TANTANGAN 10 HARI (T10H ) BUNDA SAYANG - MELATIH KECERDASAN – DAY 15

by - July 02, 2019


Day 15 Family Project: Meira bersosialisasi dengan anak panti asuhan    

Senin menjadi hari yang ditunggu-tungu Meira. Mengapa? Karena hari Jumat yang lalu Meira tidak sempat bermain bersama anak-anak panti yang sudah tidur siang. Meira ingin segera berbagi es krim dan jelly yang sudah dibeli. Menjelang siang, mama mengajak Meira segera berangkat karena tidak ingin kelewatan am berkunjung lagi. Padahal mama sudah mengajak Meira siap-siap lebih cepat. Tapi ya namanya juga Meira selaluuuuu  muter-muter dulu ntah ngapain sehingga waktu molor. Btw, Meira menyiapkan barang-barang yang mau disumbangkan sendiri lho.. dia mengumpulkan beberapa kantongan tas gede yg terdiri baju, mainan, dan kantongan plastik berisi sikat gigi yang sudah dikumpulkannya. Sebelumnya semua isi kantong dikeluarinnya. Trus mama suruh beresin sendiri deh.. eh beneran. Tidak lupa dia semangat mengingatkan mama es krim yang mau diberinya. Hampir lupa, alhamdulillah mama teringat kotak sepatu yang mau disumbangin. Sepatu dicuci dulu, karena dijemur di belakang tidak kelihatan. Semua barang siap, kami siap berangkat..

Di mobil Meira sudah kelihatan sangat mengantuk, mama sempat bertanya jadi ga ke panti, dengan terkantuk-kantuk dia bilang jadi. “kan kakak ngantuk..”kata mama. “kan mama nanti bisa bangunin kakak..” Meira menjawab sambil menahan kantuk. Yaudah,, bismillah kami menuju panti asuhan Yayasan Sayap Ibu.  Sampai di panti, mama mengangkat Meira yang tertidur. Lumayan ga butuh waktu lama untuknya sadar. Karena suasana panti yang lebih ceria. Terdengar dan terlihat beberapa anak main. Setelah mengisi buku tamu dan menumpuk barang-barang yang disedekahkan, kami langsung menuju tempat anak-anak tadi. Ternyata mereka masih makan siang. Meira yang membawa kantongan es krim langsung diserbu.. anak-anak panti sangat senang.. “eitss.. nanti ya habis makan. Kita makan bersama-sama..” kata mama.  Jadi kami menunggu sambil melihat beberapa anak yang lebihi kecil bermain. Ada yang seumuran Meira kakinya dipakaikan alat bantu, sepertinya terkena polio. Meira terlihat iba melihat anak itu. “Kak, itu pake alat bantu supaya bisa jalan.” Mama menjelaskan.

Sementara menunggu anak-anak makan, kami dipersilahkan memasuki ruang bayi. Di sana ada ruang isolasi bayi khusus yang newborn.. ruangan diberi jendela kaca agar bisa melihat para bayi yang mungil-mungil. Sungguh kasihan  masih sekecil itu sudah tidak memiliki ayah ibunya. Meira mama gendong supaya bisa kelihatan. Ia mengamati bayi-bayi itu. “tuh kak.. dulu kak Meira waktu masih bayi juga gitu bobok terus..” “mainannya itu kayak punya kak Meira..”tunjuk mama. Meira senyum melihatnya. Ia tertarik melihat mainan-mainan gantung yang ada di tempat tidur bayi. “Kak Meira bersyukur yaa masih punya ayah sama mama.. mereka ga punya.”kata mama kepada Meira yang masih di gendongan. Di ruangan itu juga ada dua bayi cantik umur 5 bulanan yang sedang ditemani pengasuh, Meira mendekat tapi belum berani akrab. Mungkin karena lingkungan dan orang baru.




Ternyata anak-anak yang lebih besar sudah selesai makan. Ada yang sudah SD, ada yang TK, cukup aktif. Mereka memanggil kami  karena sudah tidak sabar ingin makan es krim dan melihat apa yang kami bawa. Mama mengeluarkan mainan, es krim dan jelly, sedangkan pakaian dan sepatu mama tinggal di kantor panti. Wuiih.. mereka antusias. Ada yang langsung main, ada yang mau makan es krim.  Biar merata, ibu pengasuh membagi-bagi ke gelas masing-masing. Mereka pun sangat menikmatinya, termasuk Meira. Mama mengajak Meira membagi-bagi jelly tersebut kepada setiap anak yang di dalam maupun di luar ruangan. Meira ingin pipis, jadi gelas es krimnya pun ditinggal. Ketika kembali, kakak-kakak sudah pada selesai, gelas-gelas sudah dibereskan termasuk punya Meira. Seketika dia nangis kencang mencari es krimnya. Mama berusaha menenangkan, tetapi dia tetap nangis. Kata Ibu pengasuh tadi ada lalat masuk, jadinya diambil. “udah kotor sayang, nanti kita beli yang baru.” Hibur mama. Mama segera mengeluarkan sikat gigi dari kantong plastik dan meminta Meira membagi-bagikannya. Meira pun berhenti nangis. Hihih. Mama pesan ke kakak-kakak untuk rajin menyikat gigi, karena kalau banyak makan manis-manis gigi bisa rusak.. Kakak-kakak udah pada dapat, ternyata masih ada adik-adik di dalam ruangan. Kami masuk ke dalam, kemudian Meira membagikan ke adik-adik sekaligus pamitan pulang.








                Dalam perjalanan pulang, mama menjelaskan bahwa Allah Maha Melihat. Allah melihat kak Meira berbuat baik, Allah akan membalas kebaikan kak Meira sampe 700 kali lipat, seperti yang disampaikan pak Ustadz di youtube yang mama putar. Meira berbinar dengarnya. “kalau kak Meira kasi es krim, nanti Allah balas es krim yang jauh lebih enak.”kata mama. Meira kesenangan berteriak-teriak di kursi belakang.”Kakak senang sedekah?” tanya mama. “iya..”katanya. Kami singgah di swalayan untuk membeli es krim sekaligus apa yang dibutuhkan. Di situ kak Meira awalnya minta topi princess, mama iyakan. Eh tapi dia melihat ada kakak-kakak mau beli set sayap peri. Meira pun minta juga. Mama memberi pilihan, mau topi atau sayap peri? Agak ragu awalnya dia bahkan minta dua-duanya. “kalau begitu es krimnya ga jadi?” tanya mama lagi. “jadi..” “trus topi atau sayap?” tanya mama lagi meyakinkannya. “sayap…” katanya. “yaudah, topinya dibalikkan lagi ya.” Meira pun mengembalikan topi, kemudian tentu saja mengambil es krim yang dia suka. Sampai rumah dia segera pakai set sayap peri. Meira sangat senang. Mama berpesan kalau peri baik hati, mulai sekarang kakak baik hati dan suka menolong yaa…. Alhamdulillah bisa menanamkan rasa peduli kepada sesama dengan menyenangkan. Semoga Meira menjadi pribadi yang berakhlak mulia yang peduli kepada sesama. Aamiin..

Kecerdasan yang dilatih:
  •          Kecerdasan spiritual
  •          Kecerdasan emosional
  •          Kecerdasan intelektual
  •          Kecerdasan menghadapi tantangan





You May Also Like

0 comments