Dalam bukunya bu Okina Fitiriani, disebutkan ada berbagai cara membangun kedekatan, salah satunya yaitu fokus pada hal baik.
Perbanyak memuji dan hilangkan mencela atau menegur yang tidak efektif. Saya akan berbagi cerita tentang anak saya.
Ketika selesai bermain di Jogja Bay, anak saya yang pertama, Meira yang berumur enam tahun begitu tergoda melihat gula kapas atau arum manis berbagai macam karakter.
Banyak anak yang membeli gulungan gula kapas besar berwarna-warni itu sehingga ia semakin ingin memilikinya walaupun ia tau orang tuanya kurang menyetujui itu.
Awalnya saya dan suami memang tidak setuju sehingga Meira mulai diam, membelakangi kami, dan terdengar suara isakan kecil.
Terakhir kali dia membeli gula kapas seperti itu sekitar dua tahun lalu. Mungkin saja momen ini bisa menjadi pendekatan bagi kami.
Kami lalu membuat membuat kesepakatan dengan Meira. Pertama kami mengajak ia menyadari bahwa kandungan gula kapas itu hanya gula.
Pengetahuan bahwa asupan gula terlalu banyak tidak baik bagi tubuh sudah ia ketahui sejak lama dari buku bacaannya.
Ia kadang juga ikut mendengar info tentang kesehatan yang didengar mamanya.
Sehari-hari pun dia tidak mengonsumsi permen kecuali sesekali diberikan temannya.
Jadi kami pikir tidak apa sekali ini jika ingin membeli gula kapas besar itu. Namun, kami perlu membuat kesepakatan.
Berhubung ukuran gula kapas yang begitu besar, kami menawarkan dia perlu berbagi bersama anggota keluarga lainnya.
Awalnya ia tidak mau, setelah diberi pilihan mau beli dan berbagi atau tidak beli sama sekali. Akhirnya ia menyetujuinya.
Kemudian, tentu saja dia nanti perlu menyikat gigi dengan sungguh-sungguh karena gula itu begitu banyak dan lengket.
Kalau ini dia langsung mengangguk.
Akhirnya Meira membeli gula kapas itu bersama ayahnya sedangkan saya menunggu di mobil bersama adiknya.
Ketika mereka tiba menghampiri kami, raut wajah Meira sudah berubah. Sumringah merekah memainkan gula kapas yang dibungkus dengan plastik besar.
Saya pun bertanya berapa harganya ke suami. Suami bilang, "empat puluh ribu."
Kaget saya mendengarnya.
Begitu juga mbak Nanda, asisten kami langsung bilang bahwa sayang uang segitu.
Alhamdulillah saat itu saya tidak terpancing mencela, menegur atau marah- marah.
Maklum ya Ibu-Ibu dikala mau irit pasti shock kalau ada uang yang rasanya terbuang untuk hal yang ga penting. Hihihi.
Oke. Gula kapas mungkin ga penting bagi kita, tapi mungkin pada saat itu penting bagi anak saya.
Momen yang dia ingat tentang gula kapas ketika dulu kami di Jogja Expo Center, membeli hamster yang imut.
Saat ini saya perlu menciptakan momen bersama anak, membayar hutang pengasuhan selama saya belum optimal membersamainya dua tahun ini.
Jadi, yang perlu saya lakukan adalah memberi pengertian bahwa uang empat puluh ribu rupiah itu adalah uang yang sangat banyak.
Sebenarnya uang itu bisa digunakan untuk apa, dikaitkan dengan uang di celengan yang dia punya butuh waktu untuk bisa mengumpulkan sebanyak itu.
Oke. Sampai di rumah, setelah makan malam barulah boleh memakan gula kapas.
Itulah aturan di rumah kami, makanan utama prioritas. Jika ada makanan lain bisa dikonsumsi setelah itu.
Ayah, mama dan Meira pun makan gula kapas dengan riang. Kedekatan bertambah. Alhamdulillah..
Alhamdulillah adik Hiro sudah tidur sehingga selamat dari gula kapas. Hehe
Kami tidak langsung sikat gigi, perlu menunggu sekitar 30 menit agar suasana mulut menjadi netral.
Namun, selama menunggu ternyata kami sudah terlalu lelah. Akhirnya mama dan ayah tertidur tanpa sikat gigi. Hahaha
Saya terbangun tengah malam dan baru menyikat gigi saat itu. Saya pikir, "Yah.. Semuanya ga sikat gigi deh." Ada rasa kecewa.
Besoknya saya coba bicara ke Meira. Eh.. Ternyata dia katanya sudah sikat gigi...
Saya tanya kapan? Katanya ketika mama tidur.
Apa dia sikat sama ayah? Katanya ayah juga tidur. Berarti kakak sikat gigi sendiri?
Iya.
Waaaah.. Saya mendengar itu bahagia banget. Anaknya menepati janjinya. Saya puji dan saya katakan bangga kepadanya
This is about TRUST.
Bukannya ini yang ingin dicapai dalam pendekatan?
Alhamdulillah.. Jika kita fokus pada hal yang baik, InsyaAllah akan terjadi hal baik juga.
Dari kejadian di atas, ada beberapa hal baik yang bisa kita petik. Mulai dari pengendalian diri, negosiasi, keuangan, dan kemandirian hingga akhirnya trust yang didapatkan.
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi bunda ya.. Semoga kita bisa melatih diri kita untuk fokus pada hal yang baik-baik. Aamiin.