fitrahseksualitasgamelevel11institutibuprofesionalkuliahbundasayanglearningbyteachingparentingtantangan10hari
GAME LEVEL 11- DAY 10 - PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS GENDER ANAK
Peran Ayah dalam Pembentukan
Identitas Gender Anak
Keluarga memiliki peran yang
sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, baik fisik maupun
psikis. Di keluarga lah anak diberikan penanaman, pembimbingan dan pembiasaan
nilai – nilai agama, budaya, dan ketrampilan tertentu yang bermanfaat bagi
anak. Dari pendidikan di keluarga ini anak mulai mengenal masyarakat sekitar,
mulai belajar norma dan aturan serta mulai meniru dan memandang orang tua
sebagai model.
Ayah memiliki peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak terbatas dari aspek waktu saja, tetapi
juga kualitas interaksi dan perhatian yang meliputi dimensi fisik, emosi,
sosial, intelektual, moral, maupun otoritas. Dalam membentuk identitas gender
untuk anak usia 6 – 9 tahun , ayah adalah model bagi anak laki – lakinya,
sedang bagi anak perempuan, ayah adalah sumber pegangan untuk persetujuan atas
perilaku yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
Berikut adalah peran ayah dalam
pembentukan identitas gender anak usia 6 – 8 tahun antara lain :
1. Sebagai teman berbagi dan
sumber pengetahuan.
Anak memiliki rasa ingin tahu
yang besar dan sudah menjadi tugas orang tua (ayah) untuk memberikan pemahaman
dan pengertian kepada anak. Dalam memberikan
pemahaman tersebut, hendaklah orang tua (ayah) memahami taraf perkembangan
anak, sehingga penjelasan dan nasihat
dari orang tua bisa disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Orang tua perlu memberi pengetahuan tentang hal yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan oleh anak, beserta dengan penjelasannya. Tentunya hal ini didasarkan
pada ilmu agama, karena dengan ilmu agama lah seseorang bisa membedakan baik
buruk, benar salah. Pertanyaan anak kadang sederhana tetapi jawabannya belum
tentu sederhana, misal mengenai cara berpakaian laki – laki dan perempuan, mengenai
anatomi tubuh,dll. Untuk menjawab itu, para orang tua perlu sadar bahwa zaman
terus berubah, sehingga orang tua juga perlu selalu belajar agar ilmunya selalu
update dan bisa mendidik anak sesuai zamannya
2. Sebagai Disciplinary
Selain sebagai teman dan sumber
pengetahuan, orang tua juga perlu mengajarkan kedisiplinan kepada anak –anaknya
. Ini adalah upaya orang tua untuk mengontrol anak agar anak menguasai suatu kompetensi,
melakukan pengaturan diri, menaati aturan, dan mengurangi perilaku- perilaku
menyimpang atau berisiko. Manfaat lain dari disiplin adalah menumbuhkan Keterampilan
sosial dan emosional anak sehingga mereka mampu memahami aturan ketika orangtua
bersikap tenang, memberikan alasan, serta menghindari ancaman dan paksaan
fisik. Memaksa anak dengan teriakan dan kemarahan akan meningkatkan rasa
frustrasi dan penolakan anak. Begitu juga di dalam Islam, setiap umatnya
diperintahkan agar memiliki kedisiplinan yang tinggi, seperti perintah sholat
tepat waktu, menaati segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang
dilarang oleh Allah SWT. Dalam mendidik disiplin ini orang tua perlu konsisten,
tidak kendor dalam mendisiplinkan anak yg disebabkan oleh tangisan dan rengekan
anak.
3. Sebagai Teladan
Orang tua adalah contoh pertama
bagi anak – anaknya, sehingga pengaruh orang tua sangat kuat bagi anak –
anaknya. karakter anak akan terbangun melalui sikap dan perilaku yang
ditunjukkan oleh orang tua. Tingkah laku, sikap, dan uacapan orangtua (ayah),
baik di dalam dan di lingkungan luar rumah, akan diterima anak sebagai konsep
berperilaku, yang kemudian akan dianggap sebagai hal yang bernilai benar. Oleh sebab itu, para orangtua (ayah) hendaknya
selalu memperhatikan dan berhati-hati dalam berucap, bersikap, dan berperilaku
dalam kesehariannya.
Hal lain yang dilakukan ayah
dalam membentukan identitas gender anak adalah dengan melatih dan membiasakan
berpakaian sesuai jenis kelaminnya sejak usia dini, terutama untuk anak
perempuan. membiasakan anak perempuannya memakai jilbab ketika keluar rumah,
walaupun hanya bermain di depan rumah dengan teman-teman sebayanya. Pembiasaan
yang dilakukan secara terus-menerus akan membuat hal yang terasa berat menjadi
ringan (yang mulanya terpaksa menjadi sukarela).
Selanjutnya, melalui permainan
atau kesukaan anak, ayah membentuk identitas gender anak. Permainan yang
diberikan disesuaikan dengan gender anak, agar anak tumbuh sesuai jenis
kelaminnya dan kodratnya. Permainan merupakan alat belajar yang membantu
percepatan proses pengenalan dimana hal tersebut sebagai langkah awal
memperoleh ilmu pengetahuan. permainan
juga memberi manfaat yang positif bagi pertumbuhan jasamani maupun rohani anak.
Melihat besarnya peran ayah dalam
tumbuh-kembang anak, maka keterlibataan ayah menjadi penting dalam kehidupan
anak. Dengan demikian, ketika seorang ayah menyadari kehadirannya sangat
penting dan berarti dalam keluarga, tentunya seorang ayah tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan untuk selalu bersama keluarga dan turut dalam mengasuh serta
mendidik anak.
Sumber : PERAN AYAH MUSLIM DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS GENDER
ANAK KAMPUNG KARANGANYAR, BRONTOKUSUMAN, MERGANGSAN
YOGYAKARTA , Wahyu Prastiyani , Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
0 comments