Youtube Instagram
  • Home
  • Tentang Saya
  • Jadwal Praktek
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Kontak Kami

drg. Ayyum Berbagi


Day 7: Cerdas Finansial saat Sakit

Sejak tadi malam tubuh Meira hangat, sampai siang ini pun panasnya naik turun. Suhu tubuhnya mencapai 39.8°C. Meira yang biasanya ceria kali ini diam, bertampang lesu, mata dan kulit yang sedikit memerah. Alhamdulillahnya Meira masih mau makan. Mungkin tubuhnya masih capek sehabis perjalanan dari Medan dan perubahan suhu di Jogja yang sangat gerah. Mama ingat selama di Medan Meira juga tidak ada makan buah dan sayur, ia banyak makan roti dan susu sehingga asupan nutrisi yang lain tidak terpenuhi. Tadi malam, jadinya kami mengurungkan niat berbelanja.
Mengingat kondisinya yang seperti itu, yang hanya bisa mama lakukan adalah mengajaknya berdiskusi, memanfaatkan gaya belajar auditorinya yang selama ini mama nilai sangat efektif.

           Di kala Meira terbangun, barulah mama ajak ngomong pelan-pelan pada Meira yang sedang berbaring. “Kak.. mama hidupin murrotal  ya, biar enak.” Mama menawarkan lantunan ayat suci di dekatnya.  Meira menggangguk tanda setuju.  “Kak.. enak ga kalo lagi sakit?” Meira menggeleng. “kalau lagi sakit Kakak badannya lemes terus ya, pingin bobok terus ga bisa ketawa-ketawa, ga bisa main ya.” Meira mengangguk-angguk. “Kakak lebih suka sehat atau sakit?”tanya mama lagi. “sehat.” katanya dengan suara pelan. “Sehat itu dari Allah, sakit itu juga dari Allah.” “Allah memberi rahmat dan juga memberi peringatan kepada orang sakit kak. Kayak Atok sakit, Allah mengampuni dosa-dosa atok. Allah sayang sama atok. Kalau Kak Meira, Allah mengingatkan bahwa tentara tubuh kakak sedang lemah, kemarin Kak Meira ga kasi makan sayur dan buah tentara tubuh kakak kan. “ Meira menggangguk. “sekarang berarti Kita kasi makan tentaranya ya, kakak makan buah dan sayur lagi.” Meira menggangguk. Alhamdulillah Meira tadi mau makan buah pir dan mangga, sedangkan sayur hanya jamur karena mama belum belanja lagi.

“Kak, kata Allah setiap penyakit ada obatnya. Kayak tadi yang kakak minum, tuh ayah lagi keluar beli obat yang baru.” “beli obat itu pake apa kak?” tanya mama. “uang.”kata Meira pelan. “Orang-orang yang di rumah sakit itu juga bayar berobatnya kak. Sayang kan uangnya, walaupaun ada juga yang dibayarin negara kan tetap ga enak. Bagus uangnya buat kita jalan-jalan, sedekah, berbagi kan kak..” Meira menggangguk. “Tapi memang kadang kita udah jaga kesehatan tapi bisa sakit juga, kita perlu biaya beli obat. Kita perlu  menabung juga untuk kesehatan kita, kayak mama ke gym juga bayar kan kak..” Meira menggangguk lagi. “nabung biaya kesehatan itu bisa nanti dipake beli plester… betadine.. hmm.. apalagi. Madu…  Vitamin…. Yang kayak kak Meira suka minta itu kalo ke guardian, vitamin shaun the sheep. Ntar kakak bisa beli, tapi ga boleh kebanyakan, lebih bagus vitamin alami yang ada di sayur dan buah. Kalau yang dalam kemasan gitu campuran bahan kimia. “ jelas mama. Meira masih mendengarkan. “jadi kakak kalo udah sehat nanti mau ngapain kak?” tanya mama. “nabung.”sebuah jawaban yang membuat hati mama cukup berbunga-bunga. Hihihi. “Wah bagus itu, nanti kita buat celengan khusus tabungan kesehatan ya kak…” mama yang semangat. Hahaha.

“Kak.. ada lagi lho yang bikin kita sehat. Kita sedekah dan baca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an itu obat. Sekarang kakak istirahat yaa, sambil dengerin ini surat Ar-Rahman.. mama mengajak Meira baca doa sebelum tidur dan mengelus-elusnya sampai ia memejamkan mata. Mendengar surat Ar-Rahman, mama bersyukur atas nikmat sehat, segala nikmat yang diberikan Allah. Bersyukur bahwa ketika anak sakit kita disadarkan, ternyata kenikmatan mendengar celoteh, tawa, teriakan, tingkah aneh bin lucu adalah nikmat yang tidak kita dapatkan ketika anak sakit. Ibu yang cerdas adalah ibu yang meletakkan investasinya pada anak. Jangan sia-siakan waktu bersama anak karena waktu itu tidak akan bisa diulang :’)

cepat sembuh sayang..

November 30, 2019 No comments

Day 6: Berbagi atau jualan donat?

Dua kotak Donat yang Meira dapat dari Budhe Raya tentulah tidak habis jika dimakan sendiri. Mama merecall lagi ingatan Meira bahwa dalam rezeki kita juga terdapat rezeki orang lain. Atok, mama dan ayah sudah dibagi. Tiba-tiba Meira bilang,”Kakak mau jualan donat.” Atok pun kaget sambil ketawa, “ngajari berbagi, tapi juga ngajarin berhitung.” Maksudnya kalau mau berbagi kan ga usah hitung-hitungan. Kalau jualan, otomatis pasti akan hitung-hitungan. Ya. Ya. Namanya juga anak-anak, mereka akan melakukan secara spontan apa yang mereka pelajari dari apa yang mereka alami. Mungkin Meira ingat momen pasar anak yang lalu, dimana anak seumurannya juga sudah ikut jualan menawarkan produk mereka. Saking semangatnya, kotak donat terlempar sehingga donat-donat berhamburan. Kami langsung segera mengutip donatnya. Ada beberapa topping yang rusak. “Yah kak.. lain kali hati-hati ya. Kalau donatnya rusak kan kurang bagus tampilannya, udah kotor juga. Ntar ga ada yang mau beli.”kata mama. Seakan tidak peduli apa yang terjadi, Meira tetap jualan. “donat.. donat.. siapa mau beli donat…” dia membawa kotak donatnya berjalan-jalan. Meira menawarkan ke Pak Cik mimil, lalu Tok Ma.. tentu saja tidak dipungut bayaran. Hihhii. Selangkah lebih maju, Meira sudah bisa roleplaying berjualan donat. Wah.. kalau ada pasar anak lagi Meira bisa ikutan nih…

Atok menyuruh kak Meira berbagi kepada pekerja yang sedang ada di rumah, tetapi Meira bersikeras tidak mau berbagi kepada orang asing. Dia kekeuh mau jualan. Mengingat Meira masih pada fase egosentrisnya, mama tidak memaksakan Meira berbagi pada orang yang tidak mau dibaginya, toh keluarga inti sudah dibaginya semua termasuk kak Echa ketika bertemu di bandara mengantarkan kepulangan kami. Semoga kelak dewasa ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak egois karena egonya sudah terpuaskan ketika masih kecil. aamiiin.








November 30, 2019 No comments

Day 5: Silaturahim Rezeki berlimpah

Satu hari sebelum pulang ke Jogja, mama ingin menyempatkan bertemu sepupu dekat mama beserta anak-anaknya. Bersama Tokma, Pak Cik Mimil kami pun pergi ke rumah kakak tertua tokma. Kunjungan dadakan itu merupakan kejutan bagi mereka sehingga mereka sangat bersuka cita menyambut kedatangan kami. Meira sangat senang dibelikan minuman, es krim, mie ayam. Meira sudah bisa berbaur main dengan sepupu-sepupunya yang bernama Mas Hafiz, mas Fachrie dan mb kecil Hilya. Masih ingin melepas rindu, kami mengajak anak-anak nonton film frozen II setelah menjemput ayah selesai dinas hari itu. Kami pun pamit kepada nenek budhe (panggilan buat kakaknya Tokma), Meira diberi uang jajan. Karena Meira tidak bawa dompet, uangnya dititipin di dompet mama.

                Tokma dan Pak Cik Mimil tidak ikut, yang  nonton kami bertiga dan budhe raya beserta tiga anaknya. Ketika mau bayar tiket, budhe Raya membayarkan kami. Sempat tolak-tolakan, jadinya mama beli cemilan2 popcorn n minuman deh. Anak sangat senang selepas nonton, Meira makin akrab dengan mbak kecil Hilya.  Lalu kami makan malam, tentu saja kami yang bayar. Kalau udah bareng-bareng gini ga usah itung-itungan deh.. hihi. Kami pun mengantar Budhe Raya beserta anak-anak pulang. Meira lagi-lagi masih dapat rezeki lagi. Dua buah kotak besar berisi donat cantik yang berwarna-warni. Alhamdulillah.. malam itu penuh tawa, penuh kesenangan dan penuh rezeki. Alhamdulillah..
Cerdas finansialnya Insya Allah pake itung-itungan langit. Mama mengajak Meira berdiskusi betapa bahagianya dan penuh rezeki dan keberkahan hari itu. Selain nambah rezeki, dengan silaturahim juga katanya buat panjang umur.  




November 30, 2019 No comments

Day 4: Rezeki dari berbuat kebaikan kepada atok

Mama bertanya kepada Meira apakah Meira masih ingin membelikan kue ulang tahun buat atok. Katanya mau, jadinya mama mengarahkan bagaimana supaya Meira bisa mendapatkan uang lagi berhubung uangnya akan terus berkurang karena cicilan. Hhihi. Meira sepertinya masih belum paham apa yang harus dia lakukan. “Kak, kakak mau berbuat kebaikan apa untuk atok? Mau pijak-pijak atau kusuk?” mama membawa Meira ke kamar atok. “Atok, Kak Meira bisa berbuat kebaikan apa buat atok?” tanya mama. “Bisa pijak-pijak, bisa kusuk kepala atok.” Jawab atok. “nanti kalo kak Meira berbuat baik dapat rezeki dari Allah… nanti bisa beli kue ulang tahun.” Rayu mama. Atok pun menimpali,” yok yok sini pijak-pijak atok, nanti atok kasi duit.” Atok lalu mengambil posisi telungkup tanda siap dipijak. Meira pun naik ke atas punggung atok, mama menginstruksikan untuk bergerak ke kiri atau ke kanan. Berpegangan dinding, Meira mijak-mijak atok. Seolah ingin menguji keseimbangan dirinya, Meira merentangkan tangannya terus mijak-mijak tubuh atok. Bentar-bentar atok bersendawa keluar angin. Hihihi. Hingga beberapa waktu, Meira sudahan mijak-mijak atok. Terus atok minta peluk dan cium, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet. “Ini uang pijak-pijak…” Atok mengeluarkan uang lima belas ribuan. “Ini uang cium.” Atok mengeluarkan uang lima puluh ribuan. Alhamdulillah.. rezeki Meira wkwkkw. Meira menerima upahnya lalu mencium tangan atok. Mama mengeluarkan buku tabungan Meira, menulis pendapatan dan pengeluaran serta sisa saldo. Pengeluaran yaitu pembayaran cicilan pertama. Pendapatan yaitu yang Meira terima dari atok. Setelah itu di kolom bagian samping, ayah dan atok diminta paraf di samping kolom pengeluaran dan pendapatan. Alhamdulillah… Selain bisa berbuat kebaikan, Meira mendapat rezeki. hiihi












November 25, 2019 No comments

Day 3: Tanggung Jawab

Sifat tanggung jawab adalah salah satu sikap ingin dibentuk dalam melatih kecerdasan finansial anak. Karena Meira sudah meminjam uang ayah ketika di asar anak kemarin, Meira harus mengembalikan uang yang dipinjamnya. Mama mengajak Meira berdiskusi dan mengenalkan apa itu cicilan dan lunas. Mama memberi pilihan apakah Meira mau uangnya langsung berkurang banyak, atau sedikit. Awalnya Meira ogah-ogahan mengembalikan uang ayah, tapi akhirnya Meira menerima setelah nego enam kali cicilan. Yeaa.. akhirnya mau.

Meminjam uang boleh saja ketika sangat terdesak, tetapi mama tidak mau Meira menjadi pribadi yang suka meminjam-minjam ketika dewasa nanti. Oleh karena itu, Mama menuliskan surat tanda peminjaman uang dari Bank Keluarga yang di dalamnya tertera nama, umur Meira, tujuan peminjaman, jumlah uang yang dipinjam, jumlah cicilan beserta uang yang harus dibayar per cicilan, pengakuan dan perjanjian bahwa Meira akan melunasi cicilandan menjaga barang yang dibeli. Tidak lupa di akhir surat pembubuhan tanda tangan ayah dan Meira. Meira juga tanda tangan lho. Hihihi.

Mama juga membawa buku tabungan sekolah Meira yang tidak terpakai, sebagai buku tabungan pribadinya. Meira menulis namanya besar-besar di buku tabungan menandai bahwa itu miliknya. Buku siap diisi untuk rekam pemasukan dan pengeluaran Meira di hari berikutnya. Memang terkesan berat apa yang kami terapkan ke anak berusia  4 tahun, tapi ketika kita sebagai orang tua mampu mengenalkan topik dengan menyenangkan, InsyaAllah anak akan paham dan setuju atas kesepakatan yang dibuat bersama. J

memberi nama buku tabungan

Meira launching ttd

ayah ttd

mama menulis surat peminjaman

November 25, 2019 No comments

Day 2: Pasar Anak, Sayang Teman

          Pasar Anak Sayang Teman adalah moment yang tepat bagi Meira untuk belajar cerdas finansial. Pasar dimana menjual barang-barang kreasi sendiri, makanan buatan sendiri atau buatan ibunya bahkan barang-barang preloved. Sampai di lokasi, kami melihat banyak meja berderet menjaga stand jualannya didampiingi ibunya. Kami langsung dihampiri dua bocah umur empat sampai lima tahunan menawarkan ciloknya seharga dua ribu rupiah yang dibawanya. Mama bertanya kepada Meira, “Kak, dompetnya bawa?” Meira menggeleng.  Kami meminta maaf kepada dua bocah tadi tidak membeli karena tidak membawa dompet. Berhubung karena  mama tadi ada seminar dari pagi sampai sore, mati pula hp tadi jadi mama tidak sempat mengingatkan ayah dan Meira untuk membawa dompet. Ada juga anak yang menawarkan pensil yang dihiasi lebah flanel, tapi kami tolak lagi dengan alasan tidak membawa dompet. Anak-anak tadi terlihat memaklumi. lucu. hihihi

                 
Meira disambut dua bocah penjual cilok, mereka sangat berani dan bijak. lucuuu banget deh

Meira juga dihampiri bocah penjual pensil, mama kaget ketika ditawarkan harganya lima puluh ribu rupiah. (mungkin si adek salah sebut harga kali.) hahaha

Mama menunjukkan contoh kakak yang jualan, bisa membuat cookies sendiri dan meyakinkan Meira melihat hasil jualan pada "kaleng uang" 

Mama menunjukkan bahwa yang diujual bisa barang bekas yang di daur ulang, contohnya celengan yang terbuat dari botol air mineral, pin dari tutup botol yang sudah dicat cantik.


              Kami berjalan memutar stand, melihat kreasi-kreasi buatan sendiri seperti pembatas buku buatan sendiri, cookies, berbagai jenis makanan minuman buatan sendiri. Meira berhenti pada sebuah meja, ia tertaik kepada mainan-mainan preloved boneka dan kulkas. Mama bilang, “Kakak kan ga bawa dompet, terus belinya gimana?” lalu meira menjawab, “pinjam uang ayah dulu.” Mama tidak memberikan uang, makanya ia berusaha merayu ayah. hmm.. karena event ini spesial oke deh ga papa, tapi tadi kami buat kesepakatan peminjaman uang. Ketika nanti sampai rumah Meira harus mengganti uang yang dipinjamnya. Meira mengangguk. jadi hari ini Meira ada pelajaran baru. Bertanggung jawab dalam mengelola uang pinjaman.

Kesepakatan sudah dibuat, ayah dan Meira menukar uang dalam bentuk kreweng (sejenis tanah liat yang dibentuk, dihias dan betuliskan harga yang berbeda-beda). Meira mama dorong untuk berani bertransaksi dan belajar menghitung jumlah belanjaannya. mama memuji kakak-kakak yang mencatat barang dagangannya yang laku beserta harganya dan memberi contoh kepada Meira apa yang dilakukan kakak itu ketika berhasil menjualkan dagangannya.  



Stand yang membuat Meira pertama kali tertarik, mainan kulkas dan boneka seperti barbie

Meira belajar bertanya dan bertransaksi langsung dengan kakak-kakak setelah mendapat pinjaman uang dari ayah
             Kami melanjutkan melihat stand-stand lain, Meira ingin membeli cupcake hias. tetapi mama ajak  berkeliling dulu menahan keinginannya. Kami berhenti di stand zerowaste, tisu reusable berupa beberapa lembar kain yang dimasukkan ke dalam kotak tissue. nah, di sini mama yang menahan diri. wkwkwkw. ya iya donk, kan mau jadi teladan anaknya. 

Aksi jualan zero waste, meira tertarik melihat dekorasi bunga plastik yang dibuat si kakak. Ia bertanya bunga dari botol bekas itu terbuat dari apa. Mama bilang kakaknya juga sama seperti Meira pecinta pohon, jadi mengurangi pemakaian tissue dengan menjual tissue reusable. Mama sebenernya tertarik sih... tapi tahan dulu,,, kan jadi teladan bagi anaknya. hahahaha. lagian harganya yang dua puluh ribu, mama mengajari Meira bagaimana mengelola uang pinjamannya yang terbatas
       Setelah berkeliling melihat beberapa jenis makanan, Meira tetap menjatuhkan hatinya pada cupcake. Meira sangat suka makanan manis, berhubung mamanya dokter gigi mama harus kontrol bagaimana anak tetap senang, tapi juga giginya bagus. Yaitu dengan membolehkan makanan manis saat event-event tertentu saja sehingga tadi Meira mendapat izin membeli cupcake. Mama bertanya, "uangnya cukup ga?" soalnya harga cupcake dipatok tujuh ribu rupiah, cukup tinggi. Meira berhitung-hitung dengan ayah, alhamdulillah uangnya masih cukup.  Meira sangat senang memakan cupcakenya. Kami lanjut berjalan, eh kami ketemu dengan dua bocah penjual cilok tadi, Meira berkenalan dengan mereka yang sangat ramah. untuk menyenangkan hati mereka mama ajak Meira membeli cilok, secukupnya saja karena cupcake masih ada di tangan. Alhamdulillah selain belajar finansial meira juga belajar sosialisasi dan empati.

Meira ketemu teman barunya, di stand bocah penjual cilok. Karena keramahannya kami membeli jualannya agar teman baru ini merasa senang juga, tapi Meira beli cukup dua cilok saja seharga seribu rupiah. di sini mama mengajari kegigihan yang diberi contoh temannya itu

              Adzan maghrib berkumandang, kami solat dan harus segera balik karena besok kami akan menuju bandara pagi-pagi. Mama mencoba membingkai pengalaman Meira hari ini tentang apa yang dirasakannya, apa itu pasar, apa yang didapatkan penjual, apa yang didapatkan pembeli dan apa yang akan dilakukan Meira ketika ada acara seperti ini lagi. Alhamdulillah katanya mau menjadi penjual seperti teman-teman yang lain tadi. Insya Allah di lain kesempatan yaa kita berkarya dan menghasilkan uang, yang terpenting adalah rasa bahagia dan produk yang kita tawarkan bermanfaat dan membuat orang lain bahagia. :)



November 23, 2019 No comments
Day 1: Menabung untuk Kue Atok

Hari Minggu nanti kami akan mengunjungi keluarga di Medan. Mama mau melanjutkan memilih apa yang perlu dibawa karena besok mama masih ada seminar seharian dari pagi sampai sore sehingga harus menyelesaikan packing hari ini. Di dalam koper, separuhnya terisi barang Meira yang bermacam-macam. Ada beberapa buku, boneka, botol minum yang sudah terisi penuh, bando, dan dompetnya. Mama memebri pengertian kepada Meira bahwa kita akan membawa barang yang kita butuhkan saja. Pakaian ayah pun belum masuk. Kali ini karena bagasi pesawat bayar, kami ingin berat koper lebih ringan sehingga lebih selektif apa yang mau dibawa. “Kakak pilih saja yang mau kakak bawa lalu masukkan ke dalam tas kakak.”ajak mama.


Meira memasukkan  pakaian tidur, botol minum dan dompet. Aha. Liat dompet, mama punya ide.

“Kak… kita kan dari Jogja nih… kita ke medan mau kasi oleh-oleh apa? Buat tokma dan buat atok?” Tanya mama. “Tokma dikasi baju princess, atok dikasi kue ulang tahuuun.” Katanya ceria. Ternyata jawabannya masih sama dengan beberapa hari lalu ketika mama tanyakan. “hmm.. baju princess batik ya.. mama udah belikan. “ Meira mengangguk. “ Trus, kue ulang tahun buat atok nanti kita belikan di medan aja? Biar ga susah bawanya. “Meira mengangguk lagi. “Ini pake uang kak Meira aja nih di dompet.” Tunjukknya. Wihh.. pede sekali dia merasa bisa membeli dengan uangnya sendiri. “nanti beli yang ad coklatnya, yang ada buahnya, terus ditulisin.” imajinasinya.

 Lalu mama mengajak Meira menghitung berapa jumlah uangnya. Kami menghitung dua lembar uang kertas lima ribuan dan selebar dua ribuan. Lalu menghitung jumlah uang-uang koin. Uangnya dua puluh satu ribu seratus. “Kak… kayaknya uangnya ga cukup. Kita kemarin beli yang kecil aja enam puluh ribu. Uang kakak masih kurang. Terus kita harus apa kak?” tanya mama. “Menabung.”kata Meira pelan. “Kita perlu usaha apa supaya dapat menabung?” “usaha yang ada bebek-bebeknya, kolam anak sama tempat main-mainnya.” Jawabnya masih dalam suara pelan. Perlu seperskian detik mama menangkap maksud omongan Meira sampai mama menyadari, Allahu Akbar! Ternyata Meira mau punya usaha seperti restoran M****h N***o  yang di dalamnya lengkap fasilitas seperti kolam bebek, kolam renang dan outbond. Ga mama sangka ternyata Meira masih ingat diskusi kami ketika di tempat itu, saat itu mama mengenalkan tentang profesi pengusaha. Mama memberi imagi positif tentang baiknya pengusaha yang dapat membuat membuat orang senang lewat usahanya.



“kak..  kan kita belum punya restoran gitu, sekarang kira-kira di rumah ini apa yaa yang bisa kita usahakan?” tanya mama. “ga tau.” Kata Meira. “Bagaimana kalo Kak Meira bantu packing, siapa tahu nanti dapat rezeki dari Allah untuk nambahin buat beli kue ulang tahun..”ajak mama dengan nada yang membuat penasaran. “ Yeay.. “Meira teriak tanda setuju. Mama ga nyangka juga dia menerima tawaran mama. Meira membantu membawakan pakaian yang  telah disetrika ke kamar tanpa di suruh, membantu memilih dan celananya yang mau dibawa, serta menggulung dan memasukkan pakaian yang tidak jadi dibawa. Packingan pakaian pun selesai, tinggal peralatan mandi yang belum. Alhamdulillah selesai juga packing dalam waktu kurang  lebih satu setengah  jam, durasi yang lama buat anak turut membantu.

 Meira melihat adek Vanya di luar, ia ingin segera bermain. Mama bilang, “tunggu dulu. Tadi kakak kan udah berusaha, sekarang Allah kasi kakak rezeki lewat mama. “mama menuju kamar mencari dompet. Tak mau kalah Meira pun dengan sigap mengambil dompet di dalam tasnya. “taraaa..”mama melayangkan uang sebersar lima ribu rupiah. Meira tampak kegirangan dapat uang tersebut. “Uang ini salah satu rezeki yang Allah kasi, rezeki lain kak Meira punya teman dek Vania, punya kucing yang  bisa diajak main. Jadi bila apa?” tanya mama. “makasih Allah…” jawabnya. “terus?” lanjut mama. “makasih mama.” Katanya. “iya sama-sama. Alhamdulilllah….”kemudian ia minta izin pergi ke rumah dek Vania. Alhamdulillah misi hari pertama lancar dalam mengajari Meira perlunya berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Semoga nantinya Meira mampu menjadi anak yang gigih dalam berikhtiar mencapai impiannya. Aamiin..



               Sorenya, mama membeli lupis dari tetangga. Momen yang tepat juga untuk mengajari Meira salah satu cara mendapatkan rezeki. Seperti biasa mama memberikan uang ke Meira, lalu dialah yang membayarkan ke penjual. Biasanya Meira langsung memberikan uang ke mama, tapi tadi dia langsung bilang, “Ini uang buat Kak Meira yaaaa..” oeee…. Baru sehari kok udah mata duitan ni anak. Hahaha. Mama pun berbincang-bincang lagi dengan tante Eko ternyata anaknya tante bikin permen sendiri dan dijual di sekolah.

“Tuh kak… tante Eko dapat uang lho dari hasil jualannya.. tante Eko bikin lupis sendiri.. Anaknya tante ternyata juga jualan. Kakak mau bikin apa? Kalau mau belajar itu sama tante.” Meira jawab kalau dia mau jualan sosis. Hmm.. masih tetep sama kemauan ni anak. Udah sebulan kami ke terakhir ke sunmor, jualan sosis tetap menjadi pilihannya. Padahal sosis sudah mama beli, tetapi ketika diajak mencoba jualan Meira malah nyuruh mamanya. -__-


Yah namanya juga anak bijak, tugas mamanya yang memantaskan diri untuk memfasilitasi anak. Sekian tulisan hari ini. Semoga tulisan ini bisa menjadi bacaan yang menyenangkan ketika Meira besar sudah cerdas finanasial nanti, ketika mama ingin mengenang memutar balik momen berharga bersama Meira..  aaimiin. Wassalamu’alaikum wr wb.
November 22, 2019 No comments

ALIRAN RASA- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG

Alhamdulillah level tujuh sudah terlewati, setiap level selesai pasti ada hal baru yang patut disyukuri. Seperti Meira, hampir tiap hari dia sekarang bertanya, “Ma..besok kita mau ngapain ma?” sepertinya dia sangat senang dengan kegiatan di level  tujuh ini dan ingin terus berkegiatan. Salah satu kegiatan yang berulang-ulang dilakukannya adalah dandan. Sejak mama izinkan Meira memakai produk make up mama, dia malah sering menggambar alis, memakai lipstik ala dirinya yang membuat kami tertawa-tawa, dia kelihatan sangat percaya diri dan senang jika ada yang memperhatikan alisnya. Kemudian Meira jadi senang olahraga, tadi siang Meira bilang,”Ma, tolong ambilin streching donk.. kakak mau olahraga” (maksudnya minta matras, dia mau mengikuti gerakan yoga di hp mama).  Dia merasa memiliki matras dan menirukan pose-pose yoga seperti di hp. Sayang  hp satunya mati, jadi ga bisa dokumentasi. Huhu. Meira juga sering bilang, “besok kakak mau melukis.” Alhamdulillah kemampuan Meira mewarnai terlihat semakin bagus.

Dalam setiap aktivitas, Meira menunjukkan sifat bakatnya yang beragam, tetapi ada beberapa sifat juga yang terus berulang, seperti command, learner, postivity, arranger, focus, emphaty, belief, self assurance, relator, ideation, communication. Pengamatan haruslah terus dilakukan sampai masa remajanya nanti sehingga Meira menemukan 4E nya (enjoy, easy, excellent, dan earn). Masih banyak ragam aktivitas yang akan kita lalui, semoga kita semua sehat dan masih punya umur panjang untuk melewati hari bersama-sama ya nak.. Aamiin.

Alhamdulillah ketika kita melihat sisi posistif dalam diri anak, yang kemungkinan adalah bakat sifatnya, kita sebagai orang  akan mampu melihat bahwa semua anak adalah bintang tanpa membeda-bedakan kelebihan anak yang satu dengan yang lain. Karena menurut mama metode ini sangat penting, Mama sekarang meneruskan melihat sisi positif ayah. 

Stay positive, healthy, and shiny! Every bosy is a star. yeeay


November 11, 2019 No comments

Day 17 : Bermain di rumah kakung bersama kakak

Hari ini mama ikut membantu acara workshop self healing di klaten. Ayah dan Meira ikut mengantar mama sampai ke tempat acara. Setelah mengantar mama, ayah dan Meira  langsung menuju ke rumah kakung dan uti. Sampai di sana, kakak – kakak sepupu masih di sekolah dan baru pulang siang hari, jadi Meira menunggu bersama ayah. Meira tampak senang karena ada banyak makanan yang dia sukai, mulai dari kue brownies, roti tawar, kemudian mangga yang dikupaskan oleh uti, semua dimakan dengan lahap. Sambil menunggu kakak pulang sekolah, ayah menunjukkan salah satu buku milik kakaknya yang berjudul ensiklopedia hewan dan tumbuhan. Meira tampak asik membuka halaman demi halaman dan melihat gambar demi gambar, sesekali ayah bercerita tentang gambar dan sesekali  Meira bertanya tentang gambar yang dilihatnya. Salah satu gambar yang ditanyakan berasal dari buku tentang kehidupan lumba – lumba. Di bagian terakhir ada gambar lumba – lumba yang mati karena sudah tua dan Meira terlihat sedih, ayah pun menjelaskan bahwa semua yang hidup pasti akan mati dan kembali ke Allah yang telah menciptakan kita.






Setelah kakak – kakak pulang dari sekolah, Meira langsung lengket dan bermain bersama. Saat jam tidur siang, Meira juga ikut kakak tidur di kamar. Bangun tidur, waktunya mandi untuk kakak – kakak dan Meira ikut juga. Meira memang dekat dengan saudara – saudaranya dan terlihat begitu gembira jika sudah bertemu dan main bersama. Boneka kakak juga dipinjamnya untuk bermain, dan tema favoritnya  adalah merawat boneka. Meira membuat tempat tidur untuk boneka dan menidurkan boneka seolah sedang merawat orang sakit.



Bakat yang terlihat selama di rumah kakung adalah :

  • Positivity
  • Learner
  • arranger


November 10, 2019 No comments

Day 16 Olahraga di rumah dan makeup kegiatan favoritnya!

Anak zaman sekarang kesenangannya Youtube, tak terkecuali Meira. Karena di sekolahnya juga sering dipasang serial  kartun Youtube, Meira juga acap kali minta nonton. Mama tidak memberi begitu saja, kalau sama mama buka Youtube untuk liat ceramah Ustadz. Kadang-kadang saja mama beri dia nonton yang lain. Sore ini, mama ajak Meira olahraga nonton pake youtube. Meira langsung berbinar-binar tidak sabar ingin melihat. Melihat beberapa video, Meira pilih senam anak korea. Dia mulai mengikuti gerakan, tetapi sayang mama Cuma rekam sedikit. Setelah selesai Meira minta video yang lain. Mama lihat, wah lama sepuluh menit. Tahan ga ya Meira, menit demi menit Meira mengikuti gerakan dengan fokus ternyata dia berhasil melewati sepuluh menit. Yeaaaayyy. Dia minta lagi, tapi kali ini mama juga ingin olahraga donk. Dengan sigap Meira mengambil hp mama, “sekarang  kakak yang dokumentasi.” Katanya mantap. Wooo. Mama bilang ga usah… terus mama melanjutkan olahraga, sesekali Meira ikut gerakan lagi. Ada beberapa gerakan dimana Meira berusaha mengintervensi mama, sambil ketawa-ketawa dia masuk kolong mama, bahkan bersandar di perut mama. Atomosfer yang sangat positif dan menyenangkan! Mama tanya apakah Meira senang, yaa! Tentu saja jawabnya. Tadi aja minta setel video olahraga lagi. Tapi sudah mama stop. Hihhi. Alhamdulillah kami senang dan sehat.





Makeup

Sudah beberapa kali sejak pertama kali mama membiarkan Meira make up sendiri ia semakin menyukai aktivitas make up. Beberapa kali mama pergoki ia memakai alis,lipstik dan lain-lain. Dari tadi siang mama sudah melarang, karena sayang donk make up mama. Huhu. Terus ya biar kesenangannya tersalurkan, mama memberi alternatif supaya dia memakai face deco-nya. Meira menolak, tetap kekeuh mau pakai make up mama. Mama izinkan dia memakai concealer yang udah ga mama pakai, asal nanti setelah mandi. Setelah berolahraga, membantu mama mengangkat jemuran dan melipat pakaian, kami pun mandi. Setelah mandi, mama sholat maghrib. Meira ke kamar. Apa yang dilakukannya?

Dia mulai beraksi memakai makeup mama. Dengan fokus Meira mengoles concealer berwarna hijau ke atas keningnya lalu ke sekeliling matanya. Beberpa kali mama nanya dia maub bikin apa, tetapi dia hanya diam melanjutkan aksinya. Mama membiarkannya tidak terlalu memperhatikan, ternyata diia memakai alis lagi. No…. udh tumpul deh nyx jumbo pencilna. Hahaha. Tidak puas, Meira memakai eyeshadow di matanya serta lipstik di bibirnya. Jadilah Meira seperti ogre. Wkwkkwkw
Biarlah makeup korbannya, asalkan kreativitas anak teralurkan. Hhihii.






Sisi positif atau bakat yang terlihat:

·         Focus (Fokus)
·         Positivity (periang)
·         Arranger (Pengatur)

November 08, 2019 No comments

Day 15 Pet Caring- Melukis coco, memberi makan Amira

           Tadi sore mama mengajak Meira menggambar marmut yang kami pelihara, Coco. Coco mama ambil dari kandangnya dan meletakkan di teras dekat kami duduk. Meira pas sedang makan buah. Ketika mama ajak menggambar, Meir aga mau. Katanya mau makan buah aja, sambil melihat mama menggambar. Mama mencoba menggambar, eh si Coco lasak kali. Kesana kemari, terus pipisssss. Hadeh.. batal deh kami menggambar. Ahahhaa. Lain kali deh kami gambar.

baru coretan awal, trus bubarrr

     Kemudian mama mengajak Meira memberi makan hamster, Amira. Mama menurunkan kandangnya, lalu membuka penutup atas kandang. Amira naik ke tangan mama dan mama senang mengelus-elus Amira. “Kak.. kalo pelihara binatang itu dirawat, dibersihin kandangnya, dikasi makan.” Mama bilang. “Ayah sih… ga ngajakin kakak bersihin kandang Amira.” Ia beralasan. “Ma, minumnya da mau habis. Diisikan ya.” Meira mengambil tempat air minumnya dan mengisi ulang. Setelah mama pasang minumnya, mama minta Meira mencarikan tempat kecil untuk  makanan Amira. Eh tapi malah Meira menyuruh ayah. hahaha. Setelah ketemu, mama memberi Amira makan, sambil mengelus-ngelus dan ngajak ngomong Amira. Meira menyahut,”Kasihan ya Amira sendiri, ga ada suaminya ga ada anaknya. Udah meninggal. Yah.. kapan kita beli suaminya Amira?” jeritnya kepada ayah yang ntah sedang melakukan apa. Kami menutup kandanganya lagi. Berhubung sudah malam, kandang belum kami bersihkan. InsyaAllah hari lain kami akan membersihkannya. 

take a rest, Amira..

Alhamdulillah sisi positf yang terlihat hari ini:
  •    Focus (fokus)·       
  •   Connectedness (kesaling terkaitan)·
  •    Empathy (empati)·       
  •   Belief (peramu-melayani orang lain)·      
  •    Command (penegndali) 

                                                                                         

November 07, 2019 No comments


Day 14 Melayani mama sakit, membantu ayah panen mangga

Hari ini tidak ada yang spesial kami lakukan, berhubung kondisi mama tidak fit. Mama seharian istirahat di kamar. Ayah pun izin kerja karena menemani mama. Meira main-main sendiri seadanya di dalam kamar, nyanyi-nyanyi sendiri dan beberapa kali ingin bersama mama dan ayah. Berikut beberapa hal positif yang bisa dilihat:

  •          Belief (Pramu-senang melayanai orang lain)

Meira mnegambilkan mama minum dan menempelkan koyok di beberapa bagian tubuh mama.

  •          Empathy (empati)

Meira terlihat memahami apa yang mama rasakan, Meira ingin dekat-dekat mama dan memeluk mama.

Sorenya, mama meminta ayah untuk memanen mangga di depan rumah karena sayang jika buah terus berjatuhan dan busuk semua. Meira pun ikut bersama ayah. seperti apa ya Meira bantu ayah…  

  •          Self assurance (yakin diri)

Meira menolong ayah yang sedang panen mangga, mama diam-diam mendokumentasikan dari teras. Mama tidak membantu karena masih kurang fit. Tetapi mama ingin tahu dan mendokumentasikan lebih dekat,  eh malah Meira bergaya. Hahaha.







November 07, 2019 No comments

Day 13 Bermain ceria di Griya Berkah

Hari ini Meira ikut mama ke Griya Berkah karena ada rapat pengurus Ibu Profesional. Selama mama rapat, Meira bebas bermain dengan teman-temannya.
Sisi positif, kelebihan atau bakat Meira:
  •           Relator (bersahabat)

Ada beberapa anak teman mama yang ikut ke Griya Berkah, ada yang beberapa kali pernah ketemu. Ada juga yang belum pernah ketemu, tetapi Meira bisa bersahabat dengan ceria, riang dan kompak.

  •          Includer (guyub)

Meira senang bersahabat, bahkan ke budhe-budhe temannya mama. Meira mau ikut dibonceng bersama budhe Yani, Meira pinginnya dipeluk dan dipangku budhe Ratna ketika di mobil.

  •          Ideation (penggagas)

Dengan semangat Meira menunjukkan gambarnya di papan filpchart. Ia bilang itu gambar dinosaurus.  



Siang hari, kami dapat kabar duka dari salah satu pengurus, teman dekat mama bahwa papanya meninggal. Sorenya kami pun melayat ke rumah duka.

  •          Belief (Pramu, senang melayani orang lain)

Kami melayat ke rumah orang tua teman dekat mama, biasanya Meira sangat dekat dengan Aghniya. Ketika Aghniya datang, Meira langsung menawarkan dan mengambilkan permen dan air minum buat Aghniya.

  •          Intellection (pemikir)

Ketika bertemu dengan Abinya Aghniya, Meira menyapa dan memberondong abi dengan banyak pertanyaan, seperti:
“Atoknya Aghniya sakit apa?”
“Kenapa kok bisa sakit?”
“Ambulannya kok warnanya hitam?”
Yang lainnya mama ga ingat. Bawel banget deh pokoknya, padahal abi lagi berduka.




November 07, 2019 No comments

Day 12 : Menjadi dokter gigi kecil

Hari senin sore adalah jadwal jaga mama di RS PDHI dan kali ini Mama mengajak Meira ikut ke Poli gigi, sambil menunggu ayah pulang kantor. Meira sudah sering mama ajak ke poli gigi, jadi dia sudah terbiasa dengan suasana di poli, tapi hari ini ada pasien anak – anak yang masih takut – takut untuk diperiksa. Jadi Meira mendapatkan pengalaman baru membantu mama menemani pasien agar pasien merasa lebih nyaman dan mau diperiksa giginya. Berikut adalah bakat – bakat yang bisa diamati dari kegiatan Meira :

  • Relator

Setelah pasien masuk ke poli, ditemani dengan orang tua dan adiknya, Meira berkenalan dengan pasien. Kemudian pasien diajak untuk duduk di kursi gigi. Karena masih takut – takut, mama dengan sabar berbicara kepada pasien agar pasien merasa nyaman dan mau untuk diperiksa giginya. Selama proses itu Meira ikut melihat dan menemani pasien di sebelah kursi gigi.




  • Learner

Di awal pemeriksaan, mama menunjukkan apa itu foto rontsen gigi dan bagaimana cara melihatnya. Meira begitu antusias ingin melihat dan tidak sabar menunggu perawat untuk mengeluarkan foto rontsen. Setelah foto dipasang di alat pembaca di kursi gigi, Meira langsung mendekat untuk melihat seperti apa fotonya sambil mendengarkan penjelasan mama.




Pulang dari poli dan sampai di rumah, Meira masih semangat bermain. Dengan make up mama, dia mewarnai sekitar matanya dengan warna hitam. Katanya sih seperti super hero, tapi menurut mama malah seperti boneka racoon, hehe. Setelah selesai bermain, Meira berusaha menghapus sendiri makeup-nya dengan tisu tapi ternyata sulit. Ayah dan mama mengamati saja bagaimana usaha Meira, ternyata dia ingat dengan pembersih makeup yang biasa mama pakai. Meira pun mengambil kapas dan pembersih, kemudian menggunakannya untuk membersihkan sekitar matanya dan berhasil, yeeay…





  • Positivity

Karena pasien masih belum berani untuk diperiksa, maka mama memberikan kesempatan ke pasien untuk istirahat dulu dan mama mengerjakan pasien yang lain. Selama di ruang tunggu, Meira dan teman barunya langsung akrab dan bermain kejar – kejaran di sekitar ruang tunggu sambil tertawa - tawa bersama, seru deh.

  • Command – self assurance

Setelah magrib, ayah sudah tiba di poli dan ikut menemani mama jaga. Saat mama memeriksa pasien yang lain, Meira melihat mama menggunakan masker dan kaos tangan. Ternyata Meira juga ingin menjadi dokter gigi seperti mama yang mengenakan masker dan kaos tangan. Meira pun memakai masker dan minta tolong ke ayah untuk memakaikan sarung tangan. Setelah lengkap, Meira langsung menarik ayah ke kursi gigi dan meminta ayah menjadi pasien. Ayah pun menurut dan Meira langsung beraksi menjadi dokter gigi kecil, hihi..




  • Ideation

Sepulang dari poli, Meira masih bermain dengan boneka domba kesayangannya. Salah satu permainan yang disukai Meira adalah “menidurkan” boneka dombanya. Meira akan membuatkan tempat tidur bagi si domba, kemudian meletakkan dan menyelimutinya. Kali ini tempat tidurnya dibuat dari kursi makan. Meira menyusun sendiri 4 kursi makan menjadi sebuah “tempat tidur” kemudian mengalasinya. Setelah siap, ditidurkanlah si domba dengan nyaman di tempat tidur barunya, zzz…zzzz…



November 06, 2019 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Seorang istri, ibu, dan dokter gigi.

Follow Us

Labels

aliran rasa anak sehat ASI awareness bahagia belajar kesehatan gigi belajardarikesalahan bijak belanja breastfeeding bunda sayang campingground cerdas finansial cerebral palsy chconnect danaucermin dekorasi dokter gigi anak dongeng dzikir emosi empati financiallitercyforkids fiqih belanja fitrah estetika fitrahseksualitas flexibility game level 12 game level 4 game level 5 game level 6 game level 7 game level 8 gamelevel11 gaya belajar anak gigi anak goldenclueconnect guathejungleofknowledge hari 1 hari 10 hari 11 hari 12 hari 13 hari 14 hari 15 hari 16 hari 17 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hati healing hidup human model of the world hutankupucekatan I love to learn ibu bekerja ibu profesional ibu sehat IBUAGENPERUBAHAN IBUBERKOFERENSI ibuku dokterku ibuprofeional ibuprofesional Idul Fitri Ilovemath inimakananbesarku inimakananku institut ibu profesional institutibuprofesional jatuhbangun jeda jurnal30hari kamar kebaikan kebunapel kedekatan keluarga keluarga multimedia kesehatan kesehatan anak kesehatan gigi kesehatan keluarga kesehatan mental kesehatanmental KIP 2019 KLIP komunikasi komunikasi anak komunikasi produktif konflik kuliah bunda sayang Kuliah Bunsay IIP kuliahbundasayang lacakkekuatanmu learningbyteaching lebaran LEVEL 10 level 9 manajemenqalbu marah matharoundus melatih kecerdasan melatih kemandirian memaafkan memori mengajak sikat gigi menjadiyoutuber mental health menyapih menyikat gigi menyusui menyusui saat covid monster mood muhasabah mulai nulis NLP parenting pekanmentorship pengembangandiri pernikahan Personal mastery Personal Mastey personalmastery pertemuankeluargamanajemenwaktudangadget perubahan petaperjalananbelajar petualangmasadepan pohon literasi proses rasa tersambung resolusi tahun baru sabar sedekah sehat finansial sehat holistik sehat mental sehat sosial sehatfinansial selamat selflove Seminar semua anak adalah bintang Senyum sesal sharig is caring sikat gigi surahyunus tahap kepompong tahapkepompong tahapulat tantangan 10 hari tantangan10hari telurhijau telurmerah telurorange temukan cara belajarmu temukanterampillmu thebestversionofyou Think Creative tobat turning red

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (20)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (6)
  • ►  2021 (33)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (16)
    • ►  March (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  March (13)
    • ►  February (17)
    • ►  January (13)
  • ▼  2019 (144)
    • ►  December (12)
    • ▼  November (17)
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 7
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 6
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 5
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 4
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 3
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 2
      • GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 1
      • ALIRAN RASA GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 17
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 16
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 15
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 14
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 13
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 12
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 11
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 10
      • GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 9
    • ►  October (8)
    • ►  September (18)
    • ►  August (19)
    • ►  July (24)
    • ►  June (12)
    • ►  May (16)
    • ►  April (15)
    • ►  March (3)
  • ►  2018 (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)

Created with by ThemeXpose