TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - KOMUNIKASI PRODUKTIF - HARI KEDUA

by - March 29, 2019



Hari-2:

            Hari ini ada kejadian menarik yang berkesaaaan dan cukup membuat saya berpikir gagal melatih komunikasi produktif. Bukannya produktif, tetapi saya malah membuat miskomunikasi dengan suami. Lagi-lagi bermula dari chat. Jadi hari ini ceritanya Meira masih dititipkan ke sekolah karena saya masih mengikuti diklat hari terakhir di RS. Terus, berhubung saya ada pekerjaan yang penting dan mendesak saya stay fokus ke kerjaan. Waktu sudah melewati jam seharusnya jemput Meira. Nah,, saya chat ayahnya bilang kalau saya belum ini itu lagi ngerjain ini itu. Dibalasnya “apa jemput terus solat…..” saya membalas,”ya, makasih sayang.” Lanjutlah saya mengerjakan tugas dengan tenang. Sampai menjelang magrib, hati saya mulai gelisah. Mengapa ni Meira dan ayahnya belum sampai. Biasanya ga pernah selama ini. Saya berdoa dalam hati semoga keadaan mereka baik-baik saja. Terus saya raih HP, saya telpon suami untuk kepastiannya. Saya terka pasti lagi di jalan nih. Tulisan connecting muncul di layar dan waktu panggilan tertera di screen WA call. “Halo..” dengar suara si suami dari sana. Hati saya makin gelisah,, suaranya kok tenang bangeetttttt sepiii tanpa suara jalanan. “Yah?? Dimana? “ saya semakin panik. “Di kantor. ” Tenang banget nih orang. “Meira belum dijemput yah????” nada suara saya berubah. Saking paniknya hari sudah maghrib, air mata saya keluar. Saya sangat cemas kondisi Meira di sekolah. Walaupun InsyaAllah aman karena Meira pasti di rumah bu Kepala Sekolah yang tepat di sebelah sekolah. “loh.. bukan mama yang jemput? “ lalu saya bilang kondisi saya lagi tidak bisa jemput, jadi ayahnya bersedia jemput. Saya langsung liat hp satunya. Rupanya tadi bu Kepsek sempat WA, langsung saya konfirmasi tadi ada miskomunikasi dengan suami. Saya cek lagi chat dengan suami tadi. Astaghfirullah… ternyata kalimat “apa jemput terus solat”, saya kira apa itu adalah abg. Saya kira abang yang jempuuut! Astaghfirullah saya salah lihat.  Apa karena mata saya lelah. Saya merasa sangaaat bersalah. T_T

            Setelah solat maghrib saya mencoba menenangkan diri dan memaafkan diri dulu. Sampai yang ditunggu telah tiba, langsunglah saya menghamburkan diri untuk memeluk dan mencium anak dan suami. Sambil menatap mata suami, saya menjelaskan dimana tadi miskomunikasinya dilanjutkan dengan meminta maaf. Suami tersenyum dan berkata dengan tenang, “iya sayang, abang maafkan”. Duh cess..adem rasanya, alhamdulillah..

            Poin komunikasi produktif yang berhasil dilatih: clear & clarify, kaidah 7-38-55, intensity of eye contact, I’m responsible for my communication result. Alhamdulillah… walaupun diawali dengan kejadian yang tidak diinginkan, tapi di akhir cerita kita bisa mengakiri dengan yang baik. J

Karena dua hari ini komunikasi langsung dengan suami kurang, besok saya ingin melatih komunikasi produktif dengan berkomunikasi langsung. Insya Allah besok ingin mencoba poin “choose the right time”.

You May Also Like

0 comments