Menata hati dengan Menata Rumah

by - April 27, 2022


Hati kita mungkin bisa diibaratkan rumah yang kita tempati. Apakah rumah mencerminkan perilaku manusianya? 

Saya ingat ketika mood saya sedang jelek, perilaku sayan menjadi berantakan. Kalau mood baik, saya akan berperilaku rapi. 

Kalau melihat rumah yang rapi, timbul kepuasan setelah melakukan makeover ruangan. 

Menata balik tata letak furniture, menggeser rak buku, lemari, dan sebagai nya sungguh membuat suasana baru. 

Jika dikaitkan dengan fitrah, hal yang memang seharusnya ada dan dipenuhi. Kondisi suasana hati atau emosi dan keindahan rumah sama-sama merupakan fitrah estetika. 

Fitrah estetika ini jika dikaitkan dengan menata rumah, juga bisa dengan berkebun, memperbaiki perabot, mengubah warna cat dan fungsi ruangan. Dengan menata rumah yang indah, berarti kita juga memenuhi kebutuhan fitrah kita. 

Kita perlu mengatur cahaya yang masuk ke dalam ruangan sesuai dengan kenyamanan kita agar ruangan tidak terlalu gelap ataupun terlalu terang. 

Unsur alam dapat kita tambahkan, bisa taman kering atau halaman belakang rumah dengan tanaman hias, jika suka melihara hewan kita bisa juga memelihara hewan yang kita sukai. 

Institute kesehatan mental pusat universitas Heidelberg di Mainnheim Jerman menyatakan bahwa tata ruang yang baik berpengaruh untuk saraf manusia, yaitu memberi rangsangan positif dan menghindari stress. 

Cat kuning dikabarkan dapat membantu pelepasan hormon bahagia yaitu serotonin, sedangkan warna putih, hijau dan biru membuat perasaan lebih tenang dan membantu mengurangi efek bosan dan mendukung produktivitas karena merangsang otak untuk lebih aktif.

Yang saya rasakan ketika melakukan hal-hal di atas sangat berpengaruh positif terhadap suasana hati. 


Sampah berupa barang-barang yang sudah tidak terpakai dan perlu dibuang, sama dengan sampah yang ada di hati dan memori. 


Marie Kondo mengajak kita untuk membereskan perabotan rumah dengan memilih barang yang mendatangkan kebahagiaan.


Menurutnya keberhasilan menata rumah juga berarti si penghuni berhasil menata kehidupan mereka.


Kita bersihkan rumah, bersihkan hati. Kita tata rumah berarti kita menata hati kita lagi. Bukankah rumah adalah tempat yang seharusnya kita merasa nyaman berada di dalamnya? 


Begitu juga dengan hati kita, kita perlu nyaman dengan perasaan kita sendiri. Kita perlu nyaman dengan yang mempengaruhi perasaan kita, yaitu apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan dari panca indera kita. 


Yuk, kita tata hati mulai dari menata rumah. Semoga di bulan yang suci ini rumah dan hati kita kembali menjadi suci. Aaamiin. 


You May Also Like

0 comments