GAME LEVEL 8-CERDAS FINANSIAL- DAY 1

by - November 22, 2019

Day 1: Menabung untuk Kue Atok

Hari Minggu nanti kami akan mengunjungi keluarga di Medan. Mama mau melanjutkan memilih apa yang perlu dibawa karena besok mama masih ada seminar seharian dari pagi sampai sore sehingga harus menyelesaikan packing hari ini. Di dalam koper, separuhnya terisi barang Meira yang bermacam-macam. Ada beberapa buku, boneka, botol minum yang sudah terisi penuh, bando, dan dompetnya. Mama memebri pengertian kepada Meira bahwa kita akan membawa barang yang kita butuhkan saja. Pakaian ayah pun belum masuk. Kali ini karena bagasi pesawat bayar, kami ingin berat koper lebih ringan sehingga lebih selektif apa yang mau dibawa. “Kakak pilih saja yang mau kakak bawa lalu masukkan ke dalam tas kakak.”ajak mama.


Meira memasukkan  pakaian tidur, botol minum dan dompet. Aha. Liat dompet, mama punya ide.

“Kak… kita kan dari Jogja nih… kita ke medan mau kasi oleh-oleh apa? Buat tokma dan buat atok?” Tanya mama. “Tokma dikasi baju princess, atok dikasi kue ulang tahuuun.” Katanya ceria. Ternyata jawabannya masih sama dengan beberapa hari lalu ketika mama tanyakan. “hmm.. baju princess batik ya.. mama udah belikan. “ Meira mengangguk. “ Trus, kue ulang tahun buat atok nanti kita belikan di medan aja? Biar ga susah bawanya. “Meira mengangguk lagi. “Ini pake uang kak Meira aja nih di dompet.” Tunjukknya. Wihh.. pede sekali dia merasa bisa membeli dengan uangnya sendiri. “nanti beli yang ad coklatnya, yang ada buahnya, terus ditulisin.” imajinasinya.

 Lalu mama mengajak Meira menghitung berapa jumlah uangnya. Kami menghitung dua lembar uang kertas lima ribuan dan selebar dua ribuan. Lalu menghitung jumlah uang-uang koin. Uangnya dua puluh satu ribu seratus. “Kak… kayaknya uangnya ga cukup. Kita kemarin beli yang kecil aja enam puluh ribu. Uang kakak masih kurang. Terus kita harus apa kak?” tanya mama. “Menabung.”kata Meira pelan. “Kita perlu usaha apa supaya dapat menabung?” “usaha yang ada bebek-bebeknya, kolam anak sama tempat main-mainnya.” Jawabnya masih dalam suara pelan. Perlu seperskian detik mama menangkap maksud omongan Meira sampai mama menyadari, Allahu Akbar! Ternyata Meira mau punya usaha seperti restoran M****h N***o  yang di dalamnya lengkap fasilitas seperti kolam bebek, kolam renang dan outbond. Ga mama sangka ternyata Meira masih ingat diskusi kami ketika di tempat itu, saat itu mama mengenalkan tentang profesi pengusaha. Mama memberi imagi positif tentang baiknya pengusaha yang dapat membuat membuat orang senang lewat usahanya.



“kak..  kan kita belum punya restoran gitu, sekarang kira-kira di rumah ini apa yaa yang bisa kita usahakan?” tanya mama. “ga tau.” Kata Meira. “Bagaimana kalo Kak Meira bantu packing, siapa tahu nanti dapat rezeki dari Allah untuk nambahin buat beli kue ulang tahun..”ajak mama dengan nada yang membuat penasaran. “ Yeay.. “Meira teriak tanda setuju. Mama ga nyangka juga dia menerima tawaran mama. Meira membantu membawakan pakaian yang  telah disetrika ke kamar tanpa di suruh, membantu memilih dan celananya yang mau dibawa, serta menggulung dan memasukkan pakaian yang tidak jadi dibawa. Packingan pakaian pun selesai, tinggal peralatan mandi yang belum. Alhamdulillah selesai juga packing dalam waktu kurang  lebih satu setengah  jam, durasi yang lama buat anak turut membantu.

 Meira melihat adek Vanya di luar, ia ingin segera bermain. Mama bilang, “tunggu dulu. Tadi kakak kan udah berusaha, sekarang Allah kasi kakak rezeki lewat mama. “mama menuju kamar mencari dompet. Tak mau kalah Meira pun dengan sigap mengambil dompet di dalam tasnya. “taraaa..”mama melayangkan uang sebersar lima ribu rupiah. Meira tampak kegirangan dapat uang tersebut. “Uang ini salah satu rezeki yang Allah kasi, rezeki lain kak Meira punya teman dek Vania, punya kucing yang  bisa diajak main. Jadi bila apa?” tanya mama. “makasih Allah…” jawabnya. “terus?” lanjut mama. “makasih mama.” Katanya. “iya sama-sama. Alhamdulilllah….”kemudian ia minta izin pergi ke rumah dek Vania. Alhamdulillah misi hari pertama lancar dalam mengajari Meira perlunya berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Semoga nantinya Meira mampu menjadi anak yang gigih dalam berikhtiar mencapai impiannya. Aamiin..



               Sorenya, mama membeli lupis dari tetangga. Momen yang tepat juga untuk mengajari Meira salah satu cara mendapatkan rezeki. Seperti biasa mama memberikan uang ke Meira, lalu dialah yang membayarkan ke penjual. Biasanya Meira langsung memberikan uang ke mama, tapi tadi dia langsung bilang, “Ini uang buat Kak Meira yaaaa..” oeee…. Baru sehari kok udah mata duitan ni anak. Hahaha. Mama pun berbincang-bincang lagi dengan tante Eko ternyata anaknya tante bikin permen sendiri dan dijual di sekolah.

“Tuh kak… tante Eko dapat uang lho dari hasil jualannya.. tante Eko bikin lupis sendiri.. Anaknya tante ternyata juga jualan. Kakak mau bikin apa? Kalau mau belajar itu sama tante.” Meira jawab kalau dia mau jualan sosis. Hmm.. masih tetep sama kemauan ni anak. Udah sebulan kami ke terakhir ke sunmor, jualan sosis tetap menjadi pilihannya. Padahal sosis sudah mama beli, tetapi ketika diajak mencoba jualan Meira malah nyuruh mamanya. -__-


Yah namanya juga anak bijak, tugas mamanya yang memantaskan diri untuk memfasilitasi anak. Sekian tulisan hari ini. Semoga tulisan ini bisa menjadi bacaan yang menyenangkan ketika Meira besar sudah cerdas finanasial nanti, ketika mama ingin mengenang memutar balik momen berharga bersama Meira..  aaimiin. Wassalamu’alaikum wr wb.

You May Also Like

0 comments