Youtube Instagram
  • Home
  • Tentang Saya
  • Jadwal Praktek
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Kontak Kami

drg. Ayyum Berbagi

Keluarga


Harta yang paling berharga adalah keluarga

Istana yang paling indah adalah keluarga

Puisi yang paling bermakna adalah keluarga

Mutiara tiada tara adalah keluarga


Lagu di atas siapa yang tidak kenal? Lagu yang tak lekang oleh zaman. Aku dengar ketika aku zaman kanak-kanak hingga anakku yang menyanyikannya. 


Jika seluruh keluarga dimaknai sesuatu yang paling berharga, paling indah, paling diprioritaskan maka sangatlah aman damai sentosa dunia ini. 


Keluarga yang diidamkan, seperti relasi yang hangat antar anggota keluarga, saling melindungi dan melengkapi, semua menunaikan peran dan kewajiban masing-masing, keluarga sebagai tempat kembali. 


Setiap insan mendambakan keluarga impiannya. Pertanyaannya, apakah keluarga di Indonesia benar-benar merasakan kehadiran keluarga bak surga dunia? 


Angka perceraian yang terus meningkat, kasus depresi meningkat sehingga melejit munculnya komunitas-komunitas terkait peduli anak, rumah tangga dan kesehatan mental. 


Dalam pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan Indonesia, Faktor pemicu depresi bisa berasal dari dalam keluarga. Kejadian dalam pernikahan seperti pertengkaran, perceraian, kematian pasangan. 


Problem orang tua, orang tua yang jarang di rumah menjadi pemicu stres anak dan remaja. Bahkan keluarga yang tidak harmonis berisiko tinggi menyebabkan orang dengan gangguan jiwa. 


Masalah ini tidak bisa dianggap sepele, keluarga perlu segera kembali berfungsi seperti tujuan awalnya. Keluarga perlu menjadi bahan bakar penyehat mental individunya, bukan sebaliknya. 


Kebutuhan dasar psikologis harus dipenuhi, seperti kasih sayang, harga diri, rasa aman dan nyaman, berekspresi, batasan yang jelas. Tiap individu butuh didengar, dimengerti, dihargai dan dianggap penting. 


Oleh karena itu marilah kita mulai dari memenuhi kebutuhan psikologis kita sendiri dulu. Jika kebutuhan dasar kita sudah terpenuhi, kita tentu akan bisa memenuhi kebutuhan psikologis keluarga kita.


Jika setelah kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis terpenuhi, InsyaAllah keluarga akan menjadi harta yang paling berharga setelah iman kita terhadap Allah SWT. 


Tiap individu menjalankan kewajiban dan tidak ada hak yang terdzolimi. Semua anggota keluarga bisa sehat mentalnya dan bisa berkontribusi untuk masyarakatnya. 


Semoga seluruh individu dan keluarga yang sedang diuji keadaan psikogisnya mendapat pertolongan dan rahmat Allah SWT. Aamiin. 

March 22, 2022 No comments
Assalamu'alaikum wr, wb. 

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi challenge Pit Stop 4, Golden Clue Connect "Financial Literacy for Kids".

Ada dua pilihan tantangan, yaitu membuat celengan atau habit menabung. Kedua adalah perencanaan alokasi uang saku anak. 

Berhubung celengan Meira udah penuh, kemudian ada celengan yang sudah "tersabotase" oleh si mbak dan Meira belum dikasi uang saku. 

Tantangan kali ini jadinya nyoba mengajari Meira merencanakan alokasi uang yang terkumpul di celengannya. 

Mama memberi lima mangkok yang ditempel sticky notes bertuliskan alokasi untuk diri (yang mau dibelanjakan), sedekah (di sini mama ngajarin di rezeki kita rezeki orang lain juga), nabung (untuk sesuatu yang diinginkannya), untuk hobi dan dana darurat (mama menjelaskan jika kadangkala kita butuh uang tiba-tiba, seperti tahun lalu kita harus berangkat ke Medan sewaktu atok meninggal. Di situ banyak sekali uang yang terpakai.) 




Meira baru usia enam tahun, katanya dia ingin uangnya dibelikan semua untuk mainan. Boleh, tetapi mama juga perlu mengajarkan sejak dini yang sebaiknya seperti apa. 

Disini mama mengenalkan mengapa perlu merencanakan alokasi uangnya supaya uangnya tidak langsung habis semua. 

Nah, karena Meira belum paham konsep persentase Mama menjelaskan dengan angka 10. Jika kita memiliki 10, perlu dibagi lima. Meira mau bagi berapa untuk masing-masing pos? 

Meira awalnya mau memberi angka 6, yang berarti 60% untuk diri (dibelanjakan). Mama bilang maksimal 5. Karena terlalu boros kalau lebih dari 5. Meira setuju. Setelah itu untuk alokasi lainnya Meira bilang masing-masing kasi 1. Nah karena ada sisa 1. Mama bilang, lebih baik kalau satunya ditambahkan untuk menabung. 

Nah, nanti kalau misalnya Meira mau menabung lagi Meira tinggal masukkan ke pos tadi secara bergantian. Ga boleh ada yang kosong. Meira saat ini tidak sekolah formal sehingga Alhamdulillah belum perlu memberi uang saku. Hehe. 

Begitu pembelajaran singkat perencanaan alokasi uang Meira. Semoga ke depannya bisa dia alokasikan dengan bijak ketika punya uang saku sendiri. Aamiin. 
March 08, 2022 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Seorang istri, ibu, dan dokter gigi.

Follow Us

Labels

aliran rasa anak sehat ASI awareness bahagia belajar kesehatan gigi belajardarikesalahan bijak belanja breastfeeding bunda sayang campingground cerdas finansial cerebral palsy chconnect danaucermin dekorasi dokter gigi anak dongeng dzikir emosi empati financiallitercyforkids fiqih belanja fitrah estetika fitrahseksualitas flexibility game level 12 game level 4 game level 5 game level 6 game level 7 game level 8 gamelevel11 gaya belajar anak gigi anak goldenclueconnect guathejungleofknowledge hari 1 hari 10 hari 11 hari 12 hari 13 hari 14 hari 15 hari 16 hari 17 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hati healing hidup human model of the world hutankupucekatan I love to learn ibu bekerja ibu profesional ibu sehat IBUAGENPERUBAHAN IBUBERKOFERENSI ibuku dokterku ibuprofeional ibuprofesional Idul Fitri Ilovemath inimakananbesarku inimakananku institut ibu profesional institutibuprofesional jatuhbangun jeda jurnal30hari kamar kebaikan kebunapel kedekatan keluarga keluarga multimedia kesehatan kesehatan anak kesehatan gigi kesehatan keluarga kesehatan mental kesehatanmental KIP 2019 KLIP komunikasi komunikasi anak komunikasi produktif konflik kuliah bunda sayang Kuliah Bunsay IIP kuliahbundasayang lacakkekuatanmu learningbyteaching lebaran LEVEL 10 level 9 manajemenqalbu marah matharoundus melatih kecerdasan melatih kemandirian memaafkan memori mengajak sikat gigi menjadiyoutuber mental health menyapih menyikat gigi menyusui menyusui saat covid monster mood muhasabah mulai nulis NLP parenting pekanmentorship pengembangandiri pernikahan Personal mastery Personal Mastey personalmastery pertemuankeluargamanajemenwaktudangadget perubahan petaperjalananbelajar petualangmasadepan pohon literasi proses rasa tersambung resolusi tahun baru sabar sedekah sehat finansial sehat holistik sehat mental sehat sosial sehatfinansial selamat selflove Seminar semua anak adalah bintang Senyum sesal sharig is caring sikat gigi surahyunus tahap kepompong tahapkepompong tahapulat tantangan 10 hari tantangan10hari telurhijau telurmerah telurorange temukan cara belajarmu temukanterampillmu thebestversionofyou Think Creative tobat turning red

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2022 (20)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ▼  March (2)
      • Keluarga
      • Perencanaan Alokasi Uang Anak
    • ►  February (3)
    • ►  January (6)
  • ►  2021 (33)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (16)
    • ►  March (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  March (13)
    • ►  February (17)
    • ►  January (13)
  • ►  2019 (144)
    • ►  December (12)
    • ►  November (17)
    • ►  October (8)
    • ►  September (18)
    • ►  August (19)
    • ►  July (24)
    • ►  June (12)
    • ►  May (16)
    • ►  April (15)
    • ►  March (3)
  • ►  2018 (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)

Created with by ThemeXpose