TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH KECERDASAN – DAY 17

by - July 03, 2019


Day 17 Family Project: membuat brownies dan belajar ikhlas

                Assalamu’alaikum.. finally the last family project. Sebenarnya kami ingin membuatnya dari kemarin, berhubung blueband di rumah ga cukup jadinya beli dulu. Kami berjalan ke warung depan komplek ternyata tutup, jalan ke warung sebelah sana lagi juga habis. Alhasil blueband titip ke ayah untuk beli di swalayan dan dieksekusi hari ini.

                Karena udah sore, mama meminta Meira mandi dulu baru kemudian membuat brownies. Alhamdulillah langsung mau mandi karena dia ga sabar mau bikin brownies. “Meira.. Meira… Meira…” suara kakak-kakak dari depan pagar. “Kak Meira tuh da dicari kakak-kakak. Ayo lekas pake baju.” Kata mama. Meira segera bergegas memakai pakaiannya, bedakan dan sisiran sendiri. Syut syut secepat kilat. Padahal biasanya pasti lompat-lompat atau baca buku dulu dia. Mama mempersilakan kakak-kakak masuk, Meira pun keluar kamar dengan bedak seperti pisang goreng di wajahnya. “ih, kok bedaknya kok ga rata..” kata kak Juli seraya merapikan bedah di pipi tembem Meira.

                Mereka langsung membuka jajanannya yang banyak. Kali ini bungkusan coklat smarties kecil.  Hmmmhhh.. mama agak gimana gitu Meira jadi banyak makan jajanan juga. Padahal mama paling anti. Yah sudah mama berusaha membiarkan kesenangan mereka. Kan nanti malam disikat lagi. “Kak,, tiap hari jajan kayak gini ya?” tanya mama ke Kak Ara. “Enggak,, kadang-kadang aja kalo lapar.” Jawabnya. “woo.. kan ga bikin kenyang itu kak.” protes mama sambil menyiapkan bahan-bahan untuk brownies. Ada satu bungkus tepung brownies instan di dalam kotak makanan. Buat yang mudah-mudah dan cepat dulu supaya Meira senang melakukannya.

                Karena kakak-kakak pada datang, mama akan melibatkan semua membuat brownies. “hayo.. siapa yang mau ambil telur?” “aku.. aku..” kak Ara dan kak Juli terlihat antusias. “ambil satu telur di kulkas ya..” telur pun diambil dan diletakkan di tempat yang aman. mama mengambil blueband untuk dicairkan. “ayo Kak Meira sini lihat… tuh ad asapnya..” meira mengambil kursi tinggi supaya bisa melihat ke atas mangkuk mentega yang sedang dipanaskan. Kakak-kakak juga mendekat untuk melihat. “Kalau benda padat berubah jadi air namanya apa?? men-…” “cair.” Jawab kakak-kakak. “siapa yang mau aduk-aduk?” tanya mama. Kak Ara, yang paling besar di antara semuanya mengambil alih. Setelah mencair semua menteganya mama yang membawa ke meja mangkuk yang masih panas. Semua bahan sudah lengkap termasuk air. Mama mulai mengajak semuanya membuat adonan.


                Ini mangkuk adonan, ini bahan-bahannya. “Yuk, loyangnya diolesin dulu… cuci tangan dulu yang mau coba yaa..” ajak mama. Meira, Kak Juli dan Kak Ara bersama-sama meratakan mentega di loyang, sedangkan kak Fisca masih asik makan manisan. Kemudian, mama menginstruksikan menuang tepung brownies. “Tepung itu dari mana sih? Ada yang tau ga?” tanya mama. “hmmm.. hmmm” semua pada bingung. “Tepung itu dari tumbuh-tumbuhan. Ada dari gandum, dari jagung.. hmm dari ubi.”kata mama. “trus.. tumbuh-tumbuhan itu dari Allah kan,, Allah yang menciptakan tumbuhan. Berarti tepung ini dari Allah…” mama lanjut menjelaskan. “Sekarang siapa yang mau memasukkan telur ke adonan?” tanya mama. Semuanya pada ga berani, takut pecah dan membuat kotor. “Gimana pecahin telurnya?” tanya fisca. “itu diketuk trus tarok ke situ.” Kata kak Ara. Meira mengamati. Lagi-lagi Kak Ara yang berani.”ayo yang lain liat Kak Ara mencontohkan ya gimana memecahkan telur.” Telur sudah, kemudian masukkan mentega cair. Karena masih hangat, mama yang menuangkannya. Lalu, lima sendok air. Mama menuangkan ke dalam mangkok bekas mentega, kali ini meminta Meira yang menuang dan ia lakukan dengan baik. Terakhir,, mencampur adonan.. semua ingin mencoba. Mama menginstruksikan untuk bergantian ketika hitungan sepuluh. Mengaduk adonan mungkin tahap yang paling membuat mereka senang, karena bersama-sama mengaduk. “duh berat..”kata kak Juli. “gak papa, sebisanya. Soalnya adonannya menjadi kental.”kata mama. “ayo aduk sampai merata.” Meira sempat risih tangannya kotor kena adonan. Mama bilang gapapa.. namanya masak. Jadinya dia tetap melanjutkan mengaduk dengan ceria.






                Setelah merata, waktunya memasukkan adonan ke dalam loyang. Agar adil juga, mama menginstruksikan menaruh sedikit demi sedikit biar semua mendapat giliran. Melihat adonan yang menggoda, anak-anak tidak sabar mencicipi. Hhihi. Tapi mama bilang itu masih mentah. Loyang brownies pun mama masukkan ke panci kukusan. Yeaay.. alhmadulillah proyek membuat brownies selesai. Mereka kembali main di luar. Brownies matang kira-kira tiga puluh menit lagi.

                Kakak-kakak sudah pulang karena sudah maghrib, mama melihat kenapa ga keras-keras browniesnya. Sudah lebih tiga puluh menit.Meira sudah tidak sabar ingin memakannya. Si mbak nyeletuk, “apa udah expired bu?” hmmm.. mama coba liat di bungkusnya ternyata… jeng.. jeng… wah iya expired bulan februari 2019. Pantes… lah. Perasaan belum lama belinya. Brownies tetap dikeluarkan supaya Meira melihatnya. Udah dingin memang agak mengeras, tapi mama dan ayah menjelaskan tentang apa itu expired dan kenapa ga bole makan yang sudah expired. Meira nangis…. Yah mama ngerti lah Meira kecewa, tapi mama mengibur kalau Meira ikhlas nanti InsyaAllah akan diganti Allah brownies yang lebih enak lagi. Mama mencontohkan pengalaman es krim kemarin yang diganti Allah yang lebih besar dan enak. Alhamdulillah Meira ngerti dan berhenti nangis. Adzan Isya berkumandang Meira ikut pergi ke masjid bersama ayah. Alhamdulillah Meira jadi teralihkan dari kekecewaannya. Hihihi.


Demikian proyek terakhir keluarga kami. Alhamdulillah dalam setiap proyek melibatkan seluruh kecerdasan.  

Kecerdasan yang dilatih:
  •          Kecerdasan intelektual
  •          Kecerdasan emosional
  •          Kecerdasan spiritual
  •         Kecerdasan menghadapi tantangan



You May Also Like

0 comments