membuangnya karena melihatnya bikin senyum-senyum. Walaupun Meira bilang dia sudah tidak menyukainya dan ga dipake lagi. Mama coba keep sebagai barang memorabilia. Alhamdulillah decluttering papers berlangsung cepat.




                Ada hal yang ga disangka Meira dan ayah melakukan proyek yang membahagiakan mama melihatnya. Hari ini, alhamdulillah ada PRT baru. Sewaktu mbaknya mau ambil beras untuk masak nasi, Meira langsung heboh ingin mengambil beras. Mbaknya awalnya melarang Meira, tetapi mama membiarkan agar Meira tetap terlibat. Meira pun semangat menuang beras, mama mengingatkan hati-hati agar tidak tumpah. Ketika mbaknya mau mencuci beras, Meira langsung teriak, “kakak ajaaa…” semangat sekali dia. Ayah pun ikut nimbrung menjelaskan cara mencuci beras. Mama tidak ingin melewatkan kesempatan mendokumentasikannya. Sayang, kamera hp yang digunakan kabur sehingga foto tidak jelas. Tidak sampai di situ, meira tampaknya masih ingin tahu dan antusias. Meira dan ayahnya mengangkat wadah rice cooker yang berisi beras yang dicuci itu bersama-sama ke atas kulkas. Kenapa ke atas kulkas? Yah karena letak rice cookernya di situ. Hhihi. Rice cooker pun disetel, tinggal menunggu nasi matang.


                Kemudian, Ayah mau  mengganti galon dispenser yang habis. Meira keliuhatan masih ingin membantu. Dia mengelap botol galon dengan tissue basah, dan tentu saja yang mengakat galon ayah. horee… alhamdulillah proyek selesai. Mama bangga melihat Meira yang mau belajar, terlibat dan membantu orang tua. Semoga menjadi anak solehah yang suka menolong ya nak.. aamiin..



kecerdasaa yang dilatih:

  • Kecerdasan inteligen
  • kecerdasan emosional
  • kecerdasan menghadapi tantangan
June 20, 2019 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Seorang istri, ibu, dan dokter gigi.

Follow Us

Labels

aliran rasa anak sehat ASI awareness bahagia belajar kesehatan gigi belajardarikesalahan bijak belanja breastfeeding bunda sayang campingground cerdas finansial cerebral palsy chconnect danaucermin dekorasi dokter gigi anak dongeng dzikir emosi empati financiallitercyforkids fiqih belanja fitrah estetika fitrahseksualitas flexibility game level 12 game level 4 game level 5 game level 6 game level 7 game level 8 gamelevel11 gaya belajar anak gigi anak goldenclueconnect guathejungleofknowledge hari 1 hari 10 hari 11 hari 12 hari 13 hari 14 hari 15 hari 16 hari 17 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hati healing hidup human model of the world hutankupucekatan I love to learn ibu bekerja ibu profesional ibu sehat IBUAGENPERUBAHAN IBUBERKOFERENSI ibuku dokterku ibuprofeional ibuprofesional Idul Fitri Ilovemath inimakananbesarku inimakananku institut ibu profesional institutibuprofesional jatuhbangun jeda jurnal30hari kamar kebaikan kebunapel kedekatan keluarga keluarga multimedia kesehatan kesehatan anak kesehatan gigi kesehatan keluarga kesehatan mental kesehatanmental KIP 2019 KLIP komunikasi komunikasi anak komunikasi produktif konflik kuliah bunda sayang Kuliah Bunsay IIP kuliahbundasayang lacakkekuatanmu learningbyteaching lebaran LEVEL 10 level 9 manajemenqalbu marah matharoundus melatih kecerdasan melatih kemandirian memaafkan memori mengajak sikat gigi menjadiyoutuber mental health menyapih menyikat gigi menyusui menyusui saat covid monster mood muhasabah mulai nulis NLP parenting pekanmentorship pengembangandiri pernikahan Personal mastery Personal Mastey personalmastery pertemuankeluargamanajemenwaktudangadget perubahan petaperjalananbelajar petualangmasadepan pohon literasi proses rasa tersambung resolusi tahun baru sabar sedekah sehat finansial sehat holistik sehat mental sehat sosial sehatfinansial selamat selflove Seminar semua anak adalah bintang Senyum sesal sharig is caring sikat gigi surahyunus tahap kepompong tahapkepompong tahapulat tantangan 10 hari tantangan10hari telurhijau telurmerah telurorange temukan cara belajarmu temukanterampillmu thebestversionofyou Think Creative tobat turning red

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (20)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (6)
  • ►  2021 (33)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (16)
    • ►  March (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  March (13)
    • ►  February (17)
    • ►  January (13)
  • ▼  2019 (144)
    • ►  December (12)
    • ►  November (17)
    • ►  October (8)
    • ►  September (18)
    • ►  August (19)
    • ►  July (24)
    • ▼  June (12)
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
    • ►  May (16)
    • ►  April (15)
    • ►  March (3)
  • ►  2018 (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)

Created with by ThemeXpose