TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KEDUA
Hari-2:
Hari
ini ada kejadian menarik yang berkesaaaan dan cukup membuat saya berpikir gagal
melatih komunikasi produktif. Bukannya produktif, tetapi saya malah membuat
miskomunikasi dengan suami. Lagi-lagi bermula dari chat. Jadi hari ini
ceritanya Meira masih dititipkan ke sekolah karena saya masih mengikuti diklat
hari terakhir di RS. Terus, berhubung saya ada pekerjaan yang penting dan
mendesak saya stay fokus ke kerjaan. Waktu sudah melewati jam seharusnya jemput
Meira. Nah,, saya chat ayahnya bilang kalau saya belum ini itu lagi ngerjain
ini itu. Dibalasnya “apa jemput terus solat…..” saya membalas,”ya, makasih
sayang.” Lanjutlah saya mengerjakan tugas dengan tenang. Sampai menjelang
magrib, hati saya mulai gelisah. Mengapa ni Meira dan ayahnya belum sampai. Biasanya
ga pernah selama ini. Saya berdoa dalam hati semoga keadaan mereka baik-baik
saja. Terus saya raih HP, saya telpon suami untuk kepastiannya. Saya terka
pasti lagi di jalan nih. Tulisan connecting muncul di layar dan waktu panggilan
tertera di screen WA call. “Halo..” dengar suara si suami dari sana. Hati saya
makin gelisah,, suaranya kok tenang bangeetttttt sepiii tanpa suara jalanan. “Yah??
Dimana? “ saya semakin panik. “Di kantor. ” Tenang banget nih orang. “Meira
belum dijemput yah????” nada suara saya berubah. Saking paniknya hari sudah
maghrib, air mata saya keluar. Saya sangat cemas kondisi Meira di sekolah. Walaupun
InsyaAllah aman karena Meira pasti di rumah bu Kepala Sekolah yang tepat di
sebelah sekolah. “loh.. bukan mama yang jemput? “ lalu saya bilang kondisi saya
lagi tidak bisa jemput, jadi ayahnya bersedia jemput. Saya langsung liat hp
satunya. Rupanya tadi bu Kepsek sempat WA, langsung saya konfirmasi tadi ada
miskomunikasi dengan suami. Saya cek lagi chat dengan suami tadi. Astaghfirullah…
ternyata kalimat “apa jemput terus solat”, saya kira apa itu adalah abg. Saya kira
abang yang jempuuut! Astaghfirullah saya salah lihat. Apa karena mata saya lelah. Saya merasa sangaaat
bersalah. T_T
Setelah
solat maghrib saya mencoba menenangkan diri dan memaafkan diri dulu. Sampai
yang ditunggu telah tiba, langsunglah saya menghamburkan diri untuk memeluk dan
mencium anak dan suami. Sambil menatap mata suami, saya menjelaskan dimana tadi
miskomunikasinya dilanjutkan dengan meminta maaf. Suami tersenyum dan berkata
dengan tenang, “iya sayang, abang maafkan”. Duh cess..adem rasanya,
alhamdulillah..
Poin
komunikasi produktif yang berhasil dilatih: clear & clarify, kaidah
7-38-55, intensity of eye contact, I’m responsible for my communication result.
Alhamdulillah… walaupun diawali dengan kejadian yang tidak diinginkan, tapi di
akhir cerita kita bisa mengakiri dengan yang baik. J
Karena dua hari ini komunikasi langsung
dengan suami kurang, besok saya ingin melatih komunikasi produktif dengan berkomunikasi
langsung. Insya Allah besok ingin mencoba poin “choose the right time”.
0 comments