Youtube Instagram
  • Home
  • Tentang Saya
  • Jadwal Praktek
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Kontak Kami

drg. Ayyum Berbagi


Hari ke-2: Energi Positif Bangun Pagi

Alhamdulillah pagi ini Meira bisa bangun sendiri. Meira langsung masuk ke dalam kamar mama dan melendot-lendot ke tepi tempat tidur. “hwaaa.. Alhamdulillah. Kakak udah bangun.. “ puji mama. Mama melihat jam menunjukkan pukul 05.30 wib. Walaupun tidak lebih cepat bangunnya, paling tidak dia bisa bangun dengan sendirinya. Meira langsung keluar menuju karpet Merah di ruang keluarga, seperti biasa dia merebahkan tubuhnya disana. Tapi kali ini beda, Meira kelihatan sudah full charged. Biasanya jam segini dia masih betah bergulung-gulung di atas karpet. Benar saja dia langsung bangun dan menghampiri kandang hamsternya. Melihat para bayi hamster yang mungil. Sebagai apresiasi dia bangun sendiri mama memberinya bintang. Meira menempel di reward chartnya. Meira akan dapat bintang jika bisa bangun lebih pagi apalagi bisa bangun sendiri.


Melihat Meira mama serasa dialiri energi positif. Kelihatannya kondisinya sudah bisa diajak kerja sama. Mama punya ide. Rencana mama sih setelah nanti dia bisa bangun tidur sendiri, mama mau melatih dia bisa merapikan tempat tidur. Kenapa ga dicoba sekarang mumpung anaknya lagi on?  Hehe. Lalu Mama mengajak Meira merapikan tempat tidur, mama mengganti seprai sedangkan Meira menyusun bantal. Yaahh sambil lompat dan rebahan di kasur juga pastinyaa…


Ternyata Meira menemukan ada satu bukunya di dekat tempat tidur. Mama langsung mengajak Meira mengembalikan ke rak bukunya ke tempat klasifikasinya. Meira memang juga sedang belajar mengembalikan barang ke tempatnya. Alhamdulillah dia sudah mulai terbiasa. Sesi merapikan kamar pun selesai..


Mama lalu mengajak Meira mandi. Hmm.. Alhamdulillah ga perlu lama muter-muter… mama juga ingin membiasakan Meira langsung segera mandi sehabis bangun. Meira pun melepas bajunya dengan sigap dan meletakkan pakaian kotornya ke dalam laundry boxnya. Hoo… efek tidur yang cukup membuat moodnya bagus pagi ini. Selain itu menularkan mood yang bagus juga bagi mama. Hihiih… Mama menemaninya mandi. Meira sebenarnya sudah lumayan bisa mandi sendiri, jadinya mama cukup memperhatikan bagian mana yang belum disabuni. Ternyata Meira masih kesulitan membersihkan punggung pas bagian lengan karena tangannya belum sampai. Jadi mama bantu pas bagian punggung atas. Selebihnya sampoan dan mengguyur tubuh dia sudah bisa sendiri.

Alhamdulillah efek bangun pagi mempengaruhi aktivitas setelahnya. Alhamdulillah usaha mama memberi sugesti untuk bangun lebih pagi kepada Meira sebelum tidur berhasil. Mama mencoba membuat kesepakatan jadwal tidur baru Meira dengan ayah, termasuk mengubah jam makan dan aktivitas persiapan tidur lain. Malam ini Meira juga alhamdulillah tidur cepat karena seharian tadi bermain bersama mama di Taman Pintar. Semoga besok pagi Meira bisa bangun lebih cepat agar ke depannya terbiasa melihat orang tuanya sholat subuh. Semoga kami sebagai orang tua juga bisa menjadi teladan yang baik. Aamin

April 30, 2019 No comments

HARI KE-1:

Alhamdulilllah kelas bunsay sudah masuk level 2 tentang melatih kemandirian. Kali ini anak diminta dilatih satu kemampuan setiap minggunya. Alhamdulillah Meira sudah lumayan mandiri. Makan, pakai baju, toilet training, cebok, memakai pakaian, memasukkan pakaian kotor semua sudah bisa. Hmmm.. kira2 yang mau dilatih minggu ini bangun lebih pagi aja deh.. karena meira selalu muter kesana kemari dulu ketika persiapan bepergian yang cukup memakan waktu sehingga sering membuat kami telat. Apalagi Meira sudah mulai sekolah dan Mama mulai kerja. Meira biasanya bangun sekitar jam 5.30 -06.00 WIB. Mama targetnya  ingin mencoba melatih Meira bangun ketika subuh sekitar 04.30 WIB. Mama sih sudah membeli buku tentang pejuang subuh untuk motivasi Meira, tetapi belum berhasil menerapkannya. Pernah pas dibangunin Subuh diangkat ke mihrob (tempat sholat) dia bobok lagi dengan pulas. Kemandirian bangun pagi ini juga melatih mama dan ayah bangun pagi untuk rutin sholat tahajud. Orang tuanya juga dilatih doonk… masa anaknya doank…  sama2 berjuang. Hoho.

Hari Senin.. Mama apel pagi di RSIY PDHI. Meira otomatis harus siap-siap lebih cepat karena mama akan antar Meira ke sekolah dulu. Subuh tadi mama sudah siap sekaligus ingin menyempatkan bikin video challenge menjadi MC. Meira masih terkapar di karpet Merah. (Kebiasaan Meira ketika sudah mulai sadar dari tidurnya, dia keluar kamar menuju karpet ruang keluarga dan langsung balik mapan.) “Kak.. kak.. mama  mau rekaman nih.. kakak mau ikut rekaman??”  Heniiing.. digoyang-goyangin badannya pun tidak ada sahutan. Biasanya dia heboh minta rekam juga. Karena mama masih fokus membuat video dan berhubung waktu juga mepet, alhasil Meira masih dibiarkan pulas tidurnya. Setelah mama selesai bikin video, mama dan ayah mencoba membangunkan Meira. Kali ini dipancing dengan makanan…. Sudah beberapa kali memancing dengan cara ini ampuh. “Kak.. Kak.. ini ada makaroni panggang mau??” mama mendekatkan makaroni ke hidungnya. Meira mengangguk-angguk dengan mata masih terpejam. “Kalau mau bangun yuuukk…”bujuk mama. Meira masih malas-malasan di karpet. “ Ya udah… buat ayah aja yaa..” jurus paling ampuh adalah ketika Meira tidak rela jatah makanannya dibagi buat ayahnya. “Enggaaaaakkkk…. Buat kaakaaaakkk.” Jeritnya sambil bangun. “Yaudah sini makan di meja makan.” Meira pun bergerak malas. Bukannya duduk di kursi, dia malah rebahan di situ.


 Mama dan ayah langsung saja mulai sarapan. Akhirnya Meira pun ikut makan. Jadi hari ini dia baru bisa bener-bener bangun jam 05.20 WIB.. yaa lumayan.. memang harus perlahan-lahan menggeser jam tidur malam dan bangun tidur agar tubuhnya terbiasa. Mama juga ingin mencoba cara lain yang bisa menarik dia bangun pagi.  


April 29, 2019 No comments
Assalamu'alaikum warohmatullah. Alhamdulillah, teori dan dasar dari komunikasi produktif aja sudah asik untuk dipelajari, apalagi untuk mempraktekkannya, pasti makin asik lagi donk. Setelah tau gimana suatu komunikasi produktif dilakukan, kami seisi rumah selalu mencoba praktek poin - poin komunikasi produktif pada setiap kesempatan, antara mama dan kakak, ayah dan kakak, begitu juga antara mama dan ayah. Hasil dari setiap praktek berbeda-beda, ada yang langsung berhasil, ada yang berhasil tapi perlu waktu, ada juga yang belum berhasil. Tapi itulah proses dan insyaallah kami semua akan terus mempraktekkan komunikasi produktif ini seterusnya, karena manfaat yang didapat begitu besar. 

Manfaat dan perubahan yang dirasa saat komunikasi dengan kakak :

  • Komunikasi menjadi suatu proses yang menyenangkan. Saat ada situasi dengan anak yang sedang fase egosentris, orang tua bisa mencari strategi komunikasi yang tepat sehingga orang tua bisa mengendalikan diri dan anak juga bisa mengerti apa yang diinginkan orang tua. Bisa dibilang ini adalah win - win solution.
  • Mendukung proses pengasuhan / parenting. Dengan membiasakan komunikasi yang terjalin dua arah antara anak dan orang tua, insyaallah ke depannya anak akan tumbuh menjadi pribadi dengan ketrampilan komunikasi yang baik.
Manfaat dan perubahan yang dirasa saat komunikasi antara Ayah dan Mama :

  • Mengetahui bahwa komunikasi benar - benar menjadi dasar yang penting dari suatu rumah tangga. Sehingga perlu dijaga, ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Jika komunikasinya baik, insyaallah akan baik juga kondisi keluarga begitu juga sebaliknya. Terdengar simpel jika dikatakan tetapi saat praktek pasti ada bermacam tantangan. Untuk itulah kita belajar sebagai ikhtiar kita untuk menghadapi tantangan - tantangan itu. Beberapa ayat Alquran berikut bisa menjadi penjaga api semangat kita untuk terus maju menghadapi tantangan :
  1. “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al-Baqarah: 286)
  2. “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
  3. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri”. (Q.S. Ar-Ra’d:11)
  4. “Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui“ (Q.S. Al-Baqarah:216)
  5. “Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya” (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)
Demikian aliran rasa selama menjalani dan menyelesaikan tantangan game level #1 komunikasi produktif. Terima kasih dan insyaallah jumpa lagi di tantangan selanjutnya ya, wassalamu'alaikum warohmatullah.
April 20, 2019 No comments

Hari 17:
         

       Selama dua hari ini mama mengubah pola mandi Meira. Biasanya, sehabis bangun tidur Meira makan dulu baru kemudian mandi. Bagi mama metode ini cukup memakan waktu yang lama untuk persiapan. Melatih kemandirian pada anak memang membutuhkan waktu yang lebih, belum lagi seusia Meira yang sedang tinggi-tingginya fase ego. Mama ingin bisa on time, oleh karena itu mama mengubah metode. Sehabis bangun tidur, mama mengajak Meira mandi dulu baru setelahnya sarapan. Karena menyikat gigi langsung setelah sarapan bukanlah hal yang benar( dapat mengikis email gigi), mama baru menyikat gigi Meira setengah jam kemudian.

 Alhamdulillah, karena menggunakan air hangat Meira lebih kalem kalau mandi. Sebelumnya pakai air biasa pasti jerit-jerit walaupun waktu sudah mulai siang. Okelah, langkah mundur sedikit demi menuju kebiasaan yang lebih baik. Yang menantang jadinya ketika mengajak Meira menyikat gigi. Mama harus sounding terus. Pasti adaaa aja alasannya yang nanti, mau melakukan ini dulu, itu dulu. Hari ini pun demikian, Meira menawar ingin mencuci mobil dulu bareng ayah. “Cuci mobil dulu baru sikat gigi..” rengeknya.  “kakak sikatin gigi kakak dulu baru sikatin gigi mobil..” bujuk mama sambil menyelipkan humor. “aaa.. mau cuci mobil dulu.” Balas Meira. “Kakak mau jadi kayak si Doni apa adiknya, Noura?” mama mengingatkan Meira pada tokoh cerita edukasi gigi dimana Doni, sang kakak malas sikat gigi sedangkan adiknya, Noura kebalikannya suka menyikat gigi. “mau kayak adiknya.”pilih Meira. “Yuk, mau seperti Noura kan..” mama meyakinkan. ”tapi kakak mau cuci mobil..” Meira kekeuh pada yang ia mau.   Mama bilang sama ayah tentang Meira ingin cuci mobil. Ayahpun paham, “Ayah ga jadi cuci mobil, ayah nungguin kakak selesai sikat gigi dulu.”ujar Ayah. “Tuh kak, ayo yook sikat gigi. Ditungguin ayah tuh.” ajak mama. Langsung mama dan Meira ke kamar mandi untuk menyikat gigi. Seperti biasa mama menciptakan atmosfer menyenangkan ketika menyikat gigi. Di situ Meira menunjukkan ada gusi di sebelah kiri yang sakit. Hmmm. Padahal mama udah dengan lembut menyikat giginya. Bulu sikat giginya pun masih halus. Hal ini juga pernah dibilangnya. “Sakit ya kak? Yang mana?” sambil mama perhatikan gusinya. “Gapapa kok”. Beberapa waktu yang lalu memang pernah sedikit merah gusinya. Dan selama mama sakit beberapa bulan lalu, Meira selalu sikat gigi dengan ayah. Mama rasa ini berpengaruh ke sikapnya sekarang.

Sikat gigi selesaiii… mama minta Meira menghembuskan nafasnya, “hmmm.. wangiii.. kalau udah sikat gigi nafasnya jadi harum kan.. “puji mama. Meira langsung memakai baju dan lanjut cuci mobil dengan ayah. Sorenya, mama penasaran ingin mencari tahu kenapa sih Meira juga tetap sulit diajak sikat gigi, padahal mama sudah mengenalkan tentang gigi dan cara perawatannya sejak dini, serta mama selalu membuat amosfer yang menyenangkan. Selain memang lagi fase perkembangannya, mama yakin ada lagi yang membuatnya ga mau sikat gigi. Hati mama mengatakan mungkin ya itu dia sudah mendapat pengalaman yang kurang menyenangkan ketika sikat gigi bersama ayah. Mama juga pernah melihat bagaimana ayah menyikati gigi Meira, memang terlihat agak kencang menyikat giginya. Mama udah pernah memberi tahu ayah tentang hal ini, tapi belum pernah evaluasi lagi cara menyikatnya. “Meira, sini kak. “ panggil mama. Meira sedang asyik membaca buku. Buku yang diambil pun kebetulan tentang gigi.  “Kak Meira, mama penasaran. Kenapa kalo mama ajak sikat gigi Kak Meira ga mau?” tanya mama. “Biar kuman baik aja yang sikatin.”katanya. “Kan kuman baik tetap di mulut. Kuman jahat tetap harus dikeluarin..” jelas mama.

Dia menunjuk halaman yang ada gambar giginya, “Kak Meira mau giginya yang kayak giiiiniiiii..” dia menunjuk gambar gigi yang paling bagus di antara beberapa gambar gigi di halaman tersebut. “Kakak giginya mau cantik kayak gini kan?” “mau.” “berarti kakak sikat gigi.” Terus dia menunjuk gambar dot. “Tuh, kalau minum dot giginya jadi kayak gini kak.” Mama menunjuk gigi yang mengalami karies botol. “teman-teman kak Meira yang ngedot giginya kayak gambar di atas apa yang bawah?”tanya mama. Lalu  dia menunjuk gambar yang penuh karies tersebut. “tapi tadi sakit…” katanya. “Oh sakit ya, mama minta maaf ya… itu gusinya sakit karena kakak bergerak-gerak selagi disikat. Besok kakak yang tenang ya kalau disikatin.. “ jelas mama. Meira mengangguk. “Kakak ngerasa sakit gusinya kalau disikatin ayah apa mama?” tanya mama. “ayah.” katanya. Ayah kebetulan juga sedang duduk di samping mama. “yaudah besok lagi sikatinnya pelan-pelan ya. Kalau sikatnya pelan-pelan kak Meira mau?” tanya ayah. “iya”. Mama pun merasa lebih lega dan bisa bertindak yang tepat setelah mengorek alasan Meira enggan disikat giginya.

Poin yang berhasil dilatih:
·         Keep information short & simple (KISS)
·         Menggunakan intonasi suara ramah
·         Katakan apa yang diinginkan
·         Jelas memberikan pujian
·         Empati
·         Ganti perintah dengan pilihan

Begitulah akhir cerita tantangan komunikasi produktif hari ke-17, Alhamdulillah sudah menerapkan sebagian besar poin komunikasinya. Semoga ke depannya saya masih tetap mempraktekkannya bersama Meira dan Ayah. Masih ada waktu sebelum materi berikutnya untuk melatih berkomunikasi dengan suami. Saya sadari perlu juga menerapkann metode komunikasi produktif anak ketika berkomunikasi dengan suami. Terima kasih atas perhatiannya selama membaca kisah tantangan 10 hari komunikasi produktif dalam kelas Bunda Sayang. Assalamu’alaikum  wr.wb. Salam Ibu Profesional! ^^

April 13, 2019 No comments

Hari 16:
            

    Pagi ini rumah kedatangan tamu, yaitu orang yang akan kerja membantu mama bersih-bersih rumah. Mbah Ngatiyem namanya. Ketika mbah mulai mencuci piring, Meira tiba-tiba mengambil cairan pembersih kaca dan lengkap dengan lapnya. Meira dengan sigap mulai mengelap kaca meja makan dengan serius. Sroot sroot sroot… terus dia mengelapnya. Wuiih.. lihai sekali. Mama dan ayah takjub melihat tindakan Meira “Kak,, kalau mau nyemprot makanannya dipindahkan dulu ya..” .. Mama dengan sigap memindahkan piring-piring yang berisi makanan di atas meja. Meira tidak membalas, dia tetap mengelap meja dengan serius.. Dia sangat bersemangat menyemprot sehingga cairan di atas meja cukup banyak. “kak, nyemprotnya sudah secukupnya aja ya…” mama memberi saran. Dia tetap tak banyak bicara namun masih serius mengelap dari satu sisi pindah ke sisi yang lain sampai bagian yang tak dapat dijangkaunya. “Bagian yang sini mama yang lap ya..” mama membantu mengelap meja seraya merapikan tempat-tempat saus, tisue, gelas yang ada di meja. Akhirnya aktivitas mengelap meja selesai.. nyeee… alhamdulillah… Mama sangat senang melihat aksi kejutan Meira.”yeaayy.. Kak Meira hebat udah bisa bersihin kaca meja ….” Mama dan ayah memuji. Dan Meira pun senyum melet-melet. Tanda khas kalau dia lagi senang. Anak ternyata memang tidak salah meniru, termasuk hal berberes rumah. Hari ini saya juga membiasakan Meira mengembalikan barang setelah dipakai. Tadi Meira sudah mengembalikan gunting lem, buku ke tempatnya, membuang sampah hasil guntingan. Ke depannya kami ingin melatih diri kami bisa mandiri dan lebih rapi. Semoga perubahan yang terjadi juga membawa efek positif bagi Meira. 




Poin yang berhasil dilatih:
·         Keep information short & simple (KISS)
·         Jelas dalam memberikan pujian

April 12, 2019 No comments

Hari 15:

Sore hari sudah mulai gelap bertambah gelapnya karena mati lampu. Mama mencari lilin untuk penerang, kebetulan lampu emergency belum diperbaiki. Kak Meira cuma berdua bersama mama plus ditemani dua hamster imut yang aktif di kandangnya. Setelah menghidupkan lilin, mama mikir kira-kira mau melakukan apa yang menyenangkan ya.. Mama mengambil senter kecil yang sering digunakan untuk memeriksa gigi anak-anak ketika penyuluhan. Senter ini juga sering dimainkan Meira. Permainan dimulai mencari dan tebak-tebakan benda. Kemudian, mama mengajak Meira belajar tentang bayangan. Mama mengambil boneka gigi kecil dan menyenteri dari depan. “Kak, mau lihat bayangan?” ajak mama. “mau!” Meira bersemangat. “ma, bayangan itu apa sih?” dia mulai penasaran. “Kakak lihat yang hitam-hitam di dinding itu?” mama menunjung bayangan pada dinding. Meira mengangguk-angguk. “ini namanya bayangan.” Mama mulai memainkan senter sehingga bayangan berubah-ubah. Terus mama menyenteri tangan mama dan juga terlihat bayangan tangan. “ini bayangannya..” Meira kelihatan antusias. “Bayangan itu ada kalau ada bagian yang tidak terkena sinar.”  Jelas mama. “ohh..” katanya. Sepertinya dia sudah paham dengan konkret tentang bayangan.

Mama mulai memainkan jarinya membentuk kepala kelinci, burung, dan srigala. “auuuuuuuu..” nih kak suara srigala. Setelah main suara-suara binatang, mama ingin mencoba mengobservasi Meira. Karena udah beberapa kali mama coba observasi, Meira belum terlalu bisa cerita sendiri. Harus dipancing dulu. Mama membuat bayangan tangan seperti mulut yang berbicara. “ Kak Meira,, “ ucap si bayangan. Meira senyum-senyum lihat bayangan yang mengajaknya bicara. “Kak Meira nampaknya senang sekali.. mau berbagi kesenangan sama bayangan? ” “Kemarin Kak Meira foto-foto sama boneka lhoo sama ayah.. itu yang ada alien.. di luar angkasa.. “ ceritanya riang. Kemudian bla bla bla. Dia bercerita panjang lebar. Lhoo kok bicara tentang luar angkasa ya.. Mama padahal berharap dia bercerita tentang apa yang dialaminya di sekolah. Tapi mama sadar. Oh ya,, mungkin memang pengalaman ke JEC kemarin yang paling berkesan baginya. Minggu lalu dia nonton drama musikal yang bertemakan luar angkasa. Mama terus mendengar ceritanya tetapi terpotong karena lampu kembali menyala dan sudah memasuki waktu maghrib.

 Senang rasanya teknik observasi sudah mulai bisa diterapkan setelah beberapa kali mencoba. Berikutnya saya ingin terus mengobservasi tentang pengalamannya di sekolah. Memang kadang dia bercerita tentang teman sekolahnya, bu guru. Tapi dia jarang bercerita tentang apa yang dilakukannya. Pernah sekali bilang kalau makannya banyak dan habis. Hihi. Yang mama sadari, dia akan bercerita dengan sendirinya sesuai kemauannya.  Tidak apa kalau mama bertanya dia belum mau ceita, yang penting mama tetap memberikan perhatian saat dia bercerita. Alhamdulillah dia sudah mengerti dengan kalimat “mau berbagi kesenangan”. Mama sudah pernah menjelaskan kalau ingin berbagi kesenangan caranya bisa dengan bercerita. Alhamdulillah dia langsung cerita kesenangannya.  ^^

Poin komunikasi produktif yang berhasil diterapkan:
  •          Keep information short & simple (KISS)
  •          Intonasi suara ramah
  •          Observasi
  •          Empati



April 11, 2019 No comments

Hari 14:

Family forum pagi ini, yaitu berbincang-bincang ketika sarapan. Mama sedang mengupas apel (mama ingin menerapkan food combining lagi), ayah dan Meira makan nasi. Ayah menawarkan kering kentang kepada Meira. “Coba cicip dulu. “ kata ayah. “mauuu.” Mungkin Meira belum mencicip bagian yang banyak sambelnya. Rasanya pedas manis, jadi okelah buat Meira belajar makan pedas. Meira masih sangat anti dengan pedas, jadi kami biarkan aja dia mencoba kering kentang ini. Hihihi. “Yang banyaaakk… “ katanya. “kaka makan dulu, kalo habis nanti tambah lagi.” Ujar ayah. Tapi Meira kekeuh minta tambah lagi.

Mama mulai berkomunikasi dengan ayah membahas rencana nanti malam. Alhamdulillah hari ini ada tamu dari Medan mau nginap di rumah. Supaya Meira tidak merasa diabaikan, mama bilang,”Kak, Mama mau cerita. Kak meira ma—kaaan..” masuk masuk. Kunyah. Mama mengingatkan Meira tetap melanjutkan makannya selagi mama bercerita. “kalo ga kakak yang bercerita, mama yang makan….” Goda mama kalau Meira berhenti ngunyah. “Enggak!!” jeritnya.  Kali ini dia makan di baby chairnya. Alhamdulillah dia masih mau makan di situ ketika mama tawarkan. Biar dia ga lari-lari. Hoho. Alarm makan pun kami setel. 15 menit dulu dibuat ayahnya. “ga mau pake ituuu…” tolak Meira. “Yaudah, berarti kakak makannya dihabisin sebelum bunyi ya… “
Mama dan ayah lanjut bercerita. Di samping mama, terlihat Meira muai kepedasan. “Kenapa kak? Pedas? Itu pedas manis namanya.. ada pedasnya. Ada manisnya. Tapi enak kan? “ mama mencoba memahami rasanya tapi tetap meyakinkan supaya Meira terus mencoba. Wkkwk. Ini pertama kalinya Meira makan kering kentang. “ini penawar, ayo dicobain.” Mama menunjuk sayur yang disisihkan Meira ke atas meja makannya. “uuuu”. Dia ga mau. Ini pahit. Mama mencoba cerita tentang warna yang tempo hari berhasil dia makan sayur. Kali ini metode warna tidak berhasil. Mama mengajak Kak Meira bersyukur punya sayur. “Coco ga ada sayur tu, Kak Meira alhamdulillah ada sayur.“ “coco kasi sayur ini.” Kata Meira. “Coco sayur mentah.. yang udah dimasak untuk Kak Meira. Kak Meira mau yang mentah apa yang matang? Tapi bagus juga sih yang mentah.. kakak mau yang mentah?” Meira ga memberi tanggapan. Tapi dia tetap makan nasi pake ikan dan kering kentangnya. Sedangkan nasib sayur tidak dimakan. Yah sudahlah. Selagi mama dan ayah asyik bercerita rupanya Meira udah menuang kecap sendiri. “ihhh banyak kali la kecapnya.” Mama ga yakin akan dimakan Meira. “pake tahu?” mama menawarkan. Dia mau. “Makan pake kentangnya ya.” Dia terlihat sudah mulai malas-malasan makan. Ayah mulai menasihati, “tadi kak meira minta yang banyak… tuhh. Makanya besok lagi kalo ambil secukupnya dulu, kalo habis minta lagi..” ayah menawarkan ”mau pake apel?”  Meira mengangguk mau apel yang sedang mama kupas. Mama memberi potongan apel kecil-kecil di tiap sendokan nasinya.  Jadilah Meira makan nasi dengan apel. Dia mulai melanjutkan makannya lebih lahap.

Akhirnya alarm bunyi tanda waktu makan sudah selesai. “Hore… Kak Meira hebat bisa makan pedas manis….”  Walaupun sedikit, ini pengalaman pertama kalinya kak Meira makan pedas. “Ya.. berarti besok lagi makannya secukupnya aja ya. Kasian laa.. mubazir..” mama menasihati untuk ke depannya. “Pedas itu rasanya gimana?” tanya mama dengan semangat. “ Sssh haaahh” jawab Meira. “kering kentang itu rasanya gimana?” “haaaah”. Jawabnya. “haah itu rasanya apa? asin, asam, pedas atau manis kak?” kak Meira malah batuk-batuk. Karena sambil makan, dia ga banyak bicara. Tapi komunikasi pagi ini tetap berjalan lancar. Alhamdulillah..

Poin komunikasi yang berhasil dilatih:
  •          Intonasi suara ramah
  •          Katakan apa yang diinginkan
  •          Fokus pada solusi
  •          Jelas dalam memberikan pujian
  •         Empati
  •          Ganti perintah dengan pilihan


April 10, 2019 No comments

Hari-13:

Pagi ini Kak Meira bangun seperti biasa, rebahan di karpet mendekati mama yang sedang screen time. Mama langsung peluk-peluk, cium ‘roket’ “ciuuuuuung…” cium lagi. “ciuuuuung”.. Meira paling senang kalo Mamanya cium roket. Yaitu mencium dengan ancang-ancang dan gerakan cepat seperti roket. Meira pun senyum-senyum… langsung saja karena moodnya bagus seperti ritual biasanya mama bertanya, “Kak… mama hari ini mama mau belajar di rumah sakit. Kak Meira hari ini sekolah ya.” Ucap mama dengan lembut. “Enggak.. mau sama mama.”mukanya langsung cemberut. “mau main di rumah sama mama.” katanya. “mau main apa?” mama bertanya. “main boneka, main dokter-dokteran.” “ya nanti mainnya siang ya.. Habis Kak Meira makan siang kita main boneka dan dokter-dokteran.” “Kan ga ada temennya…”balasnya. “makanya Kakak ke sekolah dulu. Kalo kak Meira di rumah temannya binatang. Kalo di sekolah ditemeni manusia. Kak Meira mau ditemeni binatang apa manusia?” “manusia.” Katanya. Sepertinya dia masih belum setuju. Mama coba bujuk lagi. “Rumah Sakit itu, banyak kuman! Kan banyak orang sakit kan.. Mama maunya Kak Meira aman. Mama  mau melindungi Kak Meira dari serangan kumaaan!!” mama bergaya seperti superhero. “Makanya Kak Meira hari ini berlindung di tempat yang aman dulu ya… di sekolah kak Meira olahraga syaat.. syaatt. Syaat… dikuatin itu makrofagnya.. jadi Kak Meira di sekolah dulu ya.. di tempat yang aman ya.. “ “iyaa.” Kak Meira akhirnya setuju. Dia senang dengan Makrofag si tentara tubuh yang melawan kuman. Jadinya mama mencari ide apa yang dia senangi untuk mendapatkan perhatiannya.

Meira memang tampaknya sedang tidak mau sekolah, setiap mama gali alasannya karena mau sama mama. Tetapi saya belum bisa setiap saat bersamanya. Saya harus mencari solusi bagaimana biar psikologis Meira tetap terjaga karena akhir-akhir ini dia sering tantrum. Saya sadari ada perbedaan pola asuh antara di sekolah dan kami di rumah. Saya sudah membicarakan hal tersebut dengan guru. Semoga ke depannya saya bisa menemukan solusi terbaik.

***
           Ketika makan malam bersama, Meira mengeluarkan kulit udang yang dikunyahnya dan ingin meletakkannya di piring mama. “ini untuk mama.” katanya. Saya pindahkan sisa kulit udang tadi ke bekas piring lainnya. “di sini aja kak..” baru saja mama mengalihkan pandangan ke Meira, mama kaget dia udah melepehkan semua daging udang yang dikunyahnya dan sudah jatuh berceceran ke lantai. “Kak.. itu lantainya kotor. Nanti kita bersihkan ya..” ajak mama. “uuuhh…” dia masih menolak. Mama biarkan dia menyelesaikan makannya terlebih dahulu. Setelah itu, mama mengambil tissue dan membagi menjadi dua lembar. Mama memberi satu helai pada Meira dan jongkok di dekat sisa udang di lantai. Meira pun mengikuti.  “kak… kakak mau rumahnya bersih dan rapi atau mau kotor dan berantakan?” tanya mama. “mau bersih.” Katanya. Ternyata ada seekor semut datang. “tuh kak.. semut udah mulai datang.” Mama menunjuk semut besar  itu. “mama ambil yang ini ya.. “ mama menjumput sisa udang di sisi lantai yang satu. “kakak yang ini..” dia menjumput sisa udang di dekatnya. “kak… itu ada lagi di kolong meja. “mama menggeser kursi. Meira pun membersihkan. Mama ajak buang sampah ke tempatnya. Dan yeaaaay. Alhamdulillah mama bersorak. “Kak Meira hebat udah bersihkan makanan yang jatuh. Kita tempel stiker yukkk..” Meira langsung semangat menempel stiker apresiasinya.



Sangat senang rasanya jika anak mau terlibat dengan apa yang kita lakukan. Semoga ke depannya saya bisa mengeskplor seni komunikasi produktif ini. Takjub rasanya kita bisa menggerakkan seseorang sesuai keinginan kita hanya lewat kata-kata yang simpel dan bermakna. Alhamdulillah..

Poin yang berhasil dilatih:

  •       Keep information short & simple
  •          Menggunakan intonasi dan suara yang ramah
  •          Mengatakan apa yang diinginkan
  •          Empati
  •          Ganti perintah dengan pilihan
  •          Fokus pada solusi
  •          Jelas dalam memberikan pujian


April 09, 2019 No comments

Hari 12: Meira’s daily preparation    
 
         Hari ini jadwal belajar tahsin. Seperti hari- hari sebelumnya, pagi-pagi setelah dia bangun aku selalu bertanya padanya. “Kakak mau sekolah apa mau ikut sama Mama ke tempat tante Corry?” aku tidak memaksakan sekolah. “mau ikut mama.” Tetap sama jawabnya seperti minggu lalu yang dia banyak bolos sekolah. Aku memakluminya karena memang sesuai fitrahnya di umur 3,5 tahun anak masih harus banyak di dekat ibunya. Meira senang bermain dengan anak guru tahsinku. Jadinya aku sounding Meira “kalo Kak Meira mau ikut sama Mama, kakak siap-siap ya..” kami harus menyiapkan waktu ekstra untuk mempersiapkan Meira sebelum pergi karena dia masih suka mau melakukan ini itu. Banyak sekali alasannya. Inilah tantangan bagi kami untuk tepat waktu, tetapi tetap menjaga fitrah dan kemandiriannya.

         Awalnya Meira belum mau mandi, alasannya mau makan dulu. Tapi dari pengalaman sebelumnya tetaplah lamaaa sekali Meira makan. Jadi, ketika dia mau pipis, sekalian aja deh dimandiin. Walaupun awalnya dia teriak-teriak heboh, akhirnya dia biasa aja. Saya puji dia karena udah cantik, wangi udah mandi. Mandi udah, pakai pakaian sendiri udah. Waktunya makan. Nasi udah  disediakan, tetapi melihat mama makan buah, dia ingin minta buah juga. Dia makan sambil Video call sama atoknya di Medan. Karena dia udah ga duduk di kursi makan bayi lagi, dia jadi bebas kesana kemari pas makan. Tapi tetap makan sendiri. Sampai dia pindah di dekat kandang hamster. “mau makan di sini ma.” “ya boleh.” Aku ingin menerpakan lagi waktu makan maksimal 30 menit. Jadi aku selalu mengingatkan “jarum jam ke angka sekian waktu makan selesai ya.. “ “yaa” tapi ketika udah waktunya, dia selalu gamau makannya diambil. Dia tetap mau melanjutkan makannya. Dan dia minta buah lagi yang aku kupas untuk bekal nanti. Akhirnya, waktu makan pun bertambah lama. Alhamdulillah makannya habis.  “kak.. jarum ke angka 9 kita sikat gigi ya..” “ya..” masih ada waktu 25 menit untuk sikat gigi. Aku memberinya waktu kepadanya untuk melakukan sesuatu agar di jam yang disepakati benar dilakukannya.

Awalnya aku ingin mengajaknya berberes rumah. Pikirku dia akan mengikuti jika aku berberes duluan. Aku pun berberes, dengan polosnya dia bilang, “Mama operasi semut ya?” “iya. Yuk ikutan.” “kakak mau mewarnaiiiiiii.”   “yaudah.. kakak mau mewarnai pake spidol warna kan, kakak kumpulin dulu itu temen-temennya.” Dia pun mengutip beberapa spidol warna yang berserakan. “disatuin di kantongnya kak…” “ga usah di sini aja..” “kan biar rapi keliatan berjejer gini kan..” sambil mama tunjukin cara memasukkan ke tempatnya. Mama mau mengajaknya beberes yang lain, Meira udah lompat ke meja belajarnya mewarnai gambar di buku mewarnai yang baru. Selesai dia mewarnai,  Aha! Ajakin prepare tasnya aja. “kak,nanti mau mewarnai bareng kak Nayla?” “mau.” “Yuk dimasukkan ke dalam tas apa yang mau dibawa.” Dia memasukkan buku mewarnai dan buku cerita. Tinggal bekal buah yang nanti dimasukkan belakangan.
               
Tak terasa jarum jam melewati angka kesepakatan. “Kak.. ayo sikat gigi. Mama udah mau berangkat.” “Minum madu duluuuu..” dia mengambil madu sendiri dan kelihatan menikmati sekali tiap jilatan madu di sendoknya. Oke.. Aku berusaha tetap tenang dan memberi pilihan ke kak Meira, “ Kakak mau ke sekolah atau ikut mama?”, dia masih menjawab mau ikut mama. Aku ajak lagi dia sikat gigi, dia masih mau muter – muter, “tapi kakak mau muter duluu..”, mama tanggapin dengan tegas, “Nggak kak, kakak mau tinggal apa mau ikut?”, jawabnya “mau ikuut”, “yaudah sini sikat gigi dulu” ujar mama. Dia pun mau sikat gigi. Kalau sikat gigi, kak Meira biasa lepas baju agar ga basah. Saat itu di belakang, di tempat yang biasa untuk sikat gigi masih ada sedikit sisa makanan jadi dia minta itu untuk disiram dulu. Pas nunggu disiram, ternyata kak Meira digigit nyamuk, “gatel ni, gatel, gatel” katanya. Setelah disiram, meira merengek. "kakinya basaaahh..." “iyalah kak, kan disiram air. Kalo mau kering ya disiram baa..tuuu…” aku membuat ekspresi konyol dan kami pun tertawa-tawa. Prosedur menyikat gigi berjalan lancar. Bagiku, mengajaknya yang susah, dari penyikatan gigi tidak ad yang jaid hambatan karena aku sudah membiasakannya sikat gigi dengan atmosfer yang menyenangkan. 

Setelah selesai, Meira masih kegatelan, nah aku buat ini menjadi pembelajaran. “Kak, gatel ya? sekarang yang gatel dikasi bio-oil (sambil mengoleskan bio oil.) kalo kakak  lari – lari ga pake baju bisa digigit nyamuuk. Besok lagi berarti langsung sikat gigi ya kalo mama ajak..” ia mengagguk. Selesai sikat gigi, Meira melanjutkan memakai bajunya sendiri. Karena waktu sudah mepet, aku mulai panik. Aku mencoba melepas emosi yang kutahan sejak tadi dengan solat dhuha. Alhamdulillah persiapan selesai. Sebelum berangat, aku sounding lagi ke Meira,"kak, nanti di sana yang tenang ya... mama mau belajar" 

          Kelas tahsin pun berjalan lancar. Meira main dengan kakak-kakak. Sesekali saja menghampiriku, tetapi Alhamdulillah tetap tenang. Akhir waktu, aku mengajaknya pulang. biasanya butuh waktu juga untuk mengajaknya pulang. Kali ini dengan menerapkan komunikasi produktif Meira gampang diajak pulang. yeaay Alhamdulillah... aku lupa memujinya karena udah lumayan tenang disana. PR ke depannya semoga aku ga lupa memujinya dan bisa menggunakan intonasi, ekspresi yang lebih ramah ketika sedang menahan emosi.

Point komunikasi produktif yang diimplementasikan :
  • ·   Mengontrol emosi
  • ·   Ganti perintah dengan pilihan
  •      Fokus solusi ke depan
  • ·    Mengatakan yang diinginkan
  •      Empati

April 09, 2019 No comments

Hari 9:

Didiklah anak sesuai zaman mereka. Yah kalimat petuah yang sangat krusial di era digital 4.0 ini. Hal ini juga kadang menjadi problema pergaulan anak usia dini. Meira baru masuk sekolah sebulan ini. Sesuatu yang membuat mama dilema ialah ketika Meira terus-terusan minta hp. Padahal mama sebisa mungkin meminimalkan gadget ketika bersama Meira dan tidak membiarkan Meira bermain gadget seperti orang tua yang bebas memberikan gadget kepada anaknya. Di rumah juga tidak dihidupkan televisi. Jika Meira ingin menonton sesuatu di hp kami batasi waktunya dalam beberapa menit. Sampai pagi ini juga Meira merengek minta hp. Wajar dia minta karena beberapa waktu yang lalu dia cerita liat hp sama bunda di sekolah bersama teman-temannya.



“Yaaahh.. mau hp.. “ pintanya sambil merengek kepada Ayah. “Kakak makan dan mandi dulu, baru hp.” ujar ayahnya. “ga mauu,, hp dulu… baru makan…” Meira semakin merengek. Pagi ini Meira mau diantar sekolah , tetapi dia belum makan dan mandi. “Kakak kemarin udah dikasi tapi masih muter-muter ga mandi, ayah ga mau lah.” Tegasnya. Meira semakin menjadi menangis meminta hp. “Hp dulu.. baru makan.. sekali- sekali aja..” kalimat paling menjengkelkan bagi mamanya itu menjadi kalimat andalan untuk meminta sesuatu yang bertentangan dengan prinsip didikan mamanya. Mama diam mengobservasi apa yang dilakukan anak dan ayahnya itu. Meira tetap nangis merengek, sedangkan ayah tetap tidak mengizinkan terus meninggalkan kamar dan  bergegas mandi.

Mama mendekati Meira yang duduk di dekat mama. “Kenapa ayah Marah?” tanyanya sambil terisak. “Ayah mau percaya sama Kak Meira… Ayah mau Kak Meira makan dan mandi dulu…. Baru nanti dikasi hpnya. Kak Meira sedih? “ tanya mama. “Iya.” Angguknya. “Kak Meira mau hp?” lanjut mama bertanya. Meira pun menggangguk. “Kak Meira mau dipercaya ayah?” mama menatap mata Meira dan mengelusnya lembut. “mau. “ mantapnya. “Tadi ayah ga percaya sama Kak Meira karena kakak kemarin udah dikasi masih muter-muter ga mau mandi. Mama juga ngerti rasanya ga percaya. Kayak mama ga percaya sama ayah yang cuma ngomong aja tapi ga dilakukan.” cerita mama. “trus gimana caranya bisa dipercaya ayah?” lanjut mama. Meira kelihatan bingung minta jawaban dari mama. “caranya…. Kakak makan dulu ya… “ wussss… Meira langsung berlari keluar kamar menuju meja makan. Wah.. mama terkagum-kagum. Meira langsung sarapan . Alhamdulillah komunikasi dengan Kak Meira lancar karena beberapa kali kalau memberikan pilihan untuk menyuruhnya melakukan sesuatu tidak berhasil. Besok mama ingin mencoba komunikasi produktif dengan ayah karena menurut mama tantangan beromunikasi dengan ayah lebih berat dibanding komunikasi dengan Meira. Semoga komunikasi besok lancar. Aamiin.

Poin komunikasi produktif yang berhasil diterapkan:
  •          Keep information short & simple (KISS)
  •          Intonasi suara ramah
  •      Katakan yang diinginkan
  •      Fokus ke depan
  •      Ganti nasihat menjadi refleksi pengalaman
  •      Empati


April 05, 2019 No comments

Hari ke 8

Kali ini komunikasi produktif dilakukan saat makan. Kak Meira itu ngefans sama mie, segala macem mie, mie ayam, mie goreng, kwetiauw, ramen, dan segala keturunan mie lainnya. Dan sekarang giliran Yamin menjadi menu santapan Kak Meira. Karena suka mie, sebelumnya mama sudah mengenalkan dan memberi contoh cara menggunakan sumpit. Kak Meira cukup antusias belajar menggunakan sumpit, tapi namanya anak – anak, kadang ya masih agak susah. 

Saat kesulitan, kak Meira kadang bilang, “Ma, ini ga bisaa,,,”, mama menjawab “bisa sayang, ayo dicoba pelan – pelan,kak Meira kan anak pintar, coba lihat gimana mama makenya”, sambil memberi contoh lagi cara pegang dan cara ambil makanan. Untuk lebih memotivasi, mama bercerita, “Dulu mama juga seperti kak Meira waktu belajar pakai sumpit, agak susah, tapi mama terus latihan, dan alhamdulillah sekarang mama sudah bisa memakai sumpit”. Mendengar cerita mama, kak Meira jadi semangat nyobain lagi. Setelah kutak kutik beberapa saat, haapp.. segulung mie masuk ke mulut kak Meira, horee..alhamdulillah. Terima kasih dan sampai jumpa lagi di cerita berikutnya yaa..




Poin komunikasi yang berhasil di terapkan :
  • Ganti kata “tidak bisa” menjadi “bisa”
  • Ganti nasehat menjadi refleksi pengalaman
  • Intonasi suara ramah


April 05, 2019 No comments

Hari ke 7

Tantangan kali ini adalah bagaimana mama berusaha mengajak kak Meira untuk sikat gigi sebelum tidur. Ya, ngajakin anak untuk mau sikat gigi mungkin jadi momok bagi sebagian besar orang tua, apalagi buat orang tua yang anaknya sedang lucu - lucunya masuk ke fase egosentris, acara sikat gigi biasa bisa berubah menjadi acara penuh drama dan air mata, hehe..

Malam ini kami baru pulang setelah seharian muterin pameran di JEC. Karena capai, kak Meira tidur disepanjang jalan pulang, dan terbangun setelah sampai di rumah. Kak Meira pulang menenteng kembang gula kapas sebagai oleh – oleh dari petualangan dia seharian di JEC. Sampai rumah, kak Meira ga mau langsung bobo lagi, dia ingat kembang gulanya dan minta makan kembang gulanya malam ini juga. Kami pun bilang dengan halus ke kak Meira, “Boleh makan ini, tapi setelah ini langsung gosok gigi yaa..” dan dia mengangguk – anggukkan kepala tanda setuju. Untuk melatih berbagi, kami juga bilang “Ayah dan mama boleh ikut makan juga?”, sekali lagi dia mengangguk dan bilang “iya ma”. Ok, kami bareng – bareng menikmati kembang gula dengan asiknya, dilanjut dengan memberi makan dan minum hamster yang juga ikut pulang bareng dari pameran. 

Waktu semakin malam dan waktunya untuk tidur, kami ingatkan kak Meira untuk sikat gigi sesuai janjinya tadi, dan disinilah klimaks cerita malam ini, jreng..jreeng.. Anak – anak memang luar biasa, mereka memiliki 1001 jurus untuk ngeles, tapi sebagai ortu, kita juga perlu lebih luar biasa dong, 1002 jurus komprod harus bisa kita keluarkan untuk meng-counter dan mendidik mereka. Setelah melihat kak Meira mengeluarkan jurus – jurusnya, giliran mama sekarang, dan mama menggunakan jurus “berceritaaa” (soundtrack alat doraemon). Mama bercerita tentang kisah gigi – gigi kak Meira, ada Giri si gigi seri, Giring si gigi taring, dan Giram si gigi geraham. Mereka sedang  menunggu pertolongan kak Meira, karena kondisi mereka lengket penuh dengan sisa makanan manis dari kembang gula kak Meira. Kalau mereka ga dibersihin, sebentar lagi para kuman akan datang. “Yuk kak Meira, kita bantu Giri, Giring, dan Giram. Agar mereka bersih dan sehat, ayo kita bersihkan mereka dan kita beri bantuan dengan pasukan bertameng yang ada di dalam pasta gigi (fluoride, ini terinspirasi dari salah satu buku kak Meira). Mama sebagai komandan pasukannya ya, ayo pasukan majuu..” Kak Meira tampak antusias dan alhamdulillah akhirnya dia mau untuk disikat giginya. Perjuangan belum selesai, selama sikat gigi, anak bisa mengeluarkan lagi jurus – jurusnya jadi mama terus mengajak cerita sambil menyikat giginya. Agar jurus cerita ini efektif, ada tipsnya :


  • ·         Bercerita dengan intonasi yang menarik dan ekspresif
  • ·         Kreatif dalam mencari isi cerita, karena sebuah cerita yang berhasil di hari ini, belum tentu besok bisa dipakai lagi, hehe.
  • ·         Sabar, ini jurus wajib yang perlu dilatih dan dimiliki semua orang tua

Demikian cerita hari ini, semoga bermanfaat dan sekali lagi ingat, sabar dan kreatif adalah skill wajib para orang tua zaman now. Sampai jumpa di cerita berikutnyaa.

Point komunikasi yang berhasil diterapkan :


  • ·         Kendalikan intonasi dan suara ramah
  • ·         Katakan apa yang diinginkan
  • ·         Ganti perintah dengan pilihan

April 04, 2019 No comments

Hari-6:

Pagi ini, ada sesuatu yang menarik perhatian pada handuk pink mama. Handuk ini handuk bersih yang sudah dicuci, namun masih tertengger di jemuran luar. Entah sudah berapa hari handuk ini menetap di sana karena seminggu ini mama full aktivitas di luar. Sampai tadi waktunya mama ingin memakainya, mata mama terpusat pada sesuatu yang berwarna putih seperti kapas menempel di handuk pink magenta itu. Di dalammya selaput putih itu seperti ada serangga hitam. Merasa tak nyaman dengan ditemuinya mama segera mendekati ayah,”Yah, apa ini yah? Ada putih-putih” tanya mama heran.  Ayah pun melihat dengan seksama. Ternyata putih-putih seperti kapas itu merupakan sarang laba-laba! Ada induk laba-laba yang bertelur di sarang tersebut, telur-telur itu terbungkus oleh selaput putih di luarnya. Hiiii….



Ayah langsung ada ide untuk memanfaat situasi ini dalam membangunkan Meira. Waktu sudah pukul 06.00 WIB, Meira masih berbaring males-malesan di karpet mihrob (tempat sholat). Ayah menghampiri Meira sambil membawa handuk pink itu berkata, “kak, mau lihat laba-laba?” mendengar hal itu Meira langsung ambil posisi sigap semangat. “mauuu…” kata si penggemar spiderman ini. Meira memang udah familiar dengan laba-laba. Di dekat kandang coco (marmut) ada sekeluarga laba-laba yang sering menjadi media pembelajaran meira secara langsung.

“Yok, kak Meira.. kita keluarin laba-labanya. Kita pindahin sarangnya biar handuknya bisa dicuci.” Kata ayah dengan semangat. Sebelum memindahkan sarang, ayah dan Meira mengamati ternyata ada satu anak laba-laba yang baru keluar. ”anak yang paling tua sudah keluaaaar..” mereka bersorak kegirangan. Lalu kami pun keluar mencari tanaman untuk tempat sarang laba-laba yang baru. Dengan memakai sebatang lidi ayah memindahkan sarang lab-laba ke daun jahe yang ditanam di halaman belakang rumah. Kak Meira melihat dengan seksama apa yang diakukan ayah. Awalnya induk laba-laba keluar dan duluan, kemudian ayah dengan hati-hati memindahkan telur-telur itu. Sesi penyelamatan laba- laba pun selesai. “Ini pelajaran buat kita, lain kali tidak membiarkan pakaian berlama-lama di belakang.” Timpal mama dan ayah pun mengiyakan.

Coco yang di dekat situ sudah cuit-cuit minta makan, kami lanjutkan memberi makan coco. Kak Meira juga membantu memberi makan Coco. Di kandang itulah juga terdapat keluarga laba-laba. Sehari sebelumnya, mama sedikit membersihkan jaring dari bapak laba-laba. Ternyata ia sudah memperbaiki jaringnya lagi. Mama pun mengajak kak Meira mengamati bapak laba-laba. Dengan sebuah batang kangkung makanan coco, mama mendekati bapak laba-laba dan menyentuh sarangnya. Bapak laba-laba langsung “siaaaat” lompat menjauh sambil mengeluarkan benang dari abdomennya. “Kaaak… lihaat.. benangnya keluar tu..” Kak Meira mendekat dan mengangguk-angguk fokus memperhatikan apa yang dilakukan laba-laba. “bapak laba-laba mengeluarkan benang, nantinya benang itu utk bikin jaring yang seperti ini.” Mama menujukkan jaring yang masih ada.. Kali ini mama mengajak kak Meira memperhatikan bagaimana gerak laba-laba. Mama mencoba mengambil anak laba-laba, tentunya dengan batang kangkung tadi. Haha. Anak laba- laba awalnya turun, kemudian memanjat benangnya ke atas dan mama arahkan ke tanaman di bawah. Meira kesenangan melihat aksi para laba-laba. Sebagai penutup mama mengajak Meira menanam biji buah plum, “kita menanam, nanti Allah yang menumbuhkan.. “ senyum mama.

Begitulah aktivitas kami pagi ini tidak banyak berkata tetapi langsung menunjukkan dari pengalaman. “What we learn with pleasure, we never forget” saya sangat suka dengan kalimat ini. Saya senang bisa mengajak keluarga belajar dan bergembira bersama. With simple word, it works! Semoga ke depannya saya bisa menerapkan poin komunikasi produktif yang lain.

Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·         Keep information short & simple (KISS)
·         Intonasi suara ramah/ kaidah 7-38-55
·         Refleksi pengalaman
·         Menunjukkan empati

*******************************************************************

Hari ini Kak Meira ga sekolah, melainkan ikut dengan mamanya pengajian. Ketika perjalanan pulang, mama mengajak kak Meira ngobrol. “Kak, hari ini kok ga sekolah?” tanya mama sambil nyetir. “Karena kakak mandinya kesiangan.” Jawabnya lugas. Aha, kayaknya Meira udah sadar nih. Mama tersenyum mendengar jawabannya. “Berarti besok lagi kalau mau sekolah mandinya lebih pagi ya?” goda mama. “iya maa…” jawabnya sambil menatap pemandangan dari balik jendela. Semoga ke depannya Meira benar bisa mandi pagi seperti yang udah disetujuinya.

 Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·         Intonasi dan suara ramah
·         Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman

 *******************************************************************

Malamnya, Meira mencoba cuci tangan setelah pipis sendiri. Tapi sepertinya dia kesulitan menuang sabun, makanya dia berteriak. “Ma… maaa… ga bisaaaa… susaaaahh… “ jerinya. Mama pun menyamperi Meira yang kelihatan mukanya sudah gusar. “Apa yang menarik, Kak?” tanya mama. “iniiiii ga bisaaaaaa!” sambil menempuk-nepuk botol sabun. Oh, Meira mengambil botol sabun punya mama, bukan sabunnya yang biasa. Memang perlu dipencet lebih kuat. “kalau ada yang menarik kayak gini, Kakak bilang ke otaknya ‘BISA!’” jelas mama. Sini mama lihat botolnya, ternyata ada sedikit tumpat. Segera mama bersihkan. “Coba kak.” mama serahkan botol itu lagi ke Meira. Dia mencoba memencet botol dan berhasil. “ tuh.. bisa kan. Jadi kalau ada yang menarik dicoba dulu ya. Insya Allah bisa.”

Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·         Intonasi dan suara ramah
·         Ganti kata bisa menjadi tidak bisa

April 02, 2019 No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Seorang istri, ibu, dan dokter gigi.

Follow Us

Labels

aliran rasa anak sehat ASI awareness bahagia belajar kesehatan gigi belajardarikesalahan bijak belanja breastfeeding bunda sayang campingground cerdas finansial cerebral palsy chconnect danaucermin dekorasi dokter gigi anak dongeng dzikir emosi empati financiallitercyforkids fiqih belanja fitrah estetika fitrahseksualitas flexibility game level 12 game level 4 game level 5 game level 6 game level 7 game level 8 gamelevel11 gaya belajar anak gigi anak goldenclueconnect guathejungleofknowledge hari 1 hari 10 hari 11 hari 12 hari 13 hari 14 hari 15 hari 16 hari 17 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari 8 hari 9 hati healing hidup human model of the world hutankupucekatan I love to learn ibu bekerja ibu profesional ibu sehat IBUAGENPERUBAHAN IBUBERKOFERENSI ibuku dokterku ibuprofeional ibuprofesional Idul Fitri Ilovemath inimakananbesarku inimakananku institut ibu profesional institutibuprofesional jatuhbangun jeda jurnal30hari kamar kebaikan kebunapel kedekatan keluarga keluarga multimedia kesehatan kesehatan anak kesehatan gigi kesehatan keluarga kesehatan mental kesehatanmental KIP 2019 KLIP komunikasi komunikasi anak komunikasi produktif konflik kuliah bunda sayang Kuliah Bunsay IIP kuliahbundasayang lacakkekuatanmu learningbyteaching lebaran LEVEL 10 level 9 manajemenqalbu marah matharoundus melatih kecerdasan melatih kemandirian memaafkan memori mengajak sikat gigi menjadiyoutuber mental health menyapih menyikat gigi menyusui menyusui saat covid monster mood muhasabah mulai nulis NLP parenting pekanmentorship pengembangandiri pernikahan Personal mastery Personal Mastey personalmastery pertemuankeluargamanajemenwaktudangadget perubahan petaperjalananbelajar petualangmasadepan pohon literasi proses rasa tersambung resolusi tahun baru sabar sedekah sehat finansial sehat holistik sehat mental sehat sosial sehatfinansial selamat selflove Seminar semua anak adalah bintang Senyum sesal sharig is caring sikat gigi surahyunus tahap kepompong tahapkepompong tahapulat tantangan 10 hari tantangan10hari telurhijau telurmerah telurorange temukan cara belajarmu temukanterampillmu thebestversionofyou Think Creative tobat turning red

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (20)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (6)
  • ►  2021 (33)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (16)
    • ►  March (3)
    • ►  February (4)
    • ►  January (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  November (2)
    • ►  June (1)
    • ►  March (13)
    • ►  February (17)
    • ►  January (13)
  • ▼  2019 (144)
    • ►  December (12)
    • ►  November (17)
    • ►  October (8)
    • ►  September (18)
    • ►  August (19)
    • ►  July (24)
    • ►  June (12)
    • ►  May (16)
    • ▼  April (15)
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH K...
      • ALIRAN RASA GAME LEVEL #1 KOMUNIKASI PRODUKTIF
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
      • TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKAS...
    • ►  March (3)
  • ►  2018 (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)

Created with by ThemeXpose