Pengalaman Mengemas Potluck:
Assalamu’alaikum wr,wb.
Pada tugas kali ini kami mengemas potluck ilmu yang dimiliki dalam bentuk audio. Saya berencana mengemasnya dalam bentuk rekaman suara Podcast karena saya ingin tahu belajar dengan cara yang berbeda. Syukurnya dua bulan lalu saya ada ikut kelas mengenai Podcast, jadi saya perlu mengulang materi tersebut.
Saya memulai mengikuti apa yang diajarkan mentor saya. Saya menulis script tentang konten yang akan disampaikan di sela-sela aktivitas saya mengurus dan menyusui bayi di sebuah buku notes dan di HP pada hari Selasa. Saya berencana merekam suaranya di hari Rabu sehingga bisa segera disetorkan.
Manusia berencana Allah yang menentukan. Hari Rabunya ketika saya ingin merekam, tulisan di buku notesnya hilang karena bukunya terkena air yang tumpah dari alat pelembab udara. Saya menarik nafas sejenak dan mencoba tetap bersyukur masih ada catatan di HP saya tentang isi pokok materi yang ingin saya sampaikan.
Di sini saya menyadari untuk bisa menyampaikan materi dalam tiga menit tentulah bahasan pokok saja yang perlu disampaikan sehingga disini saya bersyukur bisa mengendalikan pikiran saya ketika hal yang tidak saya sukai, ternyata itulah yang saya butuhkan. Ya, saya butuh bicara yang tepat dan padat dalam 3 menit.
Saya baru bisa mau merekam suara pada hari Rabu malam ketika anak - anak sudah tidur semua. Saya mencoba merekam suara langsung via aplikasi Anchor, berkali - kali saya take suara menyesuaikan lokasi yang tepat, antara pakai speaker atau headset.
Ketika saya sudah berhasil merekam dan ingin menguploadnya, koneksi internet sangat tidak mendukung. Saya gagal terus dalam mengupload audio percobaan saya sampai akhirnya anak saya sudah kembali menangis alarm waktunya menyusui. Berhubung sudah waktunya untuk tidur, saya memutuskan untuk melanjutkan esok hari.
Hari Kamis, disini saya bertekad untuk merekam suara supaya bisa disetorkan dengan segera. Sebelum merekam saya memulai dengan solat Dhuha 2 rakaat dan berdoa supaya lisan saya dilancarkan dalam merekam audio disaat bayi saya tidur dan Meira sedang main sendiri.
Koneksi internet masih belum bersahabat, namun saya tidak patah semangat. Saya rekam audio mau tidak mau lewat voice recorder HP yang tersimpan di HP. Saya harap ketika koneksi stabil bisa saya upload. Alhamdulillah rekaman pagi itu lancar.
Selanjutnya waktu untuk menyicil membuat desain image podcast dan flyer. Di sini saya meminta suami saya dalam membuat desain karena mata saya butuh istirahat dari gadget. Kepala saya sudah pusing karena terus - menerus menggunakan gadget baik dalam berkomunikasi, belajar, atau mengerjakan tugas.
Hari Jumat, koneksi internet Alhamdulillah sudah mulai baik dan audio bisa saya upload ke Anchor. Saya galau mau edit pakai background music atau tidak. Oleh karena itu saya mendengarkan kajian ustadz.
Selama saya mengedit audio untuk bisa mendapat podcast sepanjang 3 menit, saya mendapat WA dari teman 1 departemen komunitas menginfokan bahwa akun anchornya menggunakan email departemen komunitas saya. Jadi hari Jumat itu belum bisa saya setorkan juga karena saya harus mencari tahu bagaimana agar tidak menggunakan email komunitas itu.
Hari Sabtu, saya membuat akun podcast baru dan mendownload audio di Anchor yang menggunakan akun email komunitas. Namun karena terselingi oleh aktivitas wajib lainnya saya baru bisa melanjutkan pada sore hari.
Ternyata suami saya belum sempat membuat flyer sehingga saya paksakan untuk segera membuat flyer sendiri dan mengupload rekaman dan flyer ke album potluck Self Care hutan kupu cekatan sebelum pergi.
Kesan dan Pembelajaran
Di sini saya belajar mendengar suara hati saya. Apakah benar yang saya lakukan? Apakah diridhoi oleh Allah SWT atau tidak. Ketika hati saya ragu untuk memasukkan background music ke dalam audio. Saya langsung mendengar ceramah Ustadz Khalid Basalamah tentang “Dosa Besar: Mendengarkan dan Menikmati Musik”.
Setelah saya dengar kajian beliau Alhamdulillah saya mantap untuk tidak memasukkan background music ke dalam rekaman podcast saya. Saya juga ditunjukkan Allah SWT, beberapa media dakwah di youtube yang tidak menggunakan musik dalam chanelnya. Bismillah.. Semoga ke depannya nanti saya diizinkan Allah SWT untuk berdakwah yang diridhoi Allah SWT.
Saya berniat segera membuat jurnal malamnya setelah mengupload flyer potluck. Namun, ketika malam di saat anak-anak tertidur adalah waktu yang langka saya dapatkan untuk dihabiskan bersama suami. Tubuh saya juga sudah lelah. Akhirnya saya penuhi hak tubuh saya untuk istirahat.
Di hari Minggu, saya dan suami ada agenda diskusi talents mapping dengan Kang Firman dan Teh Elma. Sebelum itu saya menyicil jurnal setoran saya, tak disangka sesi diskusi berlanjut sampai sore karena Meira senang bermain bersama anak - anak mereka.
Sampai di rumah tubuh sudah lelah dan kami semua butuh istirahat malam harinya. Apalagi hari pertama saya Haid, sangat pegal-pegal tubuh saya. Jadinya saya penuhi hak tubuh saya dulu.
Saya terbangun tengah malam dan melanjutkan jurnal setoran saya dalam waktu yang terpotong waktu untuk menyusui. Meira pun terbangun dan butuh perhatianku. Alhasil waktu semakin mepet dan saya butuh delegasi suami untuk mengetik apa yang saya ucapkan sambil menyusui. Akhirnya saya bisa menyetor pada hari senin pagi di akhir waktu deadline pengumpulan jurnal. Jauh dari target awal menyetor pada hari Rabu atau Kamis. hihihi.
Pembelajarannya manajemen waktu sangatlah penting, mesti disiplin dalam alokasi waktunya. Memang butuh proses yang lebih lama dalam menerapkan manajemen waktu secara fitrah. Saya sadar saya tidak menunda dan bersungguh-sungguh dalam melakukannya, namun perlu menerima prosesnya yang juga butuh waktu.
Tidak mengapa setor di akhir waktu jika memang itu intinya dan tidak mengorbankan waktu berharga yang lainnya. Bukankah waktu yang utama itu di sepertiga waktu terakhir? Alhamdulillahi robbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang mengatur waktu dan segala urusan.
Potluck apa saja yang saya cicipi di gua?
Saya baru sempat mendengar podluck:
- Be Strong and believe in process- Tiga Level perubahan dan Lima Kualitas Diri
- Overthinking
- Bagaimana Manajemen Diri Ketika Memiliki Keinginan Besar
Masih banyak sih topik-topik yang sangat menarik yang ingin saya dengar, InsyaaAllah nanti ada waktunya lagi saya mendengarnya karena sepertinya Allah SWT ingin saya lebih banyak makan potluck dari luar gua untuk seminggu ini.
Potluck di Luar Gua
Ketika menyetor jurnal pekan- 1, hal yang ingin saya pelajari adalah tentang Personal Mastery dan adab. Saya tulis itu untuk fokus belajar itu. Namun hati saya berbicara “Saya ingin belajar tentang deep sleep, yaudah lah ntar kan bisa lihat lagi di album makanan dan buku.”
Alhamdulillah saya disuguhkan Allah SWT potluck sangat lezat yang saya butuhkan di luar gua. Potluck yang datang tiba-tiba berhubungan topik adab dan Deep Sleep sehingga langsung saya dengarkan. Ternyata sangat sesuai dengan kriteria topik yang ingin saya kuasai.
Semua ilmu yang saya pelajari saling berkaitan untuk manajemen waktu saya sehingga ada rasa penasaran untuk mempelajarinya. Akhirnya rasa penasaran itu terkenyangkan oleh suguhan yang Allah SWT berikan. Alhamdulillah..
Inilah Potluck berkaitan tentang Adab dan Deep Sleep:
- Materi adab Bulughul Maram Kitab Al-Jami’ oleh Ustadz Khalid Basalamah
- Adab Tidur oleh Ustadz. Djazuliruhan Basyir, Lc
- Neurobiologi Tidur dan Terjaga oleh dr. Aisah Dahlan, cHt
Inilah Potluck Personal Mastery:
Saya awalnya mendengarkan suara hati saya. Saya latih dalam menerapkan manajemen waktu sesuai fitrah. Ketika saya merasa tidak nyaman, saya ubah metodenya. Saya andalkan intuisi saya dalam menjalani manajemen waktu saya. Alhamdulillah hati menjadi tenang, ajaibnya tubuh saya bahkan bisa menjadi alarm alami ketika bangun tidur malam. Tidak perlu pasang alarm lagi. Alhamdulillah jam biologis sudah terbetuk sedikit demi sedikit. hehe
Ketika ada situasi dan kondisi yang tidak sesuai, saya coba sadari dan merenung. Mendengarkan suara hati untuk membaca Al-Qur’an. Alhamdulillah saya menemukan solusinya.
Untuk menambah ilmu Personal Mastery saya cicil mendengarkan video materi self-coaching oleh Coach Darmawan Aji.
Diskusi dan konsultasi hasil talents mapping dengan Kang Firman dan Teh Elma sebagai solusi tantangan yang sedang saya hadapi. Alhamdulillah apa yang dipaparkan beliau sangat sesuai dengan pemahaman saya. Di sini saya malah menemukan bahwa diri saya “istimewa” yang membuat saya bersyukur atas anugerah potensi pada diri saya untuk menjadi kupu-kupu cahaya yang menerangi kegelapan.
Sekian laporan pembelajaran yang saya lakukan selama sepekan. Semoga membawa kebaikan dan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin
Wassalamu’alaikum, wr.wb.