GAME LEVEL 11- DAY 10 - PERAN AYAH DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS GENDER ANAK

by - March 01, 2020


Peran Ayah dalam Pembentukan Identitas Gender Anak

Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, baik fisik maupun psikis. Di keluarga lah anak diberikan penanaman, pembimbingan dan pembiasaan nilai – nilai agama, budaya, dan ketrampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak. Dari pendidikan di keluarga ini anak mulai mengenal masyarakat sekitar, mulai belajar norma dan aturan serta mulai meniru dan memandang orang tua sebagai model.

Ayah memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak terbatas dari aspek waktu saja, tetapi juga kualitas interaksi dan perhatian yang meliputi dimensi fisik, emosi, sosial, intelektual, moral, maupun otoritas. Dalam membentuk identitas gender untuk anak usia 6 – 9 tahun , ayah adalah model bagi anak laki – lakinya, sedang bagi anak perempuan, ayah adalah sumber pegangan untuk persetujuan atas perilaku yang sesuai dengan jenis kelaminnya.

Berikut adalah peran ayah dalam pembentukan identitas gender anak usia 6 – 8 tahun antara lain :

1. Sebagai teman berbagi dan sumber pengetahuan.

Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sudah menjadi tugas orang tua (ayah) untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada anak.  Dalam memberikan pemahaman tersebut, hendaklah orang tua (ayah) memahami taraf perkembangan anak, sehingga  penjelasan dan nasihat dari orang tua bisa disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Orang tua perlu memberi pengetahuan tentang hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh anak, beserta dengan penjelasannya. Tentunya hal ini didasarkan pada ilmu agama, karena dengan ilmu agama lah seseorang bisa membedakan baik buruk, benar salah. Pertanyaan anak kadang sederhana tetapi jawabannya belum tentu sederhana, misal mengenai cara berpakaian laki – laki dan perempuan, mengenai anatomi tubuh,dll. Untuk menjawab itu, para orang tua perlu sadar bahwa zaman terus berubah, sehingga orang tua juga perlu selalu belajar agar ilmunya selalu update dan bisa mendidik anak sesuai zamannya

2. Sebagai Disciplinary

Selain sebagai teman dan sumber pengetahuan, orang tua juga perlu mengajarkan kedisiplinan kepada anak –anaknya . Ini adalah upaya orang tua untuk mengontrol anak agar anak menguasai suatu kompetensi, melakukan pengaturan diri, menaati aturan, dan mengurangi perilaku- perilaku menyimpang atau berisiko. Manfaat lain dari disiplin adalah menumbuhkan Keterampilan sosial dan emosional anak sehingga mereka mampu memahami aturan ketika orangtua bersikap tenang, memberikan alasan, serta menghindari ancaman dan paksaan fisik. Memaksa anak dengan teriakan dan kemarahan akan meningkatkan rasa frustrasi dan penolakan anak. Begitu juga di dalam Islam, setiap umatnya diperintahkan agar memiliki kedisiplinan yang tinggi, seperti perintah sholat tepat waktu, menaati segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Dalam mendidik disiplin ini orang tua perlu konsisten, tidak kendor dalam mendisiplinkan anak yg disebabkan oleh tangisan dan rengekan anak.

3. Sebagai Teladan

Orang tua adalah contoh pertama bagi anak – anaknya, sehingga pengaruh orang tua sangat kuat bagi anak – anaknya. karakter anak akan terbangun melalui sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua. Tingkah laku, sikap, dan uacapan orangtua (ayah), baik di dalam dan di lingkungan luar rumah, akan diterima anak sebagai konsep berperilaku, yang kemudian akan dianggap sebagai hal yang bernilai benar.  Oleh sebab itu, para orangtua (ayah) hendaknya selalu memperhatikan dan berhati-hati dalam berucap, bersikap, dan berperilaku dalam kesehariannya.

Hal lain yang dilakukan ayah dalam membentukan identitas gender anak adalah dengan melatih dan membiasakan berpakaian sesuai jenis kelaminnya sejak usia dini, terutama untuk anak perempuan. membiasakan anak perempuannya memakai jilbab ketika keluar rumah, walaupun hanya bermain di depan rumah dengan teman-teman sebayanya. Pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus akan membuat hal yang terasa berat menjadi ringan (yang mulanya terpaksa menjadi sukarela).

Selanjutnya, melalui permainan atau kesukaan anak, ayah membentuk identitas gender anak. Permainan yang diberikan disesuaikan dengan gender anak, agar anak tumbuh sesuai jenis kelaminnya dan kodratnya. Permainan merupakan alat belajar yang membantu percepatan proses pengenalan dimana hal tersebut sebagai langkah awal memperoleh ilmu pengetahuan.  permainan juga memberi manfaat yang positif bagi pertumbuhan jasamani maupun rohani anak.

Melihat besarnya peran ayah dalam tumbuh-kembang anak, maka keterlibataan ayah menjadi penting dalam kehidupan anak. Dengan demikian, ketika seorang ayah menyadari kehadirannya sangat penting dan berarti dalam keluarga, tentunya seorang ayah tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk selalu bersama keluarga dan turut dalam mengasuh serta mendidik anak.

Sumber : PERAN AYAH MUSLIM DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS GENDER 
ANAK KAMPUNG KARANGANYAR, BRONTOKUSUMAN, MERGANGSAN 
YOGYAKARTA , Wahyu Prastiyani , Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 

You May Also Like

0 comments