TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KE-12

by - April 09, 2019


Hari 12: Meira’s daily preparation    
 
         Hari ini jadwal belajar tahsin. Seperti hari- hari sebelumnya, pagi-pagi setelah dia bangun aku selalu bertanya padanya. “Kakak mau sekolah apa mau ikut sama Mama ke tempat tante Corry?” aku tidak memaksakan sekolah. “mau ikut mama.” Tetap sama jawabnya seperti minggu lalu yang dia banyak bolos sekolah. Aku memakluminya karena memang sesuai fitrahnya di umur 3,5 tahun anak masih harus banyak di dekat ibunya. Meira senang bermain dengan anak guru tahsinku. Jadinya aku sounding Meira “kalo Kak Meira mau ikut sama Mama, kakak siap-siap ya..” kami harus menyiapkan waktu ekstra untuk mempersiapkan Meira sebelum pergi karena dia masih suka mau melakukan ini itu. Banyak sekali alasannya. Inilah tantangan bagi kami untuk tepat waktu, tetapi tetap menjaga fitrah dan kemandiriannya.

         Awalnya Meira belum mau mandi, alasannya mau makan dulu. Tapi dari pengalaman sebelumnya tetaplah lamaaa sekali Meira makan. Jadi, ketika dia mau pipis, sekalian aja deh dimandiin. Walaupun awalnya dia teriak-teriak heboh, akhirnya dia biasa aja. Saya puji dia karena udah cantik, wangi udah mandi. Mandi udah, pakai pakaian sendiri udah. Waktunya makan. Nasi udah  disediakan, tetapi melihat mama makan buah, dia ingin minta buah juga. Dia makan sambil Video call sama atoknya di Medan. Karena dia udah ga duduk di kursi makan bayi lagi, dia jadi bebas kesana kemari pas makan. Tapi tetap makan sendiri. Sampai dia pindah di dekat kandang hamster. “mau makan di sini ma.” “ya boleh.” Aku ingin menerpakan lagi waktu makan maksimal 30 menit. Jadi aku selalu mengingatkan “jarum jam ke angka sekian waktu makan selesai ya.. “ “yaa” tapi ketika udah waktunya, dia selalu gamau makannya diambil. Dia tetap mau melanjutkan makannya. Dan dia minta buah lagi yang aku kupas untuk bekal nanti. Akhirnya, waktu makan pun bertambah lama. Alhamdulillah makannya habis.  “kak.. jarum ke angka 9 kita sikat gigi ya..” “ya..” masih ada waktu 25 menit untuk sikat gigi. Aku memberinya waktu kepadanya untuk melakukan sesuatu agar di jam yang disepakati benar dilakukannya.

Awalnya aku ingin mengajaknya berberes rumah. Pikirku dia akan mengikuti jika aku berberes duluan. Aku pun berberes, dengan polosnya dia bilang, “Mama operasi semut ya?” “iya. Yuk ikutan.” “kakak mau mewarnaiiiiiii.”   “yaudah.. kakak mau mewarnai pake spidol warna kan, kakak kumpulin dulu itu temen-temennya.” Dia pun mengutip beberapa spidol warna yang berserakan. “disatuin di kantongnya kak…” “ga usah di sini aja..” “kan biar rapi keliatan berjejer gini kan..” sambil mama tunjukin cara memasukkan ke tempatnya. Mama mau mengajaknya beberes yang lain, Meira udah lompat ke meja belajarnya mewarnai gambar di buku mewarnai yang baru. Selesai dia mewarnai,  Aha! Ajakin prepare tasnya aja. “kak,nanti mau mewarnai bareng kak Nayla?” “mau.” “Yuk dimasukkan ke dalam tas apa yang mau dibawa.” Dia memasukkan buku mewarnai dan buku cerita. Tinggal bekal buah yang nanti dimasukkan belakangan.
               
Tak terasa jarum jam melewati angka kesepakatan. “Kak.. ayo sikat gigi. Mama udah mau berangkat.” “Minum madu duluuuu..” dia mengambil madu sendiri dan kelihatan menikmati sekali tiap jilatan madu di sendoknya. Oke.. Aku berusaha tetap tenang dan memberi pilihan ke kak Meira, “ Kakak mau ke sekolah atau ikut mama?”, dia masih menjawab mau ikut mama. Aku ajak lagi dia sikat gigi, dia masih mau muter – muter, “tapi kakak mau muter duluu..”, mama tanggapin dengan tegas, “Nggak kak, kakak mau tinggal apa mau ikut?”, jawabnya “mau ikuut”, “yaudah sini sikat gigi dulu” ujar mama. Dia pun mau sikat gigi. Kalau sikat gigi, kak Meira biasa lepas baju agar ga basah. Saat itu di belakang, di tempat yang biasa untuk sikat gigi masih ada sedikit sisa makanan jadi dia minta itu untuk disiram dulu. Pas nunggu disiram, ternyata kak Meira digigit nyamuk, “gatel ni, gatel, gatel” katanya. Setelah disiram, meira merengek. "kakinya basaaahh..." “iyalah kak, kan disiram air. Kalo mau kering ya disiram baa..tuuu…” aku membuat ekspresi konyol dan kami pun tertawa-tawa. Prosedur menyikat gigi berjalan lancar. Bagiku, mengajaknya yang susah, dari penyikatan gigi tidak ad yang jaid hambatan karena aku sudah membiasakannya sikat gigi dengan atmosfer yang menyenangkan. 

Setelah selesai, Meira masih kegatelan, nah aku buat ini menjadi pembelajaran. “Kak, gatel ya? sekarang yang gatel dikasi bio-oil (sambil mengoleskan bio oil.) kalo kakak  lari – lari ga pake baju bisa digigit nyamuuk. Besok lagi berarti langsung sikat gigi ya kalo mama ajak..” ia mengagguk. Selesai sikat gigi, Meira melanjutkan memakai bajunya sendiri. Karena waktu sudah mepet, aku mulai panik. Aku mencoba melepas emosi yang kutahan sejak tadi dengan solat dhuha. Alhamdulillah persiapan selesai. Sebelum berangat, aku sounding lagi ke Meira,"kak, nanti di sana yang tenang ya... mama mau belajar" 

          Kelas tahsin pun berjalan lancar. Meira main dengan kakak-kakak. Sesekali saja menghampiriku, tetapi Alhamdulillah tetap tenang. Akhir waktu, aku mengajaknya pulang. biasanya butuh waktu juga untuk mengajaknya pulang. Kali ini dengan menerapkan komunikasi produktif Meira gampang diajak pulang. yeaay Alhamdulillah... aku lupa memujinya karena udah lumayan tenang disana. PR ke depannya semoga aku ga lupa memujinya dan bisa menggunakan intonasi, ekspresi yang lebih ramah ketika sedang menahan emosi.

Point komunikasi produktif yang diimplementasikan :
  • ·   Mengontrol emosi
  • ·   Ganti perintah dengan pilihan
  •      Fokus solusi ke depan
  • ·    Mengatakan yang diinginkan
  •      Empati

You May Also Like

0 comments