ALIRAN RASA GAME LEVEL 6- MENSTIMULASI MATEMATIS LOGIS

by - September 23, 2019

Assalamu’alaikum wr.wb

Ga terasa sudah masuk tengah semester perkuliahan bunda sayang. Saatnya aliran rasa Game Level 6, Menstimulasi Matmatis Logis- Math Around Us. Yah… matematika bagi sebagian orang adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan sehingga banyak yang tidak menyukai matematika, termasuk saya. Hahahha.

Nah, tantangan apa yang  dirasakan di game level 6 ini?  Tantangan kali ini adalah saya sendiri. Sebelum saya mengenalkan matematika dan membuat anak suka matematika, seharusnya saya lah dulu yang menyukai matematika. Awal masuk topik ini saja saya merasakan sedikit beda dari level sebelumnya. Biasanya saya berbinar-binar, kali ini ah biasa saja. Huhu. Saya ingat-ingat lagi mengapa saya tidak suka matematika, mungkin karena saya tidak suka dengan cara gurunya mengajar. Saya ingat saya juga pernah menyukai matematika karena sosok gurunya yang mampu membuat matematika itu menyenangkan. Jadi, metodelah yang sangat berpengaruh dalam menyampaikan suatu pelajaran. Begitu juga cabang ilmu yang lain, seperti fisika. Saya pernah tidak menyukainya, tapi karena mendapatkan pengalaman belajar yang lebih asyik saya jadi menyukainya.

          Alhamdulillah tantangan game level 6 ini untuk anak, apalagi usia Meira baru mau empat tahun. Hanya sebatas pengenalan mengenai matematika, jadi ga perlu mikir ribet. Wkwkkwkw. Saya pikir, matematika tidak hanya sekedar menghitung, tambah kurang kali bagi, tapi lebih dari itu. Bagaimana anak mengalami proses berpikir, menganalisa, menghubungkan sebab akibat dan mengambil kesimpulan. Itulah yang sebenarnya dilatih melalui matematika. Jadinya, ketika membersamai Meira melakukan game level 6 ini, mama lebih banyak menstimulasi logikanya, cara berpikirnya. Alhamdulillah kemarin ayah cerita kalau Meira bisa menganalisa dan menarik kesimpulan. Kemarin sewaktu sehabis maghrib, ayah menemukan buah berwarna hijau. Terus ayah bertanya kepada Meira, “ini buah apa?” Meira menjawab kalau itu rambutan. Lalu ayah bertanya lagi “kalau rambutan kan warnanya merah.”  Meira lalu mengemukakan pendapatnya, “Itu lo yah,, kayak pisang. Awalnya kan warna hijau, terus kalo udah matang jadinya kuning. ini rambutan gitu juga hijau itu masih mentah.” Mama senang deh mendengar cerita ayah, walaupaun Meira belum pernah liat rambutan hijau ia bisa bernalar dan menjalankan logikanya dan menghubungkan dengan situasi lain (pisang). Alhamdulillah, mungkin ini hasil menstimulasi matematis logis selama tujuh belas hari kemarin.. hihi. Semoga Meira menyukai matematika setelah belajar bersama mama. Aamiin.  

Sampai ketemu di semester depan.. wassalamu’alaikum wr wb.

You May Also Like

0 comments