KLIP Day 4- Mengapa Anakku Tidak Mau Diajak Sikat Gigi? part.2

by - January 07, 2022


" Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (Q.S Al Kahf:68) 

Bismillahirrahmanirrahim.. 

Hai Bunda, gimana perasaannya setelah membaca tulisan saya sebelumnya? 
Apakah pelajaran yang bisa kita dapatkan? 

Saya harap semoga lewat tulisan saya ada secercah cahaya yang masuk ke dalam hati Bunda ya... Aamiin.

Oke, kalau di tulisan sebelumnya saya membahas salah satu penyebab anak sulit diajak sikat gigi adalah peta antara ibu dan anak yang belum tersampaikan dan dipahami satu sama lain. 

Kali ini ini kita coba akan membahas kelanjutannya.. 
Sebenarnya apa sih yang paling penting dalam komunikasi kita? 

Yuk.. Yuk.. Cek perasaan lagi sekarang.. Siap membuka hati untuk belajar bersama? 
Here we go !!! 

Dalam komunikasi, perlu ada TUJUAN yang spesifik. 
Misalnya, anak paham kalau dia tidak mau menyikat gigi sekarang dia perlu menyampaikan kapan persisnya dia akan menyikat giginya. 

Tujuannya adalah agar si anak tetap menyikat giginya. Kita kan jadi tahu kondisi yang diinginkannya. 

Kita bisa peka terhadap ekspresi dan gesturenya. Kita bisa memahami latar belakang mengapa ia belum mau sikat gigi dan kita bisa fleksibel menghadapinya. 

Ternyata anak mau sikat gigi setelah menyelesaikan bacaannya. Dari sini kita bisa tahu cara ngomongnya gimana. 

"Kakak selesai bacaannya kira-kira berapa menit lagi? " Kita tanyakan ke anak. 
"Lima belas menit lagi ma." Jawabnya. 
"Oke. Nanti lima menit sebelum waktunya selesai mama ingetin ya.. " Sambil kita belai kepalanya. 

Nah. Kita bisa bicara dengan tambahan memenuhi BAHASA CINTAnya. Bahasa cinta ini salah satu kunci agar pesan kita bisa diterima. 

Bahasa cinta itu ada berupa pujian atau kata-kata positif, kebersamaan atau quality time, hadiah, pelayanan, dan sentuhan fisik. 

Misalnya, cara bicara di atas anak yang bahasa cintanya sentuhan fisik. Kita sambil belai kepalanya. 

Jika bahasa cintanya pujian kita bisa menambahkan kalimat, "wah. Rajin sekali anak mama baca buku. Mama bangga deh kakak rajin. Mama tambah bangga kalau kakak juga rajin sikat gigi."

Jika bahasa cintanya kebersamaan. Bunda bisa menemani membaca buku dulu sampai selesai, kemudian sikat gigi bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. 

Jika bahasa cintanya hadiah, bunda bisa membuat reward chart untuk membangun kebiasaan menyikat gigi selama 30 hari. 

Anak akan mendapat "bintang" tiap kali selesai menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. 

Jika bintang sudah penuh, anak bisa mendapat reward sesuai kesepakatan sebelumnya. 

Untuk anak yang bahasa cintanya pelayanan, anak suka melayani maupun dilayani. 

Bunda bisa membawakan ataupun menyediakan set sikat maupun pasta gigi kesayangannya. 

Wah.. Ternyata bentuk komunikasi itu bisa beragam cara ya bund.. Yang penting tujuannya tercapai, anak mau sikat gigi. Hehe.

Jika cara-cara di atas belum berhasil, InsyaAllah akan ada banyak cara jika tujuan kita pasti. 

Jika dalam sehari minimal kita sikat gigi dua kali sehari. Insyaa Allah akan ada 60 cara untuk anak bisa menyikat giginya selama sebulan. 

Dr.Albert Mehrabian (1971) menyatakan bahwa elemen yang paling berpengaruh adalah bahasa tubuh 55%, kemudian intonasi suara 38%, terakhir kata yang diucapkan hanya berpengaruh 7%. 

Penting diingat, ketika kita mengajak anak menyikat gigi adalah bahasa tubuh kita ya Bund.. 

Jadi sebenarnya percuma juga kalau kita cerewet yah.. Pesannya cuma nyampe 7% ternyata.. Huhu. 

Untuk anak yang cara belajarnya tipe visual.. Boleh banget kita coba bermacam ekspresi bund.  Bisa jadi malah membuat atmosfer yang menyenangkan. 

Untuk anak yang tipe auditori (suka dengan nada), Bunda perlu hati-hati dan menyadari kalau nada suara bunda sudah meninggi. Ups.. Setel kalem lagi ya bund. Hihi. 

Alih-alih menyalahkan anak, coba kita ingat-ingat lagi ucapan kita ketika mengajak anak sikat gigi. 

Apakah tujuan komunikasi kita tercapai?
Apakah cara menyampaikan pesan kita sudah sesuai?
Bagaimana respon anak ketika kita ajak komunikasi?
Apa yang bisa bunda pelajari dari proses komunikasi ini?
Terakhir bagaimana langkah selanjutnya jika cara hari ini belum berhasil? 

Kira-kira demikian, yang bisa kita coba pahami dalam mengajak anak menyikat giginya. 

Semoga bermanfaat dan tetap semangat belajar bersama ya Bunda
Terima kasih telah membaca tulisan saya. 

Semoga kita semua bisa berkomunikasi yang lebih baik lagi untuk anak dan keluarga kita. Aamiin. 


Yogyakarta, 7 Januari 2022

-Dentist mama-





You May Also Like

0 comments