Day 7: Cerdas Finansial saat Sakit
Sejak tadi
malam tubuh Meira hangat, sampai siang ini pun panasnya naik turun. Suhu tubuhnya
mencapai 39.8°C. Meira yang biasanya ceria kali ini diam, bertampang lesu, mata
dan kulit yang sedikit memerah. Alhamdulillahnya Meira masih mau makan. Mungkin
tubuhnya masih capek sehabis perjalanan dari Medan dan perubahan suhu di Jogja
yang sangat gerah. Mama ingat selama di Medan Meira juga tidak ada makan buah
dan sayur, ia banyak makan roti dan susu sehingga asupan nutrisi yang lain
tidak terpenuhi. Tadi malam, jadinya kami mengurungkan niat berbelanja.
Mengingat kondisinya yang seperti itu,
yang hanya bisa mama lakukan adalah mengajaknya berdiskusi, memanfaatkan gaya
belajar auditorinya yang selama ini mama nilai sangat efektif.
Di
kala Meira terbangun, barulah mama ajak ngomong pelan-pelan pada Meira yang
sedang berbaring. “Kak.. mama hidupin murrotal ya, biar enak.” Mama menawarkan lantunan ayat
suci di dekatnya. Meira menggangguk
tanda setuju. “Kak.. enak ga kalo lagi
sakit?” Meira menggeleng. “kalau lagi sakit Kakak badannya lemes terus ya,
pingin bobok terus ga bisa ketawa-ketawa, ga bisa main ya.” Meira
mengangguk-angguk. “Kakak lebih suka sehat atau sakit?”tanya mama lagi. “sehat.”
katanya dengan suara pelan. “Sehat itu dari Allah, sakit itu juga dari Allah.” “Allah
memberi rahmat dan juga memberi peringatan kepada orang sakit kak. Kayak Atok
sakit, Allah mengampuni dosa-dosa atok. Allah sayang sama atok. Kalau Kak Meira,
Allah mengingatkan bahwa tentara tubuh kakak sedang lemah, kemarin Kak Meira ga
kasi makan sayur dan buah tentara tubuh kakak kan. “ Meira menggangguk. “sekarang
berarti Kita kasi makan tentaranya ya, kakak makan buah dan sayur lagi.” Meira
menggangguk. Alhamdulillah Meira tadi mau makan buah pir dan mangga, sedangkan
sayur hanya jamur karena mama belum belanja lagi.
“Kak, kata
Allah setiap penyakit ada obatnya. Kayak tadi yang kakak minum, tuh ayah lagi
keluar beli obat yang baru.” “beli obat itu pake apa kak?” tanya mama. “uang.”kata
Meira pelan. “Orang-orang yang di rumah sakit itu juga bayar berobatnya kak. Sayang
kan uangnya, walaupaun ada juga yang dibayarin negara kan tetap ga enak. Bagus uangnya
buat kita jalan-jalan, sedekah, berbagi kan kak..” Meira menggangguk. “Tapi
memang kadang kita udah jaga kesehatan tapi bisa sakit juga, kita perlu biaya
beli obat. Kita perlu menabung juga
untuk kesehatan kita, kayak mama ke gym juga bayar kan kak..” Meira menggangguk
lagi. “nabung biaya kesehatan itu bisa nanti dipake beli plester… betadine..
hmm.. apalagi. Madu… Vitamin…. Yang kayak
kak Meira suka minta itu kalo ke guardian, vitamin shaun the sheep. Ntar kakak
bisa beli, tapi ga boleh kebanyakan, lebih bagus vitamin alami yang ada di
sayur dan buah. Kalau yang dalam kemasan gitu campuran bahan kimia. “ jelas
mama. Meira masih mendengarkan. “jadi kakak kalo udah sehat nanti mau ngapain
kak?” tanya mama. “nabung.”sebuah jawaban yang membuat hati mama cukup
berbunga-bunga. Hihihi. “Wah bagus itu, nanti kita buat celengan khusus
tabungan kesehatan ya kak…” mama yang semangat. Hahaha.
“Kak.. ada
lagi lho yang bikin kita sehat. Kita sedekah dan baca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an
itu obat. Sekarang kakak istirahat yaa, sambil dengerin ini surat Ar-Rahman..
mama mengajak Meira baca doa sebelum tidur dan mengelus-elusnya sampai ia
memejamkan mata. Mendengar surat Ar-Rahman, mama bersyukur atas nikmat sehat,
segala nikmat yang diberikan Allah. Bersyukur bahwa ketika anak sakit kita
disadarkan, ternyata kenikmatan mendengar celoteh, tawa, teriakan, tingkah aneh
bin lucu adalah nikmat yang tidak kita dapatkan ketika anak sakit. Ibu yang
cerdas adalah ibu yang meletakkan investasinya pada anak. Jangan sia-siakan
waktu bersama anak karena waktu itu tidak akan bisa diulang :’)
cepat sembuh sayang.. |