Bagaimana Caranya Memaafkan saat Idul Fitri?

by - May 13, 2022

 


Hari Raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan umat muslim setelah menjalani puasa selama tiga puluh hari lamanya setelah menahan lapar, hawa nafsu, perilaku bahkan hati dan pikiran dari keburukan.

Tibalah hari yang dinantikan, hari yang  mana biasanya orang bermaaf-maafan dan saling mengucap doa “Taqabalallahu minna wa minkum” - Semoga Allah SWT menerima amalan kami dan amalan kalian semua.

Pertanyaannya, apakah permintaan maaf kita itu tulus dari hati? Apakah kita mengucapkannya hanya sekedar ucapan biasa ke orang banyak atau benar yang kita ucapkan? Mampukah kita mengucapkan langsung kepada orang yang memang pernah tersakiti oleh kita?

Perlu kesadaran, keberanian dan keikhlasan mendatangi orang yang bersangkutan untuk kita jalin silaturahim lagi. Di Jawa, ada tradisi sungkuman yang khidmat yang tidak saya jumpai di Sumatera.  Dengan sungkeman menjadi media pertemuan kita dengan orang lain yang tidak bisa kita tolak.

Nah, saat inilah kita bisa memanfaatkan momen untuk memaafkan orang tersebut. Akan lebih mudah jika kita langsung berada di dekat orang yang bersangkutan. Adanya permintaan maaf dari salah satu pihak. Kita dengarkan dan rasakan getaran suara, kita lihat gerakan tubuh yang terjadi, sambutlah sikap permintaan seperti apapun yang didapat.

Bisa jadi ada yang masih canggung meminta maaf, tidak mengapa kita rangkul dan terima ia apa adanya sehingga ia benar-benar merasa maafnya diterima. Jika ada yang sampai nangis tersedu-sedu, sudahlah kasihanilah dia karena dia benar-benar menyesal dan bisa jadi dia tidak ada niat sama sekali melakukannya.

Tidak ada orang yang sempurna, begitupun kita. Bukankah kita juga sama-sama manusia yang berdosa? Tidak inginkah dosa kita diampuni Alah SWT? Berdosalah kita jika ada yang meminta maaf tidak kita maafkan. Jika ia tidak minta maaf, marilah kita terima apa yang terjadi  atas kehendak Allah SWT dan beri waktu hati kita untuk memaafkanya sedikit demi sedikit. Biarlah hati itu terketuk untuk memaafkannya seutuhnya. Lihatlah kesungguhannya mendekat kepada kita.

Ketika kita bisa memaafkan dan menperlakukan dengan baik orang tersebut, timbul rasa hangat dan dekat antar keduanya. Inilah kemenangan yang sebenarnya. Tanda dari orang yang lulus Ramadhan adalah selalu berusaha menjadi orang yang paling utama, bersih hatinya, mulia akhlaknya dan benar ucapannya.

Rasulullah SAW ditanya: “Siapa orang yang paling utama?”

Beliau menjawab,”Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.”

Para sahabat berkata,”Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya, lalu apakah yang dimaksud dengan orang bersih hatinya?”

Beliau menjawab,”Dia adalah orang yang bertakwa (takut) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kezaliman padanya, serta tidak ada pula rasa dendam dan hasad.” (HR. Ibnu Majah no.4216, hadis dari Abdullah bin ‘Amr, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2889).

Inilah tanda diterimanya amal. Sesungguhnya di antara tanda diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.  Dengan memaafkan, InsyaAllah akan mencetus kebaikan lainnya. Semoga kita tergolong orang yang mudah memaafkan. Aamiin.

You May Also Like

0 comments