ALIRAN RASA GAME LEVEL 6- MENSTIMULASI MATEMATIS LOGIS
Assalamu’alaikum wr.wb
Ga terasa
sudah masuk tengah semester perkuliahan bunda sayang. Saatnya aliran rasa Game
Level 6, Menstimulasi Matmatis Logis- Math Around Us. Yah… matematika
bagi sebagian orang adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan sehingga banyak
yang tidak menyukai matematika, termasuk saya. Hahahha.
Nah, tantangan
apa yang dirasakan di game level 6 ini? Tantangan kali ini adalah saya sendiri. Sebelum
saya mengenalkan matematika dan membuat anak suka matematika, seharusnya saya
lah dulu yang menyukai matematika. Awal masuk topik ini saja saya merasakan
sedikit beda dari level sebelumnya. Biasanya saya berbinar-binar, kali ini ah
biasa saja. Huhu. Saya ingat-ingat lagi mengapa saya tidak suka matematika,
mungkin karena saya tidak suka dengan cara gurunya mengajar. Saya ingat saya
juga pernah menyukai matematika karena sosok gurunya yang mampu membuat
matematika itu menyenangkan. Jadi, metodelah yang sangat berpengaruh dalam
menyampaikan suatu pelajaran. Begitu juga cabang ilmu yang lain, seperti
fisika. Saya pernah tidak menyukainya, tapi karena mendapatkan pengalaman
belajar yang lebih asyik saya jadi menyukainya.
Alhamdulillah
tantangan game level 6 ini untuk anak, apalagi usia Meira baru mau empat tahun.
Hanya sebatas pengenalan mengenai matematika, jadi ga perlu mikir ribet. Wkwkkwkw.
Saya pikir, matematika tidak hanya sekedar menghitung, tambah kurang kali bagi,
tapi lebih dari itu. Bagaimana anak mengalami proses berpikir, menganalisa,
menghubungkan sebab akibat dan mengambil kesimpulan. Itulah yang sebenarnya dilatih
melalui matematika. Jadinya, ketika membersamai Meira melakukan game level 6
ini, mama lebih banyak menstimulasi logikanya, cara berpikirnya. Alhamdulillah kemarin
ayah cerita kalau Meira bisa menganalisa dan menarik kesimpulan. Kemarin sewaktu
sehabis maghrib, ayah menemukan buah berwarna hijau. Terus ayah bertanya kepada
Meira, “ini buah apa?” Meira menjawab kalau itu rambutan. Lalu ayah bertanya
lagi “kalau rambutan kan warnanya merah.” Meira lalu mengemukakan pendapatnya, “Itu lo
yah,, kayak pisang. Awalnya kan warna hijau, terus kalo udah matang jadinya
kuning. ini rambutan gitu juga hijau itu masih mentah.” Mama senang deh
mendengar cerita ayah, walaupaun Meira belum pernah liat rambutan hijau ia bisa
bernalar dan menjalankan logikanya dan menghubungkan dengan situasi lain
(pisang). Alhamdulillah, mungkin ini hasil menstimulasi matematis logis selama
tujuh belas hari kemarin.. hihi. Semoga Meira menyukai matematika setelah
belajar bersama mama. Aamiin.
Sampai ketemu di semester depan..
wassalamu’alaikum wr wb.
0 comments