TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KE-17 (Last Day)

by - April 13, 2019


Hari 17:
         

       Selama dua hari ini mama mengubah pola mandi Meira. Biasanya, sehabis bangun tidur Meira makan dulu baru kemudian mandi. Bagi mama metode ini cukup memakan waktu yang lama untuk persiapan. Melatih kemandirian pada anak memang membutuhkan waktu yang lebih, belum lagi seusia Meira yang sedang tinggi-tingginya fase ego. Mama ingin bisa on time, oleh karena itu mama mengubah metode. Sehabis bangun tidur, mama mengajak Meira mandi dulu baru setelahnya sarapan. Karena menyikat gigi langsung setelah sarapan bukanlah hal yang benar( dapat mengikis email gigi), mama baru menyikat gigi Meira setengah jam kemudian.

 Alhamdulillah, karena menggunakan air hangat Meira lebih kalem kalau mandi. Sebelumnya pakai air biasa pasti jerit-jerit walaupun waktu sudah mulai siang. Okelah, langkah mundur sedikit demi menuju kebiasaan yang lebih baik. Yang menantang jadinya ketika mengajak Meira menyikat gigi. Mama harus sounding terus. Pasti adaaa aja alasannya yang nanti, mau melakukan ini dulu, itu dulu. Hari ini pun demikian, Meira menawar ingin mencuci mobil dulu bareng ayah. “Cuci mobil dulu baru sikat gigi..” rengeknya.  “kakak sikatin gigi kakak dulu baru sikatin gigi mobil..” bujuk mama sambil menyelipkan humor. “aaa.. mau cuci mobil dulu.” Balas Meira. “Kakak mau jadi kayak si Doni apa adiknya, Noura?” mama mengingatkan Meira pada tokoh cerita edukasi gigi dimana Doni, sang kakak malas sikat gigi sedangkan adiknya, Noura kebalikannya suka menyikat gigi. “mau kayak adiknya.”pilih Meira. “Yuk, mau seperti Noura kan..” mama meyakinkan. ”tapi kakak mau cuci mobil..” Meira kekeuh pada yang ia mau.   Mama bilang sama ayah tentang Meira ingin cuci mobil. Ayahpun paham, “Ayah ga jadi cuci mobil, ayah nungguin kakak selesai sikat gigi dulu.”ujar Ayah. “Tuh kak, ayo yook sikat gigi. Ditungguin ayah tuh.” ajak mama. Langsung mama dan Meira ke kamar mandi untuk menyikat gigi. Seperti biasa mama menciptakan atmosfer menyenangkan ketika menyikat gigi. Di situ Meira menunjukkan ada gusi di sebelah kiri yang sakit. Hmmm. Padahal mama udah dengan lembut menyikat giginya. Bulu sikat giginya pun masih halus. Hal ini juga pernah dibilangnya. “Sakit ya kak? Yang mana?” sambil mama perhatikan gusinya. “Gapapa kok”. Beberapa waktu yang lalu memang pernah sedikit merah gusinya. Dan selama mama sakit beberapa bulan lalu, Meira selalu sikat gigi dengan ayah. Mama rasa ini berpengaruh ke sikapnya sekarang.

Sikat gigi selesaiii… mama minta Meira menghembuskan nafasnya, “hmmm.. wangiii.. kalau udah sikat gigi nafasnya jadi harum kan.. “puji mama. Meira langsung memakai baju dan lanjut cuci mobil dengan ayah. Sorenya, mama penasaran ingin mencari tahu kenapa sih Meira juga tetap sulit diajak sikat gigi, padahal mama sudah mengenalkan tentang gigi dan cara perawatannya sejak dini, serta mama selalu membuat amosfer yang menyenangkan. Selain memang lagi fase perkembangannya, mama yakin ada lagi yang membuatnya ga mau sikat gigi. Hati mama mengatakan mungkin ya itu dia sudah mendapat pengalaman yang kurang menyenangkan ketika sikat gigi bersama ayah. Mama juga pernah melihat bagaimana ayah menyikati gigi Meira, memang terlihat agak kencang menyikat giginya. Mama udah pernah memberi tahu ayah tentang hal ini, tapi belum pernah evaluasi lagi cara menyikatnya. “Meira, sini kak. “ panggil mama. Meira sedang asyik membaca buku. Buku yang diambil pun kebetulan tentang gigi.  “Kak Meira, mama penasaran. Kenapa kalo mama ajak sikat gigi Kak Meira ga mau?” tanya mama. “Biar kuman baik aja yang sikatin.”katanya. “Kan kuman baik tetap di mulut. Kuman jahat tetap harus dikeluarin..” jelas mama.

Dia menunjuk halaman yang ada gambar giginya, “Kak Meira mau giginya yang kayak giiiiniiiii..” dia menunjuk gambar gigi yang paling bagus di antara beberapa gambar gigi di halaman tersebut. “Kakak giginya mau cantik kayak gini kan?” “mau.” “berarti kakak sikat gigi.” Terus dia menunjuk gambar dot. “Tuh, kalau minum dot giginya jadi kayak gini kak.” Mama menunjuk gigi yang mengalami karies botol. “teman-teman kak Meira yang ngedot giginya kayak gambar di atas apa yang bawah?”tanya mama. Lalu  dia menunjuk gambar yang penuh karies tersebut. “tapi tadi sakit…” katanya. “Oh sakit ya, mama minta maaf ya… itu gusinya sakit karena kakak bergerak-gerak selagi disikat. Besok kakak yang tenang ya kalau disikatin.. “ jelas mama. Meira mengangguk. “Kakak ngerasa sakit gusinya kalau disikatin ayah apa mama?” tanya mama. “ayah.” katanya. Ayah kebetulan juga sedang duduk di samping mama. “yaudah besok lagi sikatinnya pelan-pelan ya. Kalau sikatnya pelan-pelan kak Meira mau?” tanya ayah. “iya”. Mama pun merasa lebih lega dan bisa bertindak yang tepat setelah mengorek alasan Meira enggan disikat giginya.

Poin yang berhasil dilatih:
·         Keep information short & simple (KISS)
·         Menggunakan intonasi suara ramah
·         Katakan apa yang diinginkan
·         Jelas memberikan pujian
·         Empati
·         Ganti perintah dengan pilihan

Begitulah akhir cerita tantangan komunikasi produktif hari ke-17, Alhamdulillah sudah menerapkan sebagian besar poin komunikasinya. Semoga ke depannya saya masih tetap mempraktekkannya bersama Meira dan Ayah. Masih ada waktu sebelum materi berikutnya untuk melatih berkomunikasi dengan suami. Saya sadari perlu juga menerapkann metode komunikasi produktif anak ketika berkomunikasi dengan suami. Terima kasih atas perhatiannya selama membaca kisah tantangan 10 hari komunikasi produktif dalam kelas Bunda Sayang. Assalamu’alaikum  wr.wb. Salam Ibu Profesional! ^^

You May Also Like

0 comments