TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KEENAM

by - April 02, 2019


Hari-6:

Pagi ini, ada sesuatu yang menarik perhatian pada handuk pink mama. Handuk ini handuk bersih yang sudah dicuci, namun masih tertengger di jemuran luar. Entah sudah berapa hari handuk ini menetap di sana karena seminggu ini mama full aktivitas di luar. Sampai tadi waktunya mama ingin memakainya, mata mama terpusat pada sesuatu yang berwarna putih seperti kapas menempel di handuk pink magenta itu. Di dalammya selaput putih itu seperti ada serangga hitam. Merasa tak nyaman dengan ditemuinya mama segera mendekati ayah,”Yah, apa ini yah? Ada putih-putih” tanya mama heran.  Ayah pun melihat dengan seksama. Ternyata putih-putih seperti kapas itu merupakan sarang laba-laba! Ada induk laba-laba yang bertelur di sarang tersebut, telur-telur itu terbungkus oleh selaput putih di luarnya. Hiiii….



Ayah langsung ada ide untuk memanfaat situasi ini dalam membangunkan Meira. Waktu sudah pukul 06.00 WIB, Meira masih berbaring males-malesan di karpet mihrob (tempat sholat). Ayah menghampiri Meira sambil membawa handuk pink itu berkata, “kak, mau lihat laba-laba?” mendengar hal itu Meira langsung ambil posisi sigap semangat. “mauuu…” kata si penggemar spiderman ini. Meira memang udah familiar dengan laba-laba. Di dekat kandang coco (marmut) ada sekeluarga laba-laba yang sering menjadi media pembelajaran meira secara langsung.

“Yok, kak Meira.. kita keluarin laba-labanya. Kita pindahin sarangnya biar handuknya bisa dicuci.” Kata ayah dengan semangat. Sebelum memindahkan sarang, ayah dan Meira mengamati ternyata ada satu anak laba-laba yang baru keluar. ”anak yang paling tua sudah keluaaaar..” mereka bersorak kegirangan. Lalu kami pun keluar mencari tanaman untuk tempat sarang laba-laba yang baru. Dengan memakai sebatang lidi ayah memindahkan sarang lab-laba ke daun jahe yang ditanam di halaman belakang rumah. Kak Meira melihat dengan seksama apa yang diakukan ayah. Awalnya induk laba-laba keluar dan duluan, kemudian ayah dengan hati-hati memindahkan telur-telur itu. Sesi penyelamatan laba- laba pun selesai. “Ini pelajaran buat kita, lain kali tidak membiarkan pakaian berlama-lama di belakang.” Timpal mama dan ayah pun mengiyakan.

Coco yang di dekat situ sudah cuit-cuit minta makan, kami lanjutkan memberi makan coco. Kak Meira juga membantu memberi makan Coco. Di kandang itulah juga terdapat keluarga laba-laba. Sehari sebelumnya, mama sedikit membersihkan jaring dari bapak laba-laba. Ternyata ia sudah memperbaiki jaringnya lagi. Mama pun mengajak kak Meira mengamati bapak laba-laba. Dengan sebuah batang kangkung makanan coco, mama mendekati bapak laba-laba dan menyentuh sarangnya. Bapak laba-laba langsung “siaaaat” lompat menjauh sambil mengeluarkan benang dari abdomennya. “Kaaak… lihaat.. benangnya keluar tu..” Kak Meira mendekat dan mengangguk-angguk fokus memperhatikan apa yang dilakukan laba-laba. “bapak laba-laba mengeluarkan benang, nantinya benang itu utk bikin jaring yang seperti ini.” Mama menujukkan jaring yang masih ada.. Kali ini mama mengajak kak Meira memperhatikan bagaimana gerak laba-laba. Mama mencoba mengambil anak laba-laba, tentunya dengan batang kangkung tadi. Haha. Anak laba- laba awalnya turun, kemudian memanjat benangnya ke atas dan mama arahkan ke tanaman di bawah. Meira kesenangan melihat aksi para laba-laba. Sebagai penutup mama mengajak Meira menanam biji buah plum, “kita menanam, nanti Allah yang menumbuhkan.. “ senyum mama.

Begitulah aktivitas kami pagi ini tidak banyak berkata tetapi langsung menunjukkan dari pengalaman. “What we learn with pleasure, we never forget” saya sangat suka dengan kalimat ini. Saya senang bisa mengajak keluarga belajar dan bergembira bersama. With simple word, it works! Semoga ke depannya saya bisa menerapkan poin komunikasi produktif yang lain.

Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·         Keep information short & simple (KISS)
·         Intonasi suara ramah/ kaidah 7-38-55
·         Refleksi pengalaman
·         Menunjukkan empati

*******************************************************************

Hari ini Kak Meira ga sekolah, melainkan ikut dengan mamanya pengajian. Ketika perjalanan pulang, mama mengajak kak Meira ngobrol. “Kak, hari ini kok ga sekolah?” tanya mama sambil nyetir. “Karena kakak mandinya kesiangan.” Jawabnya lugas. Aha, kayaknya Meira udah sadar nih. Mama tersenyum mendengar jawabannya. “Berarti besok lagi kalau mau sekolah mandinya lebih pagi ya?” goda mama. “iya maa…” jawabnya sambil menatap pemandangan dari balik jendela. Semoga ke depannya Meira benar bisa mandi pagi seperti yang udah disetujuinya.

 Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·         Intonasi dan suara ramah
·         Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman

 *******************************************************************

Malamnya, Meira mencoba cuci tangan setelah pipis sendiri. Tapi sepertinya dia kesulitan menuang sabun, makanya dia berteriak. “Ma… maaa… ga bisaaaa… susaaaahh… “ jerinya. Mama pun menyamperi Meira yang kelihatan mukanya sudah gusar. “Apa yang menarik, Kak?” tanya mama. “iniiiii ga bisaaaaaa!” sambil menempuk-nepuk botol sabun. Oh, Meira mengambil botol sabun punya mama, bukan sabunnya yang biasa. Memang perlu dipencet lebih kuat. “kalau ada yang menarik kayak gini, Kakak bilang ke otaknya ‘BISA!’” jelas mama. Sini mama lihat botolnya, ternyata ada sedikit tumpat. Segera mama bersihkan. “Coba kak.” mama serahkan botol itu lagi ke Meira. Dia mencoba memencet botol dan berhasil. “ tuh.. bisa kan. Jadi kalau ada yang menarik dicoba dulu ya. Insya Allah bisa.”

Poin komunikasi yang berhasil diterapkan:
·         Intonasi dan suara ramah
·         Ganti kata bisa menjadi tidak bisa

You May Also Like

0 comments