TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MENSTIMULASI ANAK SUKA MEMBACA – DAY 3

by - August 10, 2019


Day 3: membaca buku sikat gigi

Mama mengoleksi beberapa buku bacaan mengenai kesehatan gigi untuk anak-anak. Koleksi mama bertambah dua lagi hasil hunting di pameran buku kemarin. Hehehe. Salah satunya udah dibaca Meira semalam. Hari ini Meira minta dibacakan buku berjudul “Saatnya Sikat Gigi”. Kami mengawali kegiatan membaca ini dengan mengenal huruf pada judul besar buku. Meira paling hafal huruf A. Mama mengenalkan huruf-huruf yang bisa dibayangkan, S seperti ular. Suaranta gimana.sss.., T seperti tiang, N seperti petir, Y seperti cabang pohon yang pernah dilihatnya, I seperti alif, K seperti pulau Sulawesi (yang ada di Peta Literasi), G seperti kuping Gajah.

      Mama tetap melatih Meira membaca dari gambar dengan mengajukan pertanyaan. “Lihat mereka kelihatan senang, mereka lagi ngapain?” “makan yang manis-manis.”jawab Meira. “Coba lihat piringnya, wah… habis.. Alhamdulillah. Mereka senang karena perutnya kenyang.” “ini mereka makannya pagi atau malam?” tanya mama lagi. “pagi” kata Meira. “kalau makan pagi namanya apa? Sa.. ra..” “pan..” Meira melanjutkan.  Terus mama membacakan yang berkaitan tulisan di buku. Setelah sarapan, apa yang harus kita lakukan?” mama membuka halaman selanjutnya. Dan Meira langsung menjawab “Sikat gigiiiiiiiii”. Begitulah cara mama membacakan buku kepada Meira supaya ia tidak terpaku pada tulisan. Ia merasa tidak bisa membaca buku karena belum bisa membaca tulisan, padahal kita bisa membaca lewat gambar. 

senyum sehat bersama kucing

            Satu persatu halaman kami baca, Meira sudah bisa menerjemahkan gambar. Ada halaman yang menurut mama bisa menakut-nakutin anak jika giginya dicabut. Buku ini bermaksud menunjukkan apa yang bisa terjadi jika ga sikat gigi, seperti bau mulut, sakit gigi, berlubang, gigi harus dicabut dan ompong. Tapi kita sebagai orang tua seharusnya tidak menakut-nakutin anak. Apalagi tentang pergigian. Hihihi. Umumnya orang tua bilang, “hayoo,, nanti giginya dicabut looo.. “..   Mama bercerita, ” ini giginya sudah mati, kalau mati harus dikubur kan.. terus diambil ya.. ini seperti mesin pengambil boneka yang kayak di mall ya kak… pilih boneka, terus hap… ambil. Yang ini sama, pilih gigi yang mati,,, hap diambil. Lihat.. teman-temannya sedih ditinggal, makanya kita jaga ya biar umurnya panjang.” Mama tidak menceritakan tentang tulisan ompong karena pada fase anak-anak wajar ompong pada fase gigi bercampur, gigi yang goyang memang harus lepas dan pastilah ompong. Kalau kita masukkan sugesti seperti tulisan di buku “Wah, ompong, dong?” seolah-olah ompong itu hal yang ditakuti. Jadi halaman sebelahnya mama menjelaskan ia sedih karena giginya sudah mati. Ya begitulah.. Mama memang sering memodif cerita sesuai value dan kebenaran.. ga asal ikut alur cerita dari buku-buku. Intinya kita juga selektif terhadap apa yang kita baca.


halaman yang mama modif ceritanya

                Ada hal menarik yang kami lakukan di buku ini. Kami menggambarkan kotoran pada gigi sisa-sisa makanan yang ada pada gigi. Alhamdulillah mama punya spidol nonpermanen warna warni. Mama menggambar karang gigi, sisa sayur, terus kata meira sisa permen, sisa kue yang menempel pada permukaan gigi. Terus mama membuat sikat dari spidol yang dibungkus tissue. Meira pun menyikat gigi yang kotor pada buku. Halaman terakhir adalah halaman untuk menempel stiker. Karena Meira tadi sudah sikat gigi setelah sarapan, Meira dapat stiker. yeaaay.. Alhamdulillah membaca buku kali ini menyenangkan. Meira dapat menempel 1 tanda sudah membaca buku lagi di peta literasi.


menggambar sisa-sisa makanan

menempel stiker di kolom waktu menyikat gigi

menempel judul di peta literasi


You May Also Like

0 comments