TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KEENAM
Hari-6:
Pagi ini, ada sesuatu yang menarik perhatian pada handuk pink mama.
Handuk ini handuk bersih yang sudah dicuci, namun masih tertengger di jemuran
luar. Entah sudah berapa hari handuk ini menetap di sana karena seminggu ini
mama full aktivitas di luar. Sampai tadi waktunya mama ingin memakainya, mata
mama terpusat pada sesuatu yang berwarna putih seperti kapas menempel di handuk
pink magenta itu. Di dalammya selaput putih itu seperti ada serangga hitam. Merasa
tak nyaman dengan ditemuinya mama segera mendekati ayah,”Yah, apa ini yah? Ada putih-putih”
tanya mama heran. Ayah pun melihat
dengan seksama. Ternyata putih-putih seperti kapas itu merupakan sarang
laba-laba! Ada induk laba-laba yang bertelur di sarang tersebut, telur-telur
itu terbungkus oleh selaput putih di luarnya. Hiiii….
Ayah langsung ada ide untuk memanfaat situasi ini dalam
membangunkan Meira. Waktu sudah pukul 06.00 WIB, Meira masih berbaring males-malesan
di karpet mihrob (tempat sholat). Ayah menghampiri Meira sambil membawa handuk
pink itu berkata, “kak, mau lihat laba-laba?” mendengar hal itu Meira langsung
ambil posisi sigap semangat. “mauuu…” kata si penggemar spiderman ini. Meira
memang udah familiar dengan laba-laba. Di dekat kandang coco (marmut) ada
sekeluarga laba-laba yang sering menjadi media pembelajaran meira secara
langsung.
“Yok, kak Meira.. kita keluarin laba-labanya. Kita pindahin
sarangnya biar handuknya bisa dicuci.” Kata ayah dengan semangat. Sebelum memindahkan
sarang, ayah dan Meira mengamati ternyata ada satu anak laba-laba yang baru
keluar. ”anak yang paling tua sudah keluaaaar..” mereka bersorak kegirangan. Lalu
kami pun keluar mencari tanaman untuk tempat sarang laba-laba yang baru. Dengan
memakai sebatang lidi ayah memindahkan sarang lab-laba ke daun jahe yang
ditanam di halaman belakang rumah. Kak Meira melihat dengan seksama apa yang diakukan
ayah. Awalnya induk laba-laba keluar dan duluan, kemudian ayah dengan hati-hati
memindahkan telur-telur itu. Sesi penyelamatan laba- laba pun selesai. “Ini
pelajaran buat kita, lain kali tidak membiarkan pakaian berlama-lama di
belakang.” Timpal mama dan ayah pun mengiyakan.
Coco yang di dekat situ sudah cuit-cuit minta makan, kami lanjutkan
memberi makan coco. Kak Meira juga membantu memberi makan Coco. Di kandang
itulah juga terdapat keluarga laba-laba. Sehari sebelumnya, mama sedikit
membersihkan jaring dari bapak laba-laba. Ternyata ia sudah memperbaiki
jaringnya lagi. Mama pun mengajak kak Meira mengamati bapak laba-laba. Dengan
sebuah batang kangkung makanan coco, mama mendekati bapak laba-laba dan
menyentuh sarangnya. Bapak laba-laba langsung “siaaaat” lompat menjauh sambil
mengeluarkan benang dari abdomennya. “Kaaak… lihaat.. benangnya keluar tu..”
Kak Meira mendekat dan mengangguk-angguk fokus memperhatikan apa yang dilakukan
laba-laba. “bapak laba-laba mengeluarkan benang, nantinya benang itu utk bikin
jaring yang seperti ini.” Mama menujukkan jaring yang masih ada.. Kali ini mama
mengajak kak Meira memperhatikan bagaimana gerak laba-laba. Mama mencoba
mengambil anak laba-laba, tentunya dengan batang kangkung tadi. Haha. Anak
laba- laba awalnya turun, kemudian memanjat benangnya ke atas dan mama arahkan
ke tanaman di bawah. Meira kesenangan melihat aksi para laba-laba. Sebagai penutup
mama mengajak Meira menanam biji buah plum, “kita menanam, nanti Allah yang
menumbuhkan.. “ senyum mama.
Begitulah aktivitas kami pagi ini tidak banyak berkata tetapi
langsung menunjukkan dari pengalaman. “What we learn with pleasure, we never
forget” saya sangat suka dengan kalimat ini. Saya senang bisa mengajak keluarga
belajar dan bergembira bersama. With simple word, it works! Semoga ke depannya
saya bisa menerapkan poin komunikasi produktif yang lain.
Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·
Keep information
short & simple (KISS)
·
Intonasi suara
ramah/ kaidah 7-38-55
·
Refleksi pengalaman
·
Menunjukkan empati
*******************************************************************
Hari ini Kak Meira ga sekolah, melainkan ikut dengan mamanya
pengajian. Ketika perjalanan pulang, mama mengajak kak Meira ngobrol. “Kak,
hari ini kok ga sekolah?” tanya mama sambil nyetir. “Karena kakak mandinya
kesiangan.” Jawabnya lugas. Aha, kayaknya Meira udah sadar nih. Mama tersenyum
mendengar jawabannya. “Berarti besok lagi kalau mau sekolah mandinya lebih pagi
ya?” goda mama. “iya maa…” jawabnya sambil menatap pemandangan dari balik
jendela. Semoga ke depannya Meira benar bisa mandi pagi seperti yang udah
disetujuinya.
Poin
komunikasi yang berhasil diterapkan:
·
Intonasi dan suara
ramah
·
Gantilah nasihat
menjadi refleksi pengalaman
*******************************************************************
Malamnya, Meira mencoba cuci tangan setelah pipis sendiri. Tapi sepertinya
dia kesulitan menuang sabun, makanya dia berteriak. “Ma… maaa… ga bisaaaa…
susaaaahh… “ jerinya. Mama pun menyamperi Meira yang kelihatan mukanya sudah
gusar. “Apa yang menarik, Kak?” tanya mama. “iniiiii ga bisaaaaaa!” sambil
menempuk-nepuk botol sabun. Oh, Meira mengambil botol sabun punya mama, bukan
sabunnya yang biasa. Memang perlu dipencet lebih kuat. “kalau ada yang menarik
kayak gini, Kakak bilang ke otaknya ‘BISA!’” jelas mama. Sini mama lihat botolnya,
ternyata ada sedikit tumpat. Segera mama bersihkan. “Coba kak.” mama serahkan botol itu lagi ke Meira.
Dia mencoba memencet botol dan berhasil. “ tuh.. bisa kan. Jadi kalau ada yang
menarik dicoba dulu ya. Insya Allah bisa.”
Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·
Intonasi dan suara
ramah
·
Ganti kata bisa
menjadi tidak bisa
0 comments