TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH KECERDASAN – DAY 17
Day 17 Family Project: membuat
brownies dan belajar ikhlas
Assalamu’alaikum..
finally the last family project. Sebenarnya kami ingin membuatnya dari kemarin,
berhubung blueband di rumah ga cukup jadinya beli dulu. Kami berjalan ke warung
depan komplek ternyata tutup, jalan ke warung sebelah sana lagi juga habis. Alhasil
blueband titip ke ayah untuk beli di swalayan dan dieksekusi hari ini.
Karena
udah sore, mama meminta Meira mandi dulu baru kemudian membuat brownies. Alhamdulillah
langsung mau mandi karena dia ga sabar mau bikin brownies. “Meira.. Meira…
Meira…” suara kakak-kakak dari depan pagar. “Kak Meira tuh da dicari
kakak-kakak. Ayo lekas pake baju.” Kata mama. Meira segera bergegas memakai
pakaiannya, bedakan dan sisiran sendiri. Syut syut secepat kilat. Padahal biasanya
pasti lompat-lompat atau baca buku dulu dia. Mama mempersilakan kakak-kakak
masuk, Meira pun keluar kamar dengan bedak seperti pisang goreng di wajahnya. “ih,
kok bedaknya kok ga rata..” kata kak Juli seraya merapikan bedah di pipi tembem
Meira.
Mereka
langsung membuka jajanannya yang banyak. Kali ini bungkusan coklat smarties
kecil. Hmmmhhh.. mama agak gimana gitu
Meira jadi banyak makan jajanan juga. Padahal mama paling anti. Yah sudah mama
berusaha membiarkan kesenangan mereka. Kan nanti malam disikat lagi. “Kak,,
tiap hari jajan kayak gini ya?” tanya mama ke Kak Ara. “Enggak,, kadang-kadang
aja kalo lapar.” Jawabnya. “woo.. kan ga bikin kenyang itu kak.” protes mama
sambil menyiapkan bahan-bahan untuk brownies. Ada satu bungkus tepung brownies
instan di dalam kotak makanan. Buat yang mudah-mudah dan cepat dulu supaya
Meira senang melakukannya.
Karena
kakak-kakak pada datang, mama akan melibatkan semua membuat brownies. “hayo.. siapa
yang mau ambil telur?” “aku.. aku..” kak Ara dan kak Juli terlihat antusias. “ambil
satu telur di kulkas ya..” telur pun diambil dan diletakkan di tempat yang
aman. mama mengambil blueband untuk dicairkan. “ayo Kak Meira sini lihat… tuh
ad asapnya..” meira mengambil kursi tinggi supaya bisa melihat ke atas mangkuk
mentega yang sedang dipanaskan. Kakak-kakak juga mendekat untuk melihat. “Kalau
benda padat berubah jadi air namanya apa?? men-…” “cair.” Jawab kakak-kakak. “siapa
yang mau aduk-aduk?” tanya mama. Kak Ara, yang paling besar di antara semuanya mengambil
alih. Setelah mencair semua menteganya mama yang membawa ke meja mangkuk yang
masih panas. Semua bahan sudah lengkap termasuk air. Mama mulai mengajak
semuanya membuat adonan.
Ini
mangkuk adonan, ini bahan-bahannya. “Yuk, loyangnya diolesin dulu… cuci tangan
dulu yang mau coba yaa..” ajak mama. Meira, Kak Juli dan Kak Ara bersama-sama
meratakan mentega di loyang, sedangkan kak Fisca masih asik makan manisan.
Kemudian, mama menginstruksikan menuang tepung brownies. “Tepung itu dari mana
sih? Ada yang tau ga?” tanya mama. “hmmm.. hmmm” semua pada bingung. “Tepung
itu dari tumbuh-tumbuhan. Ada dari gandum, dari jagung.. hmm dari ubi.”kata
mama. “trus.. tumbuh-tumbuhan itu dari Allah kan,, Allah yang menciptakan
tumbuhan. Berarti tepung ini dari Allah…” mama lanjut menjelaskan. “Sekarang
siapa yang mau memasukkan telur ke adonan?” tanya mama. Semuanya pada ga
berani, takut pecah dan membuat kotor. “Gimana pecahin telurnya?” tanya fisca. “itu
diketuk trus tarok ke situ.” Kata kak Ara. Meira mengamati. Lagi-lagi Kak Ara
yang berani.”ayo yang lain liat Kak Ara mencontohkan ya gimana memecahkan
telur.” Telur sudah, kemudian masukkan mentega cair. Karena masih hangat, mama
yang menuangkannya. Lalu, lima sendok air. Mama menuangkan ke dalam mangkok
bekas mentega, kali ini meminta Meira yang menuang dan ia lakukan dengan baik. Terakhir,,
mencampur adonan.. semua ingin mencoba. Mama menginstruksikan untuk bergantian
ketika hitungan sepuluh. Mengaduk adonan mungkin tahap yang paling membuat
mereka senang, karena bersama-sama mengaduk. “duh berat..”kata kak Juli. “gak papa,
sebisanya. Soalnya adonannya menjadi kental.”kata mama. “ayo aduk sampai
merata.” Meira sempat risih tangannya kotor kena adonan. Mama bilang gapapa..
namanya masak. Jadinya dia tetap melanjutkan mengaduk dengan ceria.
Setelah
merata, waktunya memasukkan adonan ke dalam loyang. Agar adil juga, mama
menginstruksikan menaruh sedikit demi sedikit biar semua mendapat giliran. Melihat
adonan yang menggoda, anak-anak tidak sabar mencicipi. Hhihi. Tapi mama bilang
itu masih mentah. Loyang brownies pun mama masukkan ke panci kukusan. Yeaay..
alhmadulillah proyek membuat brownies selesai. Mereka kembali main di luar. Brownies
matang kira-kira tiga puluh menit lagi.
Kakak-kakak
sudah pulang karena sudah maghrib, mama melihat kenapa ga keras-keras
browniesnya. Sudah lebih tiga puluh menit.Meira sudah tidak sabar ingin
memakannya. Si mbak nyeletuk, “apa udah expired bu?” hmmm.. mama coba liat di
bungkusnya ternyata… jeng.. jeng… wah iya expired bulan februari 2019. Pantes…
lah. Perasaan belum lama belinya. Brownies tetap dikeluarkan supaya Meira
melihatnya. Udah dingin memang agak mengeras, tapi mama dan ayah menjelaskan
tentang apa itu expired dan kenapa ga bole makan yang sudah expired. Meira
nangis…. Yah mama ngerti lah Meira kecewa, tapi mama mengibur kalau Meira
ikhlas nanti InsyaAllah akan diganti Allah brownies yang lebih enak lagi. Mama
mencontohkan pengalaman es krim kemarin yang diganti Allah yang lebih besar dan
enak. Alhamdulillah Meira ngerti dan berhenti nangis. Adzan Isya berkumandang
Meira ikut pergi ke masjid bersama ayah. Alhamdulillah Meira jadi teralihkan
dari kekecewaannya. Hihihi.
Demikian
proyek terakhir keluarga kami. Alhamdulillah dalam setiap proyek melibatkan
seluruh kecerdasan.
Kecerdasan yang dilatih:
- Kecerdasan intelektual
- Kecerdasan emosional
- Kecerdasan spiritual
- Kecerdasan menghadapi tantangan
0 comments