TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KE-12
Hari 12: Meira’s
daily preparation
Hari ini jadwal belajar tahsin. Seperti hari- hari sebelumnya, pagi-pagi setelah dia bangun aku selalu bertanya padanya. “Kakak mau sekolah apa mau ikut sama Mama ke tempat tante Corry?” aku tidak memaksakan sekolah. “mau ikut mama.” Tetap sama jawabnya seperti minggu lalu yang dia banyak bolos sekolah. Aku memakluminya karena memang sesuai fitrahnya di umur 3,5 tahun anak masih harus banyak di dekat ibunya. Meira senang bermain dengan anak guru tahsinku. Jadinya aku sounding Meira “kalo Kak Meira mau ikut sama Mama, kakak siap-siap ya..” kami harus menyiapkan waktu ekstra untuk mempersiapkan Meira sebelum pergi karena dia masih suka mau melakukan ini itu. Banyak sekali alasannya. Inilah tantangan bagi kami untuk tepat waktu, tetapi tetap menjaga fitrah dan kemandiriannya.
Awalnya Meira belum mau mandi, alasannya mau makan dulu. Tapi dari
pengalaman sebelumnya tetaplah lamaaa sekali Meira makan. Jadi, ketika dia mau
pipis, sekalian aja deh dimandiin. Walaupun awalnya dia teriak-teriak heboh,
akhirnya dia biasa aja. Saya puji dia karena udah cantik, wangi udah mandi.
Mandi udah, pakai pakaian sendiri udah. Waktunya makan. Nasi
udah disediakan, tetapi melihat mama makan buah, dia ingin minta
buah juga. Dia makan sambil Video call sama atoknya di Medan. Karena dia udah
ga duduk di kursi makan bayi lagi, dia jadi bebas kesana kemari pas makan. Tapi
tetap makan sendiri. Sampai dia pindah di dekat kandang hamster. “mau makan di
sini ma.” “ya boleh.” Aku ingin menerpakan lagi waktu makan maksimal 30 menit.
Jadi aku selalu mengingatkan “jarum jam ke angka sekian waktu makan selesai
ya.. “ “yaa” tapi ketika udah waktunya, dia selalu gamau makannya diambil. Dia
tetap mau melanjutkan makannya. Dan dia minta buah lagi yang aku kupas untuk
bekal nanti. Akhirnya, waktu makan pun bertambah lama. Alhamdulillah makannya
habis. “kak.. jarum ke angka 9 kita sikat gigi ya..” “ya..” masih ada
waktu 25 menit untuk sikat gigi. Aku memberinya waktu kepadanya untuk melakukan
sesuatu agar di jam yang disepakati benar dilakukannya.
Awalnya aku ingin
mengajaknya berberes rumah. Pikirku dia akan mengikuti jika aku berberes
duluan. Aku pun berberes, dengan polosnya dia bilang, “Mama operasi semut ya?”
“iya. Yuk ikutan.” “kakak mau mewarnaiiiiiii.” “yaudah.. kakak mau
mewarnai pake spidol warna kan, kakak kumpulin dulu itu temen-temennya.” Dia
pun mengutip beberapa spidol warna yang berserakan. “disatuin di kantongnya
kak…” “ga usah di sini aja..” “kan biar rapi keliatan berjejer gini kan..”
sambil mama tunjukin cara memasukkan ke tempatnya. Mama mau mengajaknya beberes
yang lain, Meira udah lompat ke meja belajarnya mewarnai gambar di buku
mewarnai yang baru. Selesai dia mewarnai, Aha! Ajakin prepare tasnya aja.
“kak,nanti mau mewarnai bareng kak Nayla?” “mau.” “Yuk dimasukkan ke dalam tas
apa yang mau dibawa.” Dia memasukkan buku mewarnai dan buku cerita. Tinggal
bekal buah yang nanti dimasukkan belakangan.
Tak terasa jarum jam
melewati angka kesepakatan. “Kak.. ayo sikat gigi. Mama udah mau berangkat.”
“Minum madu duluuuu..” dia mengambil madu sendiri dan kelihatan menikmati
sekali tiap jilatan madu di sendoknya. Oke.. Aku berusaha tetap tenang dan
memberi pilihan ke kak Meira, “ Kakak mau ke sekolah atau ikut mama?”, dia
masih menjawab mau ikut mama. Aku ajak lagi dia sikat gigi, dia masih mau muter
– muter, “tapi kakak mau muter duluu..”, mama tanggapin dengan tegas, “Nggak
kak, kakak mau tinggal apa mau ikut?”, jawabnya “mau ikuut”, “yaudah sini sikat
gigi dulu” ujar mama. Dia pun mau sikat gigi. Kalau sikat gigi, kak Meira biasa
lepas baju agar ga basah. Saat itu di belakang, di tempat yang biasa untuk
sikat gigi masih ada sedikit sisa makanan jadi dia minta itu untuk disiram
dulu. Pas nunggu disiram, ternyata kak Meira digigit nyamuk, “gatel ni, gatel,
gatel” katanya. Setelah disiram, meira merengek. "kakinya
basaaahh..." “iyalah kak, kan disiram air. Kalo mau kering ya disiram
baa..tuuu…” aku membuat ekspresi konyol dan kami pun tertawa-tawa. Prosedur
menyikat gigi berjalan lancar. Bagiku, mengajaknya yang susah, dari penyikatan
gigi tidak ad yang jaid hambatan karena aku sudah membiasakannya sikat gigi
dengan atmosfer yang menyenangkan.
Setelah selesai,
Meira masih kegatelan, nah aku buat ini menjadi pembelajaran. “Kak, gatel ya?
sekarang yang gatel dikasi bio-oil (sambil mengoleskan bio oil.) kalo
kakak lari – lari ga pake baju bisa digigit nyamuuk. Besok lagi
berarti langsung sikat gigi ya kalo mama ajak..” ia mengagguk. Selesai sikat
gigi, Meira melanjutkan memakai bajunya sendiri. Karena waktu sudah mepet, aku
mulai panik. Aku mencoba melepas emosi yang kutahan sejak tadi dengan solat
dhuha. Alhamdulillah persiapan selesai. Sebelum berangat, aku sounding lagi ke
Meira,"kak, nanti di sana yang tenang ya... mama mau belajar"
Kelas tahsin pun berjalan lancar. Meira main dengan kakak-kakak. Sesekali saja menghampiriku, tetapi Alhamdulillah tetap tenang. Akhir waktu, aku mengajaknya pulang. biasanya butuh waktu juga untuk mengajaknya pulang. Kali ini dengan menerapkan komunikasi produktif Meira gampang diajak pulang. yeaay Alhamdulillah... aku lupa memujinya karena udah lumayan tenang disana. PR ke depannya semoga aku ga lupa memujinya dan bisa menggunakan intonasi, ekspresi yang lebih ramah ketika sedang menahan emosi.
Point komunikasi
produktif yang diimplementasikan :
- · Mengontrol emosi
- · Ganti perintah
dengan pilihan
- Fokus
solusi ke depan
- · Mengatakan yang diinginkan
- Empati
0 comments