KLIP- Day 5- Saatnya Membangun Kedekatan (Part 1)

by - January 09, 2022

Penolakan adalah tanda bahwa kedekatan dan kepercayaan belum terbangun dengan baik. 


Anak menolak diajak sikat gigi ataupun menolak melakukan hal lain kemungkinan besar karena belum dekat. 

Seperti halnya Bunda dan suami. Sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan perlu membangun  kedekatan dan kepercayaan dulu kepada calon suami dan keluarganya kan...

Nah sama dengan anak, ternyata kita juga perlu melakukan pendekatan. Walaupun kita tahu itu anak kandung kita, belum tentu kita tahu apakah mereka merasa dekat dengan kita. 

Apakah selama ini kita sebagai tempatnya berlabuh ketika perasaannya sedang kalut? 

Apakah selama ini ia mau membuka dirinya, bercerita kegiatannya tanpa diminta? 

Apakah selama ini kita cukup waktu untuk membersamainya? 

Apakah selama ini waktu yang digunakan bersamanya sudah berkualitas? 

Apakah selama kita bersamanya jiwa kita juga hadir menemaninya? 

Jika belum, mungkin kita bisa memulai pendekatan ini dari diri kita sendiri dulu. 
Saya pernah mencoba teknik ini, Bunda juga bisa mencobanya. 

Pertama, Bunda ambil posisi yang nyaman.. Bunda bisa pejamkan mata dan atur nafas. 

Hadirkan orang yang ingin menyambung kembali komunikasi atau kuatkan komunikasi dengannya. 

Hadirkan ia di hadapan bunda, lalu tanyakan ke diri Bunda. Apa yang sebenarnya menghalangi untuk menguatkan komunikasi dengannya. 

Tanyakan pada diri bunda. 
Izinkan diri bunda untuk melepaskan penghalang. 

Katakan pada diri, "saya mengizinkan dan memutuskan diri saya untuk melepaskan penghalang."

"Saya izinkan untuk menyambungkan kembali komunikasi dengan orang ini."
Rasakan penghalang yang selama ini menghalangi Bunda keluar dan lepas. 

Bayangkan Bunda tersambung dengan orang tersebut saat ini. Katakan padanya "saya mengizinkan diri saya untuk menghadirkan rasa tersambung dengan orang ini."

Saya menyiapkan ini untuk kehidupan saya yang lebih baik ke depannya. Rasakan rasa fisik ini menguat antara bunda dan orang ini. 

Bayangkan rasa tersambung ini dalam bentuk yang terbayangkan oleh anda. 
Boleh dalam bentuk jembatan atau tali yang menghubungkan bunda dan anak. 

Ataupun berupa ikatan yang mengikat bunda berdua. 
Apapun bentuknya itu. 
Rasakan rasa tersambung ini menguat sehingga bunda merasakan bisa berkomunikasi lebih baik dengannya. 

Izinkan rasa tersambung ini menguat, semakin membaik dan sesuai dengan apa yang Bunda harapkan. 

Jika sudah dirasa cukup, tarik nafas panjang. Kembali hadir di sini. 
  
Bagaimana perasaan Bunda terhadap sang anak sekarang? Semoga perasaan Bunda semakin mendorong untuk melakukan pendekatan ke anak ya bund.. 

AKSI

Langkah pertama yang saya lakukan dengan suami adalah menyediakan WAKTU. 

Setelah jalan pagi, sarapan bersama, saya dan suami mengajak anak-anak menggelar alas di rumput halaman belakang rumah. 

Kami membawa sikat gigi, odol dan gelas untuk berkumur. Oh iya, sikat gigi yang menyenangkan tidak harus di kamar mandi kok.. 

Kami duduk di alas yang terhampar di rumput, disinari matahari pagi yang masih hangat. 

Semua anggota keluarga memegang sikat giginya masing-masing. Ayah, mama, kakak dan bayi 16 bulan turut bersiap memeriahkan 'piknik' sikat gigi ini.. 

Odol sudah dioleskan, mulut sudah menyengir lebar. Gelas tampungan sudah siap... Mulaiiiiii. 

"Sruk.. Sruk.. Srukk.. " Kami semua melakukan ritual pagi yang menyenangkan. 

Sesekali berbicara dengan mulut berbusa dan menampung limpahan busa dari pasta gigi cukup menyenangkan juga. 

Si bayi pun ikut-ikutan menyikat giginya walaupun bisa dipastikan sikatnya belum menyapu sempurna giginya. Hihihi

Cara ini sangat manjur! Semua bisa sikat gigi dengan riang, tanpa paksaan, dan jelas memberikan pengalaman berbeda bagi anak. 

Kami merasa lebih dekat dan lebih hangat.. Sikat gigi bersama-sama malam harinya pun kami lanjutkan di kamar. 

Kebersamaan membuat kami lebih dekat. Minat menyikat gigi pun meningkat. 
Semoga yang kami lakukan menjadi inspirasi yang bermanfaat. Aamiin





You May Also Like

0 comments