GAME LEVEL 7- SEMUA ANAK ADALAH BINTANG- DAY 2

by - October 26, 2019

Day 2: Menjadi tourist lokal

Field Trip to Benteng Vredeburg

Walaupun kami sudah menjadi warga Jogja selama 4 tahun, kami belum pernah mengunjungi benteng Vredeburg salah satu ikon wisata kota Jogja ini. Akhirnya tibalah kesempatan kami untuk mengunjungi tempat bersejarah ini berhubung ayah sudah mengajukan cuti. Berwisata adalah hal yang membuat mama berbinar-binar, akankah membuat Meira berbinar-binar juga? Hihihi. Kita lihat saja.

Awal beli tiket masuk saja Meira sudah kegirangan ketika mama memberi tiket masuk miliknya. Kami pun mulia memasuki bangunan sejarah ini. Di Gedung Diorama pertama, kami tidak langsung masuk, karena Meira tertarik melihat patung-patung praurit. “ini dia dulunya manusia?” tanyanya. Mungkin dia bertanya seperti itu karena pernah mendengar ceramah ustadz yang mama putar tentang sirah nabawiyah, dimana ada sepasang manusia yang dikutuk menjadi patung oleh Allah SWT di depan Kaabah. Kemudian kami melihat beberapa barang peninggalan sejarah, peta timbul Pulau Jawa serta miniatur benteng. Meira yang tidak kelihatan minta digendong ayah untuk melihat lebih jelas. Di halaman, perhatian Meira tertuju ke papan congklak. Meira minta diajarin cara mainnya, asyik sekali dia mengumpulkan dan menghitung bijinya. Setelah selesai main, barulah kami masuk ke Diorama pertama.



Selama di dalam diorama, Meira terlihat antusias ke sana kemari melihat apa yang ia mau lihat. Dengan cara berjalannya yang khas, Ia memimpin di depan, sedangkan ayah selalu jauh ketinggalan karena ayah benar-benar membaca tulisan sejarah. Meira mengekspoler segala sudut yang ia inginkan. Terus adaaa saja yang ia tanyakan, seperti “ ini mereka lagi ngapain? Ini siapa? Ini orangnya kenapa?” banyaaaaak sekali pertanyaannya. Beberapa kali Meira menyuruh mama membacakan tulisan per kejadian. Ia kadang pura-pura membaca dan mengucapkan kata-kata yang berlogat seperti bahasa Inggris. Hihi. Di replika kejadian pemabantaian oleh PKI, Meira sangat ingin tahu dan ingin melihat lebih jelas sehingga ia meminta ayah mengangkatnya. Ia merasa sangat kasihan melihat para korban.

          


Ketika mama bermain game mencari perbedaan, Meira juga ingin main juga, ketika berhasil menemukan semua perbedaan Meira sangat senang.  Ia juga memainkan media Informasi touch screen yang tersedia di beberapa spot. Kami melanjutkan perjalanan sampai diorama terakhir

         Dengan mengenalkan sejarah mama mengajak Meira menghormati para pahlawan dan orang dulu yang membela tanah air dari para penjajah. Makanya kita sekarang belajar supaya tidak dijajah lagi, bisa memajukan bangsa Indonesia. Mama mengenalkan beberapa tokoh dan profesi seperti presiden pertama, tentara, perawat (PMI) yang turut membela Indonesia. Sewaktu keluarpun ketika melihat patung Meira bertanya lagi. “ini tentara Jepang tadi ya? Dia dulunya manusia?” bukaaaan. hihihi.

Melihat Tarian

Tidak cukup di Benteng Vredeburg, kami bermain ke taman Monumen Serangan Umum. Meira kegirangan, “Horeee. Kita piknik!!” ia lompat-lompat. Ternyata di sana sedang ada persiapan acara, tampak teratak sedang dibangun dan beberapa grup tari sedang latihan menari. Meira mendekat dan memaksa mau ikut nonton acara, mama memberi pengertian bahwa acara belum dimulai. Meira mengajak kami duduk di bawah pohon,”tas nya tarok sini!” mama masih memegang tas, lagi-lagi dengan nada tegas ia bilang “tas nya tarok sini ma..””yaa.. bilang yang bagus ya.” Mama sudah berkali-kali memberi pengertian dan melatih Meira untuk berbicara lebih sopan dengan kata “tolong”. Entah karena antusias mau lihat orang nari bakat commandnya jadi makin muncul. Melihat orang nari memang salah satu yang membuatnya berbinar. Tanpa ditemanin mama dan ayah, ia mendekat ke penari dan menari-nari sendiri.. tatkala penari sedang menjauh dari monumen, Meira langsung naik ke atas untuk minta di foto.. hiiiihi. Nih anak kepedean, padahal para penari udah siap mau mulai nari lagi. Jadilah Meira foto kilat di depan monumen. Sepertinya self-assurancenya Meira tinggi. Sebelum ke benteng, kami solat dulu. Selama mama sholat Meira mengambil hp mama utk selfie sendiri. Terus keluar dari benteng, ia minta foto sendiri (mama ga boleh ikut) dan bergaya luwes semaunya.





Waktu sudah semakin sore, kami mengajak Meira pulang. Ia kelihatan sudah capek, tapi masih mau ngajak berenang. Kami bilang besok lagi karena kolamnya sudah mau tutup. Melihat di sekitar monumen ada yang jual kembang gula/ gula kapas Meira menegosiasi ayah. “Iya besok renangnya, tapi besok dibelikan gula kapas ya… tawarnya.” “kita sekarang cari makan dulu.” Kata mama. Meira tidak merengek minta dibelikan gula kapas karena tahu caranya tidak akan berhasil. Hihihi.

Kami mengunjungi salah satu restoran destinasi wisata yang menyuguhkan keunikan yang sangat menonjolkan budaya jawa dengan desain yang khas. Meira mengekplorasi dan bertanya hal yang membuatnya tertarik, baik Interior yang ada bak mandi besar, tangga, kopi di kamar mandi sampai melihat kandang kuda yang ada di bagian belakang. Meira langsung menyapa si kuda dan bilang,” kok dikandangin sih kudanya? Kan kasian..  dia ga bisa bebas.” Setelah dari toilet pun ia dadah dengan kuda. Mama beberapa kali memperhatikan ia sangat peduli dengan binatang dan alam. Mungkinkah ini bakat connectedness??

Begitulah cerita panjang lebar observasi mama hari ini. Memang sudah beberapa sifat bakat berulang terjadi pada meira. Mama menanyakan bagaimana perasaanya dari pengalaman hari ini. Alhamdulillah katanya senang, suka melihat perang sama liat nari. Semoga mama bisa terus menemani Meira beraktivitas memperkaya wawasan, aktivitas dan gagasan. Aaamiin..
Hal positif atau bakat yang dilihat:
  • command
  • learner
  • communication
  • self-assurance
  • empathy
  • context
  • connectedness
  • explorer



You May Also Like

0 comments