Cara Instan Mengubah Mood

by - May 21, 2022


Apakah kamu pernah merasakan tiba-tiba mood tidak baik karena suatu kondisi tertentu namun harus melakukan hal yang penting dengan segera? 

Ketika mood sedang buruk biasanya kita ingin 'healing' sejenak, mengambil jeda untuk mengatur nafas dan emosi supaya kita beraktivitas lagi seperti biasa. 

Taukah kamu? Ada cara simpel nan praktis yang bisa kamu coba tanpa perlu menunggu waktu lama. 

Saya pernah mendengar teman saya yang psikolog klinis mengatakan bahwa, "Tersenyumlah, walau senyum itu senyum palsu." Beliau mengatakan bahwa otak kita tidak bisa mengingat hal yang buruk atau tidak menyenangkan ketika tersenyum. 

Teman saya satu lagi lulusan S2 psikologi memberi tips dengan 2-2-7.. Yaitu tarik bibir ke kanan dan ke kiri 2 cm, lalu tahan senyum selama tujuh detik. 

Kalau saya mah ga cukup 7 detik. Hahhaa. Butuh beberapa menit bagi saya untuk bisa netral lagi. 

Ada kejadian di pagi hari yang membuat saya bad mood dan hari itu juga sebenarnya jadwal saya on call. 

Nah, pas bad mood banget tiba-tiba ada pasien. Laah. Hati sudah tak karuan butuh siap-siap segera. Sambil mencoba 'nyengir' memaksa untuk tersenyum. Hihi. 

Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit saya coba terus tersenyum. 'Kan orang tidak ada yang melihat. Toh ketutupan masker. Hihi. 

Alhamdulillah sekitar 15 menit setelah menahan nyengir alias senyum perasaan saya membaik. Saya dapat kembali berinteraksi baik dengan perawat dan pasien. 

Mendengar cerita saya, suami juga mempraktekkannya. Ceritanya nih saat dia membeli popok anak. Tidak seperti biasanya, ada permasalahan di kasir dengan pembeli yang berujung antri sangat lama, sedangkan kasir cuma buka satu. 

Jadi suami mencoba senyum yang tertutup masker selama antri dan perjalanan pulang ke rumah. Alhamdulillah katanya berhasil. 

Mendengar suami juga berhasil mengendalikan emosinya saya sangat senang. Lalu, saya punya ide bagaimana kalau anak saya melakukannya juga ya? 

Soalnya anak saya yang pertama juga butuh dibimbing mengelola emosinya. 

Benar saja, keesokan pagi harinya Si Kakak sudah merengek kesal karena kesulitan dalam memakai inner jilbab dan memasukan rambutnya dengan rapi. 

Dia berteriak dan mengambek. Aha. Setelah saya bantu dia merapikan jilbabnya, karena dia sudah menyadari dirinya kesal dan penyebabnya. Saya ajak dia mencoba release. 

"Kakak mau coba kayak Mama dan Ayah? Kemarin Mama sama Ayah habis senyum jadi mendingan emosinya." Tanyaku. 

Ekspresi Meira antara mau dan enggak. Mungkin ia bingung karena tidak pernah seperti ini sebelumnya. 

"Mama temenin mau?" Tanyaku sambil langsung nyengir eh senyum. Hehhe. 

Meira mengangguk lalu menyengirkan bibirnya mengikutiku. 

"Ayo kita tahan." Ucapku sambil nyengir. Hihihi. Lucu memang. Sambil naik mobil kami tahan senyuman. Ayah yang nyetir pun mau ikut nemenin senyum. Yang paling manis si bayi Hiro juga ikutan senyum. 

Selang beberapa waktu kemudian tak kami sadari emosi Kakak sudah kembali ceria. Yeayyy. Alhamdulillah berhasil. Cara ini lebih efektif dan 'ringan' bagi anak maupun ibunya. Hahaha. Coba deh. 

Ah tapi gimana donk kalau memang udah mood jelek sejelek-jeleknya. Ga mau senyum ah. Ga mau ngomong dulu. 

Yaudah.. Kita sadari dan terima aja dulu. Hayuk kita coba lakukan apa yang bikin kita senang. 

Lihat tentang binatang peliharaan? Membaca atau menulis? 

Cuci muka? 

Sikat gigi? 

Atau meminta usapan di punggung? 

Nah.. Ketika sudah mendingan. Hayuk kita latihan senyum lagi…  percantik diri.. Kita kembali netral lagi…  

Bagaimana sobat, berniat mencoba? Semoga bermanfaat ya. 

Selamat tersenyum lebar. 

You May Also Like

0 comments