Self Love

by - February 16, 2022


Mungkin selama tiga puluh tahun aku hidup di dunia ini aku belum mencintai diriku apa adanya. Luka pernikahan orang tua yang kusaksikan sebelum menikah, kini terulang dalam pernikahanku. Mampukah aku mencintai diri ini apa adanya? 

Menurut dosen Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII), Hazhira Qudsyi S.Psi., M.A., self love adalah cinta dan kasih sayang tanpa syarat yang diarahkan pada diri sendiri, apapun bentuk dan situasinya. 

Aah.. Benar. Mencintai diri apa adanya itu adalah mencintai tanpa syarat. Tidak harus menjadi sosok istri maupun ibu yang benar-benar ideal seperti yang kuinginkan. Tidak mengapa jika seorang dokter gigi juga menjadi ibu rumah tangga.

Tidak mengapa juga belum sekolah spesialis dan belum mencapai kemampuan finansial yang diinginkan. Tidak mengapa jika saat ini belum bisa membahagiakan dan membanggakan orang tua. Tidak mengapa jika saat ini masih berada di bawah roda kehidupan. 

Apa aku terlalu banyak syarat untuk diri ini? Kejam sekali diri ini. Jika untuk diri sendiri saja aku banyak syarat, apalagi untuk orang lain. Bagaimana bisa aku mencintai suami dan anak tanpa syarat jika ke diri sendiri saja penuh syarat? 

Aku merenung lagi, apakah aku benar-benar sudah mencintai diriku? 

Mencintai diri sendiri artinya menerima diri sendiri sebagai mana adanya, memiliki harga diri, citra diri yang positif dan penerimaan diri, hal ini menjadi kunci hubungan yang sehat dan bahagia. 

Astaghfirullahaladzim. Semoga tulisan ini menjadi bentuk taubat dan penggugur dosaku selama ini. Semoga yang akan aku curahkan ini akan menjadi pengingatku dan membuka pintu keharmonisan rumah tangga dari jalan mencintai diri sendiri. 

Menurutku, bentuk kasih sayang terhadap diri atau bahasa kerennya self compassion yang paling penting adalah pada pola pikir, sudut pandang terhadap diri dan pemaknaan positif terhadap situasi. 

Mengapa pola pikir? Karena dari pola pikir ini akan mempengaruhi perasaan bahagia, kondisi fisik dan perilaku kita sehari-hari. 

Apakah ini mudah dijalankan? Oh tidak. Apalagi bagi seorang empati yang menyerap segala rasa di lingkungannya sehingga berisiko berpengaruh terhadap mental dan pola pikirnya. Jadi ini sangat perlu dilatih. 

Saat ini aku perlu berlatih terhadap pola pikirku dan aku perlu menulis untuk menstimulasinya. Oleh karena itu, aku ikut KLIP sebagai bentuk kasih sayangku terhadap diriku.

Menyediakan waktu untuk menulis, sama artinya menyediakan waktu untuk mengasihi dan merawat diri.

“Mencintai diri sendiri bukanlah suatu kesombongan dan keegoisan, namun hal itu terjadi secara alamiah atau dalam Islam disebut kodrat.” Pernyataan Bu Hazira ini sesuai dengan konsep fitrah individualitas, bahwa sudah ter-install konsep cinta dalam diri kita dan kebutuhan untuk memenuhinya. 

Ada orang di luar sana yang pro kontra dengan me time. Menurut mereka me time hanya membuang waktu yang tidak bermanfaat. 

Bermanfaat atau tidak tergantung aktivitas yang kita pilih kan? Bagiku yang penting bagaimana bisa menyeimbangkan dan memenuhi hak waktu untuk ibadah, diri, anak dan suami. 

Aku memilih me time ku untuk belajar, menulis, rileksasi, olahraga, on call praktek sebagai dokter gigi dan shopping kebutuhan. Inilah cara me time default-ku. 

Tapi ada juga aku menonton youtube bebas hanya sekadar hiburan di saat-saat tertentu. Di saat aku sedang tidak ingin berpikir apa-apa. Hihi. Tawa canda merupakah fitrah yang perlu dipenuhi juga itu dalam situasiku saat ini. 

Cuma aku perlu menyadari. Apakah ini sudah cukup? Butuh berapa lama? Apakah rasa penasaranmu sudah terpuaskan? Biasanya setelah itu selesai. Perlu pasang alarm juga kali ya supaya cut-off

Apakah ini bentuk apresiasi diri? Ya tergantung kita tujuannya apa. Kalau kita berniat nonton suatu film untuk apresiasi diri atas berhasil melakukan sesuatu ya itu memang apresiasi. 

Apresiasi favorit harianku adalah mandi air hangat dengan sabun aromatherapy, memakai wewangian. Apresiasi terbaik untuk tubuhku sebelum istirahat. 

Jika bocah 17 bulan dan 6 tahun sudah tidur atau aman bersama ayahnya. Aku  sangat senang merilekskan sekitar mata dengan eye roll on, meneteskan serum ke wajahku. Namun, aktivitas ini jarang terlaksana karena si bayi udah merengek minta nenen. Memang balada emak punya bayi nih. Teerimaa… 

Aku juga suka mengapresiasi diriku dengan makanan! 

Akhir-akhir ini ada durian Sibolga di jual di Jogja. Rasanya seperti oase di tengah gurun. Alhamdulillah.. Bahagianya kangen kota Medan tersampaikan. 

Makanan coklat, es krim, snack memang enak ya.. Namun kelihatannya tubuh kita kurang senang dengan makanan manis tersebut. 

Biasanya aku sarapan pagi dengan buah. Namun, ketika ada kejadian tak terduga menyebabkan aku makan berat selama seminggu dan tentu saja beli es krim, cokelat yang menaikkan emosi positif seketika. 

Namun setelahnya kurang enak di badan, selain lingkar perut bertambah ya. Hihi. Ketika saya kembali sarapan dengan buah, ada sensasi senang pada tubuh saya. Mungkin seperti tanaman yang baru disiram. Ah segarnyaa.. 

Kita perlu berterima kasih kepada tubuh kita dan menyenangkannya karena telah mendukung kita melakukan aktivitas kita seharian. Ketika kurasa aku butuh psikolog untuk menata mentalku, aku pun tak ragu minta pertolongan. 

Seperti Bu Hazira bilang, "Dengan adanya konsep mencintai diri sendiri kita tidak akan mengambil keputusan yang akan merusak apa yang telah Allah berikan pada kita. Hal ini bisa terjadi karena kita akan menghargai dan menjaga kesehatan fisik dan mental diri sendiri. Mencintai diri sendiri juga merupakan bentuk cinta kepada Allah Swt."

Menurut pandangan Islam sudah dijelaskan tentang konsep mencintai diri sendiri, sebagaimana sabda Rasulullah Saw. “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.” Hadist tersebut sangat relevan dengan konsep self love.

Self love yang benar didasarkan pada cinta kita kepada Allah dan Rasulnya, karena itulah cinta tertinggi dan sebenar-benarnya cinta. 

MaasyaAllah. Alhamdulillah dengan menulis topik self love aku bisa belajar untuk mencintai diriku dengan lebih baik. Semoga para bunda di luar sana juga bisa diberi kemudahan dalam menerima dan mencintai dirinya apa adanya juga. Aaamin 



You May Also Like

1 comments

  1. Self love membuat kita tak akan mengambil keputusan yang merusak karunia Allah yg ada sudah diberikan pada kita ya, noted. Salam kenal, drg. Ayyum. Btw di Medan di mananya. Jadi ingat zaman saya kul dulu deh, orang Medan tinggal di Jogja ^^

    ReplyDelete